Itulah faktanya yang didasarkan pada penelitian WHO sebagai badan kesehatan dunia. Penelitian ini mengacu pada beberapa laporan kesehatan yang mana telah menunjukkan bahwa rokok merupakan penyebab utama kematian di negara maju, karena menyebabkan penyakit kanker dan jantung. Satu dari dua perokok yang mulai merokok sejak usia muda meninggal dunia antara usia 35 tahun sampai dengan 69 tahun, kata Alan Lopez dari WHO. Tingkat kematian menyeluruh bagi para perokok tiga kali lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok pada kelompok usia tersebut, katanya.
Di negara maju, rokok membunuh hampir 500.000 orang pada tahun 1955, sementara jumlah tersebut meningkat sampai dua juta perokok, termasuk 500.000 wanita tahun 1995. Bank dunia memperkirakan biaya perawatan kesehatan bagi penyakit yang ada kaitannya dengan merokok adalah sebesar 200 miliar dolar pertahun.
Diantara perokok, konsumsi rata-rata setiap harinya adalah 15 batang. WHO memperkirakan di seluruh dunia ada 1,1 miliar perokok, dengan 800 juta diantaranya mereka hidup di negara berkembang, termasuk 300 juta orang di China. Sekitar 47 persen dari perokok itu adalah pria dan 12 persen adalah wanita. Dari data itu, 42 persen pria perokok dan 24 persen wanita perokok berada di negara maju, dan 48 persen pria perokok dan 7 persen wanita perokok berada di negara berkembang.
Di negara kaya dan maju, rokok akan membunuh hampir 62 juta orang, kira-kira sama dengan penduduk Perancis dan Inggris pada akhir abad ini, kata laporan WHO. "Para perokok sangat penting memahami resiko tersebut," kata Lopez. Lopez menulis laporan tersebut dengan rekannya, Neil Collishaw.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa sekarang ini sekitar 3 juta orang meninggal dunia di seluruh dunia tiap tahunnya akibat merokok yang berarti satu orang meninggal tiap 10 detik. Tetapi dalam 25 tahun mendatang, jumlah ini akan meningkat pesat sampai 10 juta kematian setiap tahunnya, sementara pengaruh terhadap perokok yang lebih sedikit di negara maju ditenggelamkan oleh peningkatan sejumlah besar perokok di negara berkembang.
Percaya atau tidak ? Namun inilah berdasarkan penelitian para pakar di Indonesia. Para pakar menyesalkan budaya masyarakat yang sudah menganggap rokok sebagai hal yang biasa, bahkan menjadi suatu identitas. Misalnya antar teman apabila berkumpul dianggap kurang/tidak akrab apabila tidak sama-sama merokok, bahkan yang disesalkan adalah sponsor penyelenggaraan olahraga adalah dari industri rokok, padahal rokok sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan olahraga.
Sumber :
Majalah Al-Ishlah edisi-05, thn II / VII-VIII/97 (disalin sesuai artikel aslinya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar