Tampilkan postingan dengan label KEBIDANAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KEBIDANAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2013

Asuhan Kebidanan Patologi


ASUHAN KEBIDANAN INC PATOLOGI 

KOMPREHENSIF PADA NY “ R ” G2P10001
USIA KEHAMILAN 26 MINGGU
T/H/INYTRA UTERINE,LETKEP
DENGAN PARTUS PREMATURUS


LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu ( Barbara R straight,2002)
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi dibawah umur kehamilan 37 minggu dengan perkiraan berat janin kurang dari 2.500 gr. Resiko persalinan preterm adalah tingginya angka kematian (Manuaba,ida bagus gede,2002).

2.2 Etiologi Dan Faktor Resiko
Etiologi persalinan sering kali tidak diketahui. Ada beberapa kondisi medik yang mendorong untuk dilakukannya tindakan sehingga terjadi persalinan prematur. Kondisi yang menimbulkan partus prematur :
1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cendrung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan prematur meningkat.
2. Perkembangan janin terhambat
Merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong unutk terminasi kehamilan lebih dini.
3. Solusio plasenta
Terlepasnya plaseta akan meransang untuk terjadinya persalinan prematur meskipun ebgaian besar terjadi matur. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang menjadi lebih besar.
4. Plasenta previa
Sering kali berhubungan dengan persalinan prematur akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Biola terjadi perdarhan bnayak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
5. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan ANH D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih sein terjadi.
6. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini denga pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.
Kondisi yang menimbulkan kontraksi :
Ada beberapa kondisi yang merangasang terjadinya kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin yakni :
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang terjadi tetapi dapat dipertimbangkan hubungan terjadinya partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina, dan serviks dan lain-lain. infeksi asenden merupkan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan kemungkinan ketuban pecah.
c. Serviks inkompeten
Hal ini mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm. Riwayat tindakan serviks dapat dihubingkan dengan terjaduinya inkompeten.
d. Kehamilan ganda
Sebnayk 10% pasien dengan partus pretrm ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai mata gestasi yang lebih pendek.

2.3 Manifestasi Klinis
1. Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 3-5 menit sekali selama 45 detik dalam waktu minimal 2 jam.
2. Pada fas aktif, intensitas dan frekuesi kontraksi meningat saat pasien melakukan aktivitas
3. Usia kehamilan antara 20-37 minggu
4. Taksiran berat janin sesuai usia kehamilan anatar 20-37 minggu
5. Presentasi janin abnormal lebih sering ditemukan pada persalinan pretrm.
Bila persalina kemudian menjadi nyata, maka pengobatan dapat dimulai bila tidak funsi uterus dievalusi lebih lanjut dengan mengguankan toporafi eksternal untuk merekam terjadinya kontraksi, pembukaan serviks yang progresif, merupakan tanda persalinan
2.4 Penyulit Bayi Pretrm
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah maju dengan pesat sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi pretrm. Penyulit perawatan bayi pretrm disebabkan :
a. Perkembangan alat vital belum sempurna sehingga mudah terjadi gangguan hati, mudah terjadi kterus dan gangguan fungsi lainnya.
b. Mudah terjadi infeksi karena daya tahan tubuh rendah
c. Perkembangan mental dan intelektual berjalan lambat sehingga sulit mengikuti ilmu pengethuna dan teknologi dan dapat menjadi beban keluarga dan masyarakat.

2.5 Pencegahan
Yang dimaksud disisni dengan pencegahan ialah mencegah kelahiran prematur bukan karena kondisi medik (perdarahan, hipertensi), jadi bila ad psien dengan indikasi (riwayat preterm) atau gemelii dapat dimasukka kedalam program ini. Beberapa peneliti telah mencoba membuat program bagi pasien dengan indikasi partus pretrm dan mencoba menghentikan proses dngan terapi tokolisis, hasilnya cukup menarik dengan menurunkan kejadian pretm sampai separuhnya.
Pasien diberitahu mengenai gejala kontraksi, baik secara palpasi maupun alat perekam selama 2 jam dalam sehari. Dari penelitian yang dilakukan ternyata kontraksi menjadi lebih sering yaitu 2x/10 mnit dalam 48 jam menjelang partus. Pasien dapat diinstruksikan bahwa bila meraskan kontraksi 4 kai atau lebih petjam diminta untuk menghubungi klinik. Pasien dianjurkan untuk datang ke klinim dan dinilai keadaan serviks yang bila ternyat  matang maka dapat dilaukan pengobtan tokolisis. Sebelum memberikan terapi tokolisis, sebaiknya dilakukan pengawasan adamya HIS, dalam keadaan pasien berbaring miring dan memberikannya minum. Bila kontraksi hilang maka tidak perlu melanjutkan terapi tokolisis.
Perlu diperiksa adanya kontra indiksi pemberian obat-obat beta metalis, jangan diberikan pada pasien denga penyakit jantung, edema paru, pengobatan tokolisis dimulai dengan infus dan kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral secara berobat orla bila ternyata partus dapat ditunda. Obat anti prostaglandin (misalnya Indomethaan) harus diapkai denan sangata selektif mengingat komplikasi yang ditimbulkan terhadapa janin seperti Sindrom gawat nafas dan kelainan ginjal. Kelahiran pretrm merupakan masalah masional yang multikompleks dan perlu pemecahan yang konseptual. Secara mikro ada program yang kompreghensif disetiap klinik untuk mecegah kelahiran pretrm. Ibu sebaiknya dirujuk kepada klinik yang mampu menangani resisitasi, stabilisasi dan perawtan bayi preterm. Kebijakan penanganan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi setempat yang memberikan evalus=asi terus-menerus guna mengurangi mortalitas dan morbiditas bayi pretrm.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
a pemeriksaan darah lengkap dan hitung janin
b urinalisis
c ultrasonografi untuk menilai berat janin, posisi jani dan letak plesenta
d amniosintesis untuk melihat kematngan beberapa organ janin, seperti rasio lasitin, spingo myelin, surfaktan dan ;lain-lain.
2.7 Penatalaksanaan
Setiap persalinan  pretm harus dirujuk ke RS, carai apakah faktor penyulit ada dan nilai apakah termasuk resiko tinggi atau rendah.
1. Sbelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak
2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat tokolisis seperti Fenoterol 5 Mg peroral dosis tungga sebgai pilihan utama atau Ritodrin 5 Mg per oral dosis tungga sebagai pilihan kedua, atau ibu profen 400 Mg per oral dosis tunggal sebagai pilihan ketiga.
3. Bila pasien menolak dirujik, pasien harus istirahat baring dan bnyak minum, tidak diperbolehkan bersenggama. Pasien diberikan tokolitik sperti Fenoterol 5 Mg peroral setiap 6 jam atau Ritodrin 10 Mg peroral setiap 4 jam atau Ibu profen 400 mg peroral tiap 8 jam sampai 2 hari bebas kontraksi.
4. Persalinan tdak boleh dihinadri bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum, yang bnayak) dan kontra indikasi selative (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
Dirumah sakit dilakukan :
1. Obsevasi pasien selama 30-60 menit. Penatalaksanaannya tergantung kontraksi uetrsu serta dilatasi  dan pembukaan serviks.
a. Hidrasi dan sedasi, yaitu hidrasi dnegan NaCl 0,9%, dektrose 5% atau RL, dektrose 5% sebnyak 1:1 dan sedasi dengan morfin sulfat 6-12 Mg IM s4lama 1 jam sambil mengobservasi ibu dan janin
b. Pasien kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
Kelompok I : pembukaan serviks terus berlangsung maka diberikan tokolisis
Kelompok II : tidaka ada perubahan pembukaan dan kontraksi uterus masih terjadi maka diberikan tokolisis
Kelompok III : tidak ada perubahan pembukaan, kontraksi uterus berkurang maka pasien hanya diobsevasi
2. Berikan tokolisis bila janin salam kedaaan baik. Kehamilan 20-37 minggu, pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan selaput ketuban masih adaa.  Jenis tokolisis adalah Beta mimetik adrenergik, magnesium sulfat 4 gr (200 ml MgSO4 10% dalam 800 ml dekstrose 5% dengan tetsan 100 ml/jam) ati alkohol dan glukokortikoid (contoh : Dexamethason 12 Mg/hari selama 3 hari). Lakukan persalinan pervaginam bila janin presentasi kepala atau  lakukan episiotomi lebar dan ada perlindungan forceps terutama pada kehamilan 35 minggu. Lakukan persalinan SC bila janin letak sunsang, gawata janin dengan syarat partus pervaginam tidak terpenuhi, infeksi Intrapartum dengan syarat partus pervaginam tidak terpenuhi, janin letak lintang, plasenta previa dan TBJ 1500 gr.

Download Lengkap
Disini




Kamis, 09 Mei 2013

Asuhan Kebidanan Komunitas

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KOMPREHENSIF PADA KELUARGA TN “J” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA AN”M” DENGAN DIARE


LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian 
Diare adalah buang air besar (Defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendrawanto, 2007).
Diare merupakan suatu keadaan terjadinya imflamasi mukosa lambung atau usus (C.L Betz & L.A Suwden, 2009). Menurut WHO 2008, diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsis tensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2006).

2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi
Infeksi enterel
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersinia, aeromanas, dsb). Infeksi virus (endovirus, adenovirus, rotavirus, astovirus, dll). Infeksi parasit (E.hystolytica, G.lambia, T.hominis) dan jamur (C.albicans).
Infeksi parenteral
Merupakan infeksi diluar sitem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti OMA, tonsilitis, bronkopneumonia, ensofalitis, dan sebagainya.
2. Faktor malabrorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yakni disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sikrosa), monosakarida (intoleransi alukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan besi, beracun, dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

2.3 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila paristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

2.4 Manifestasi klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, trematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimia berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan mersana haus, berat badan berkurang, mata cekuns, lidah kering, tulang pipi tampak menonjo, turgor kulit  menurun serta suara menjadi serak, keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang, mengakibatkan penurunan PH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat lebih dalam (pernapasan kusmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat terjadi berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>120x/mnit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien mulai gelsah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis karena kekurangan kalium. Pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung, penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul diguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

2.5 Penatalaksanaan
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
2. Tata kerja terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi
3. Memberi terapi simtomatik
4. Memberikan terapi definitik

Download Versi Lengkap 
Disini
Contoh Lain
Disini



Rabu, 01 Mei 2013

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPREHENSIF


Kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak yang ditemukan pada wanita di dunia. Kurang lebihnya 500.000 kasus baru kanker rahim terjadi tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi dinegara-negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 100 penderita kanker yang baru dari setiap 100.000 penduduk. Yang dimaksud dengan kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahm yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
WHO menyatakan bahwa sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat dicegah, sepertiga dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap permulaan atau stadium dini. Sisanya dapat diringankan penderitaannya. Oleh karena itu, upaya mencegah kanker dan menemukan kanker pada stadium dini merupakan upaya yang penting karena disamping membebaskan masyarakat dari penderitaan kanker juga menekan biaya pengobatan kanker yang mahal.


Selasa, 30 April 2013

Asuhan Kebidanan




Asuhan kebidanan adalah urutan pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana 

Asuhan kebidanan didasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.


FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN

Filosofi adalah  pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang  profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan   ibu hamil  saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga  juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan,  dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya
Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi  dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri  dan keluarganya melalui tindakan  KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

ASUHAN KEBIDANAN INC PATOLOGI KOMPREHENSIF PADA NY “ R ” USIA KEHAMILAN 26 MINGGU T/H/INYTRA UTERINE,LETKEP DENGAN PARTUS PREMATURUS


Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak dan gastro intestinal. Penyebab persalinan preterm sering dapat dikenali dengan jelas, namun pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat diketahui. Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada ibu, janin dan plasenta maupun faktor lain seperti sosioekonomi.

Pendekatan obstetri yang baik terhadap persalinan pretrm akan memberikan harapan terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayio pretm. Dibeberapa negara maju angka kematian neonatal pada persalinan prematur menunjukkan penurunan yang umumnya isebabkan oleh meningkatnya peranan neonatal intensive care dan akses yang lebih baik dan pelayanan ini.

Jumat, 26 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN KOMPREHENSIF PADA NY “ D ” G1P00000 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU I/ T /H DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

Kelahiran adalah  proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan adalah  proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun ke dalam  jalan lahir.
          Persalinan dan kelahiran normal adalah  proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam  waktu ± 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu atau janin.
          Tujuan asuhan persalinan yaitu memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam  upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih yakni yang terjaga kestrelinnya dan aman yakni menghindari terjadinya infeksi serta komplikasi. dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi serta bagian tersebut dimasukkan dalam  persalinan bersih dan aman termasuk hadirnya keluarga atau orang yang memberi dukungan bagi ibu. 

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN KOMPREHENSIF PADA NY “ S ” G1P00000 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU I/ T /H DENGAN INPARTU KALA I FASE LATEN

Persalinan dan kelahiran normal adalah  proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam  waktu ± 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu atau janin. Sedangkan yang dimaksud dengan Fase laten didalam persalinan yakni diman pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm dan berlangsung dalam 7-8 jam. Pada fase laten ini bisa saja terjadi yakni Fase laten memanjang, yang dimaksud dengan fase laten memanjang ini adalah pembukaan serviks sampai 3 cm berlangsung lebih dari 8 jam, Fase laten memanjang ini dapat menyebabkan komplikasi pada ibu yakni terjadi pendarahan, sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi yakni Asfiksia sampai bayi meninggal.
Tujuan asuhan persalinan yaitu memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam  upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih yakni yang terjaga kestrelinnya dan aman yakni menghindari terjadinya infeksi serta komplikasi. dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi serta bagian tersebut dimasukkan dalam  persalinan bersih dan aman termasuk hadirnya keluarga atau orang yang memberi dukungan bagi ibu sehingga menghindari omplikasi yang mungkin terjadi.

Kamis, 25 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN ANAK SEHAT KOMPREHENSIF PADA BY “ M ” UMUR 3 BULAN DENGAN IMUNISASI DPT COMBO 2 + POLIO 3


Pertahanan tubuh merupakan suatu sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari suatu sistem interaksi yang kompleks yang mempunyai tujuan untuk menidentifikasi adanya mikroba yang masuk kedalam tubuh ( antigen ). Tubuh manusia setelah kemasukan suatu mikroorganisme akan mengadakan suatu perlawanan yang disebut respon imun. Didalam tubuh akan berkembang sistem imun yang menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi, antibodi bersifat spesifik untuk sel tertentu dan mempunyai tujuan fasilitas eliminasi benda asing. Antibodi ini biasanya dimasukkan kedalam tubuh manusia terutama bayi dan balita sehingga diharapkannantinya dapat membentuk antibodi. Didalam tubuh manusia terdapat dua sistem pertahanan yaitu sistem pertahanan tubuh hormonal dan sistem pertahanan celuler. Sistem pertahanan tubuh hormonal dan sistem Immunoglobulin terdiri dari Ig A, Ig M, Ig G, Ig E, dan Ig D yang menghasilkan Cell Memory.

ASUHAN KEBIDANAN ANAK SEHAT KOMPREHENSIF PADA An “ F ” USIA 36 BULAN DENGAN DDTK


Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan ditujukan untuk mengahsilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih di dalm kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup ana agar menacapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembagn. Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang yang meyeluruh dan terkoordinasi diselaneggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga. Masyarakat organisasi profesi dan tenaga profesional yang dapt meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan.


Rabu, 24 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI ANC KOMPREHENSIF PADA NY “ N ” G3P200002 USIA KEHAMILAN 10 MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT


Keguguran/abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, manra melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus. bayi dengan BB 700 – 800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban. maki tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinannya untuk dapt hidup terus. faktor – faktor yang menyebabkan kematian fetus sangatlah banyak diantaranya kelainan ovum sekitar 50-80 /, kelainan genetalla Ibu, gangguan sirkulasi plasenta – penyekit ibu dan terlalu cepatnya carpus luteum menjadi atraki, diperkirakan keguguran spontan antara 10-15’/. namun demikian, frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak di laporkan. Pencegahan dan penanganan aborsi harus dilakukan sendini mungkin yakni dengan menyarankan ibu hamil untuk segera periksa ketenaga kesehatan jika mengalami pendarahan dan melakukan istirahat total untuk memulihkan keadaan..

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL


Pada umumnya kehamilan berkembang dan menghasilkan bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu, pelayanan asuhan antenatal merupakan cara paling penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal
Banyak penyulit-penyulit sewaktu hamil, dengan pengawasan yang baik dan bermutu dapat diobati dan dicegah sehingga persalinan dan kehamilan bisa berjalan dengan mudah dan lancar.

Download


Definisi
Kehamilan ( Graviditas ) mulai dengan konsepsi ( pembuahan ) dan berakhir dengan permulaan persalinan (FK Universitas Padjajaran Bandung,2007, hal:100). Kehamilan adalah  fertilisasi atau penyatuan dari spemartozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi ( Sarwono, 2009, hal: 213).

Tujuan Perawatan Kehamilan
a. Tujuan Umum
Menyiapkan secara optimal mungkin fisik dan mental ibu dan bayi selama dalam keehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b. Tujuan Khusus

  • Mengenal dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
  • Mengenali dan menangani penyakit-penyakitbyang mungkin diderita sedini mungkin.
  • Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
  • Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Etiologi
Pada coitus ( persetubuhan ) air mani terpancar kedalam ujung atas dari vagina sebanyak ± 3 cc. Didalam air mani terdapat Spermatozoa ( Sel – sel mani ) sebanyak ±100-120 juta tiap cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk. Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju. Karena pergerakan ini maka dalam satu jam saja Spermatozoa melalui Canalis Servikalis dan Cavum Uteri kemudian berada dalam Tuba. Disini sel mani menunggu kedatangan sel telur, jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka kemungkinan fertilisasi berlangsung.
Jika tidak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak mungkin, maka jelaslah bahwa hanya coitus sekitar ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan. Sel telur dapat dibuahi hanya berapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dalam badan pria masih kuat membuahi selama 1-3 hari.
Penghamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur ( Ovum ) dan sel mani ( Sperma ). Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiata tetapi rupa-rupanya Spermatozoa mempunyai enzim Hyaluronidase yang dapat mencairkan Corona radiata tersebut sehingga salah satu Spermatozoa dapat menembus dinding sel telur. Setelah persenyawaan antara sel telur dan sel mani, yang biasanya terjadi dalam Ampula tubae maka sel telur disebut Zygote. Jadi Zygote adalah ovum yang telah dibuahi oleh Spermatozoa.
Sebelum terjadinya fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam perubahan bentuk tetapi juga perubahan dari jumlah Chromosom. Induk dari sel telur disebut Oogonium, yang menghasilkan sebuah sel telur dan 3 buah benda poler yang hanya mempunyai separuh chromosom dari sel yang biasa. Induk sel mani ialah Spermatogonium, setelah fertilisasi maka zygote mempunyai 46 buah cromosom lagi, 23 buah dari sel mani dan 23 buah dari sel telur.
Karena Cromosom yang menentukan sifat-sifat makhluk, maka dapat dipahami bahwa Zygote yang kelak akan menjadi anak untuk sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah dan sebagian mempunyai sifat-sifat dari ibu.

Fisiologi Terjadinya kehamilan


  • Pembuahan/fertilisasi ( bertemunya sel telur/Ovum wanita dengan sel benih/Spermatozoa pria )
  • Pembelahan sel ( Zygot )hasil pembuahan tersebut
  • Nidasi/Implantasi Zygot tersebut pada dinding saluran reproduksi ( pada keadaan normal : Implantasi pada lalapisan endometrium dinding kavum uteri )
  • Pertumbuhan dan perkembangan Zygot
  • Menjadi embrio
  • Menjadi janin bakal Individu baru

Tanda-tanda Kehamilan
a Tanda-tanda pasti
Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin
Denyut jantung janin :
Didengar dengan stetoskop monoral laennec
Dicatat dan didengar dengan alat doppler
Dicatat dengan foto-elektro kardiogram
Dilihat dengan ultrasonografi
Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
b Tanda-tanda kemungkinan hamil

  • Perut membesar.
  • Uterus membesar ; terjadi perubahan dalam bentuk,besar dan konsistensi rahim.
  • Tanda hegar.
  • Tanda chadwik.
  • Tanda piscaseck.
  • Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = braxton hicks
  • Tanda ballotement
  • Reaksi kehamilan positif

c Tanda-tanda persumtif
Amenorea ( tidak dapat haid )
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir ( HPHT ) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan.
Mual dan muntah ( nausing and vomiting )
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga ahir triwulan pertama.

Mengidam ( ingin makan khusus )
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada TM I
Tidak tahan suatu bau-bauan
Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat normal yang sesak dan padat.
Tidak ada selera makan
Lelah ( fatique )
Payudara membesar, tegang dan sedikt nyeri, disebabkan pengaruh estrogen  yang merangsang diktus alveoli payudara
Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilan pada TM II kehamilan
Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon Kortikosteroid plasenta
Guisi, hipertrofi dari papil gusi
Pemekaran vena-vena ( varises )
2.5 Perubahan-perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
a. Perubahan Psikologis pada ibu hamil
Sikap/penerima ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan/keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilnnya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira selain itu biasanya ibu yang sedang hamil ingin lebih diperhatikan baik oleh suami maupun oleh keluarganya. Maka dari itu keluarga ibu hamil harus senantiasa memberi dukungan moril terhadap ibu hamil agar ibu hamil dapat menjalani masa kahamilan tanpa rasa cemas.

b. Perubahan Pada sistem reproduksi
Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu Estrogen, Progesteron, somatomammotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
Payudara menjadi lebih besar
Areola payudara makin hiperpigmentasi-hitam
Garndula montgomery makin tampak
Puting susu makin menonjol
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena Prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari PIH ( prolaktine inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI
Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehinnga pembuatan ASI dapat berlangsung.
Uterus
Ukurani higroskopik.
Ukuran akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30x25x20 cm, dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir kehamilan ( 40 pekan )

Bentuk dan konsistensi
Pada bulan-bulan pertama kahamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira  sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa.
Posisi rahim dalam kehamilan
- Pada permulaan kehamilan, dalam letak Antefleksi atau Retrofleksi
- Pada 4 bulan kehamilan , rahim tetap berada dalam rongga perut
- Rahim yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri
Indung telur ( ovum)
Ovulasi terhenti, masih terdapat Corpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran Estrogen dan progesteron.
Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Dinding perut ( Abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul Strie gravidarum. Kulit perut pada Linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.

c. Perubahan pada organ dan sistem lainnya.
Sistem sirkulasi darah
Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir TM I. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%, dan diikuti dengan curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30 %. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.
Protein darah
Jumlah protein, albumin dan Gama globulin menurun dalam TM I  dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Hitung jenis dan Hemoglobin
Hematokrit cendrung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Konsetrasi Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb pada orang yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang meningkat, yakni leukosit meningkat sampai 10.000/cc.
Nadi dan Tekanan darah
Tekanan darah arteri cendrung menurun terutama selama TM II, dan kemudian akan naik lagi seperti pra-hamil.
Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.


Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Hal ini desebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Seorang wanita hamil selalu bernafas  lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada ( Therocic breathing).
Saluran pencernaan ( Traktus digestivus)
Salivasi meningkat, pada TM I mengeluh mual dan muntah, tonus otot-otot saluran pencernaan melemah. Reabsorbsi makanan naik, namin akan menimbulkan obstipasi.
Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persedian. Apa yang disebut dengan Gingivitas kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya Hygine yang buruk  disekitar mulut
Kulit
Pada daerah kulit tertentu akan terjadi hiperpigmentasi misalnya pada daerah muka, payudara, perut dan vulva.
Kelenjar endokrin
- Kelenjar Tyroid : dapat membesar sedikit
- Kelenjar hipofese : dapat membesar terutama lobus anterior
- Kelenjar adrenal : tidak begitu berpengaruh
Metabolisme
1. Tingkat metabolik basal (BMR ) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20 % terutama pada TM III
2. Keseimbangan asam-alkali sedikit mengalami perubahan konsetrasi alkali :
- Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
- Wanita hamil : 145 mEq/liter
- Natrium serum : turun dari 142-135 mEq/liter
- Bikarbonat plasma : turun dari 25-22 mEq/liter
3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara, dan badan ibu serta untu persiapan laktasi.
4. Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan kadang kala dijumpai Glukosuria yang mengingatkan pada DM.
5. Metabolisme lemak : kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon Somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak.
6. Metabolisme mineral
Kalsium dibutuhkan kira-kira 1,5 gr/hari, Fosfor rata-rata 2 gr/hari, zat besi ± 800 mg atau 30-50 mg/hari dan juga air.
7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 Kg.
8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran  zat arang.
9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein
Payudara ( Mammae)
Selama kehamilan, payudara bertambah besar,tegang dan berat.


2.6 Batasan Kehamolan Sesuai Umur Dan BB janin.
a. Abortus
Bila berat badan anak kurang dari 500 gr. Tuanya kehamilan kurang dari 22 minggu.
b. Partus imaturus
Bila berat badan  anak antara 500 gr-1000 gr. Tuanya kehamilan antara 22 mg-28 mg
c. Partus prematurus
Bila berat bada anak antara 1000-2500 gr. Tuanya kehamilan antara 28-37 minggu
d. Partus maturus
Bila berat badan anak lebih dari 2500 gr. Tuanya kehamilan antara 37-42 minggu.
e. Partus serotinus
Tuanya kehamilan lebih dari 42 minggu
2.7 Jadwal Pemeriksaan  kehamilan
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil adalah :
a. Antenatal Care : pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan untuk anak pertama
b. Prenatal care :  pengawasan pra-kelahiran
c. Antepartal care : pengawasan sebelum bersalih, lebih ditujukan pada keadaan ibu.
2.8 Pemeriksaan Ibu Hamil
A. Anamnesis
Anamnese idenntitas isteri dan suami : nama,umur, agama, pekerjaan ,alamat dsb.
Anamnese umum ( tentang keluhan dan HPHT ).
B. Pemeriksaan umum
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan dan kesadaran.
Adakah anemia, sianosis dan ikterus
Keadaan jantung dan paru-paru
Adakah odema
Refleks
Tensi
BB
Pemeriksaan laboratorium : urine, darah dan feses
C. Pemeriksaan kebidanan
1. Inspeksi ( periksa pandang)
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan lageartis : TD, nadi , suhu, pernafasan jantung,paru-paru dan inspeksi seluruh badan.
2. Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi
3. Palpasi
Palpasi perut untuk menentukan :
- Besar dan konsistensi rahim
- Bagian-bagian janin,letak dan presentasi
- Gerakan janin
- Kontraksi rahim Braxton Hicks dan lain-lain.
Cara melakukan palpasi menurut Leopold ada 4 bagian :
I. Leopold I
Untuk menetukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus.
II. Leopold II
Terutama untuk menetukan dimana letaknya punggung anak dan diman letaknya bagian-bagian kecil.
III. Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh PAP
IV. Leopold IV
Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
2.9 Langkah-langkah Menetukan Diagnosa
Harus menanyakan/ menetukan :
- Hamil atau tidak
- Primi dan multigravida
- Tuanya kehamilan
- Anak hidup atau mati
- Anak tunggal atau kembar
- Letak anak
- Anak intra uterine atau ekstra uterina
- Keadaan jalan lahir
- Keadaan umum penderitah
a. Tanda-tanda bayi diluar uteri
- Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu.
- Anak mudah diraba dari luar
- Disamping anak  kadang-kadang teraba tumor ialah uterus yang membesar
- Pada foto rotgen terlihat bagian terendah anak, tinggi letaknya dan anak dalam letak paksa
- Kalau persalinan sudah mulai maka pembukaan tetap kecil ± sebesar 1 jari dan kalu kita memasukan jari kedalam cavum uteri, maka ternyata cavum uteri kosong
- Dengan membuat foto rotgen dengan sonde didalm cavum uteri atau dengan Hysterosol pingografi
b. Tanda-tanda bayi didalam rahim
1. Pada waktu meraba anak, uterus berkontraksi
2. Kadang-kadang UG rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung anak.
2.10 Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang dapat dilakukan oleh seorang ibu hamil dan seorang tenaga kesehatan harus melakukan pemeriksaan yakni :
a. Tanggal pemeriksaan?kunjungan antenatal
b. Umur kehamilan
c. Gangguan non fisik
d. BB
e. TD
f. DJJ
g. Letak janin
h. TFU
i. Tanda-tanda bahaya
j. Obat yang diberikan terutama vaksin TT
k. Hasil Lab
l. Nasihat dan konseling
2.11 HE ( pendidikan kesehatan )
a. Makanan ( Diet ) ibu hamil harus lebih diperbanyak dan makan makanan 4 sehat 5 sempurna
b. Merokok : bagi ibu hamil terdapat larangan keras untuk merokok, karena dapat mempengaruhi janin
c. Obat-obatan
Prinsi : jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatab selama kehamilan terutam TM I
d. Lingkungan
Bahaya polusi udara dan makanan
e. Gerakan Badan
Kegunaannya adalah  untuk memperlancar sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik
f. Kerja
Boleh bekerja seperti biasa, cukup istirahat dan makan teratur, serta pemeriksaan kehamilan yang teratur.
g. Bepergian
Ibu hamil sebaiknya tidak terlalu lama dijalankan atau melakukan perjalanan yang melelahkan. Duduk-duduk lama bisa menyebabkan  tromboflebitis dan kaki bengkak.
h. Istirahat dan relaksasi
i. Mandi
j. Coitus
Coitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah ;
1. Sering abortus/prematur
2. Perdarahan pervaginam
3. Pada minggu terakhir kehamilan, coitus harus hati-hati
4. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang
5. Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus prematurus\
k. Kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa bertujuan untuk :
Menghilankan ketidak tahuan
Latihan-latihan fisik dan kejiwaan
Mendidik cara perawatan bayi
Berdiskusi tentang peristiwa fisiologik
l. Perawatan buah dada
Payudara merupakan sumber ASI yang akan menjadi makanan utama bayi, maka dari itu harus dirawat











Kamis, 18 April 2013

ASKEB DIARE

Latar Belakang
Indonesia salah satu Negara berkembang, penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama balita / anak-anak adalah diare. Masyarakat sering menyepelekan penyakit diare. Diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan penanganan khusus, padahal apabila mereka tahu betapa bahayanya diare apabila dibiarkan dan tidak segera diobati.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: karena adanya ketidak seimbangan pengangkutan air dan electrolit, terjadi absorbsi, secresi cairan dan elektrolit, terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dan masih lagi factor penyebab lainnya. Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung, panas, nyeri perut dan muntah. Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi, untuk itu penyakit diare tidak bisa dianggap penyakit biasa, diharapkan apabila menderita diare langsung datang kepelayanan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi.


Senin, 15 April 2013

LANDASAN TEORI IUFD

PATOFISIOLOGI
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin ( IUGR)

FAKTOR PREDISPOISISI
   1. factor ibu (High Risk Mothers)
    a. status social ekonomi yang rendah
    b. tingkat pendidikan ibu yang rendah
    c. umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
    d. paritas pertama atau paritas kelima atau lebih
    e. tinggi dan BB ibu tidak proporsional
    f. kehamilan di luar perkawinan
    g. kehamilan tanpa pengawasan antenatal
    h. ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
    i. ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
    j. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu
    2. factor Bayi (High Risk Infants)
    a. bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
    b. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
    c. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social
    3. factor yang berhubungan dengan kehamilan
    a. abrupsio plasenta
    b. plasenta previa
    c. pre eklamsi / eklamsi
    d. polihidramnion
    e. inkompatibilitas golongan darah
    f. kehamilan lama
    g. kehamilan ganda
    H. infeksi
    i. diabetes
    j. genitourinaria

TANDA DAN GEJALA
   1. Ibu tidak merasakan gerakan janin
      Diagnosis :
     Nilai DJJ.
     Bila ibu mendaptkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
     Bila DJJ abnormal,lihat penatalaksanaan DJJ abnormal
     Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler).
     Bila DJJ baik,berarti bayi tidur.
     Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) attau dengan menggoyangkan perut ibu sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan gerakan janin, maka janin dapat dikatakan normal.
     Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat janin.

   2. Gerakan janin tidak dirasakan lagi
    Diagnosis :
    Gejala dan tannda selau ada Gejala dan tanda kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan
    Gerakan janinberkurang atau hilang.
    Nyeri perut hilang timbul atau menetap
    Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu. Syok
    Uterus tegang / kaku.
    Gawat janin atau DJJ tidak terdengar. Solusio plasenta
    Gerakan janin dan DJJ tidak ada
    Perdarahan
    Nyeri perut hebat Syok
    Perut kembung / cairan bebas intra abdominal
    Kontur uterus abnormal
    Abdomen nyeri
    Bagian – bagian janin teraba
    Denyut nadi bu cepat Rupture uteri
    Gerakan janin berkurang atau hilang
    DJJ abnormal(<100/menit atau >140/ menit) Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat janin
    Gerakan janin / DJJ hilang Tanda – tanda kehamilan berhenti
    Tinggi fundus uteri berkurang
    Pembesaran uterus berkurang Kematian janin

. PENILAIAN KLINIK
    1. Pertumbuhan janin (-),bahkan jiniin mengecil sehingga TFU menurun.
    2. Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler.
    3. Keluhan ibu: Berat badan ibu menurun.
    4.  Tulang kepala kolaps.
    5. USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan.
     6. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.
 Komplikasi :
 Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan cukup lama.
 Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
 Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

JENIS – JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI
   Kematian janin dapat di bagi menjadi 4 golongan:
     Golongan l : Kematian sebelum masa hamil mencapai 20 minggu penuh.
     Golongan ll : Kematian sesudah ibu hamil 20 minggu hingga 28 minggu.
     Golongan lll :Kematian sesudah kehamilan lebih dari 28 minggu (Late Fetal Death).
     Golongan lV : Kematian yang tidak dapat di golongkan pada kertiga golongan diatas.

 Jenis – jenis pertolongan persalinan untuk janin mati:
 1. Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
    Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin ( dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala.Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik , maka tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan.
    Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).
 2. Pertolongan persalinan dengn dekapitasi
    Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan,
 3. Pertolongan persalinan dengan eviserasi
    Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
    Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.
 4. Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
     Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yan besar.

DIAGNOSIS
 1. Anamnesis
    Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
 2. Inspeksi
    Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
 3. Palpasi
    Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
 4. Auskultasi
    Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ.
 5. Reaksi kehamilan
    Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
 6. Rontgen Foto Abdomen
    Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
    Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
    Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
    Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
    Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
    Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
 7. Ultrasonografi
 8. Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.

 PENANGANAN PERTOLONGAN PERTOLONGAN PERSALINAN IUFD
   Penangan umum :
     Berikan dukungan emosional pada ibu
     Nilai DJJ
     Nilai ibu mendapa sedative, tungg hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
     Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetetoskop dopler.
   Penanganan pada masa persalinan :
    Kematian janin
    Kematian dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati.
    Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah lima hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang engkorak, hiperfleksi kolumna, vertebralis, gelembung udara didlam jantung dan edema scalp.
     USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda hidup: tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
     Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat jhir per vaginal.
    Pilihlah cra persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputsan diambil.
   Bila pilihan penangasalinan nan adlah akspetif:
    o Tunggu persalinan spontan hingg dua minggu
    o Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
    o Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,lakukan penaganan aktif
    o Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks:
    o Jika serviks matang, lakukann induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
    o Jika serviks belum mtang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley.
   Catatan: janagan lakukan amniotomi Karena beresiko infeksi.
    Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternative terakhir
    Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol:
     Tempatkan misoprostol 25mcg di puncak vagina, dapat di ulani sesudah 6 jam
     Jika tidak ada respon sesudah 2x25mcg misoprotol, naikan dosis menjadi 50mcgmenjadi setiap 6 jam.
  Catatan: jangan biarkan lebih dari 50mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis
     Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis
     Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspadai koagulopati
    Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
    Pemerikasaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

ASKEB IUFD

 PENGERTIAN
          IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada    kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998)
          IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)
          IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr)
         IUFD Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu
   Sebelum 20 minggu :
Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
   Sesudah 20 minggu :
Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.

Kamis, 11 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”M” GII P10001 32 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPS HJ. ISTIQOMAH


Mortalitas dan morbidilitas pada wanita hamil dan bersalin  adalah masalah besar di negara berkembang, di negara miskin, sekitar 25%-50%, kematian wanita subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertamanya meniggal saat hamil atau bersalin.
            Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh. MPS (Making Pregnancy Safel) meminta perhatian pemerintah dan masyarakat disetiap negara untuk :
1.      Menemptkan safe mother hood sebagai periorotas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional

2.      Menyusun acuan nasional dan internasional

3.      Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan maternal dan neonatal

4.      Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun

5.      Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...