SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PREMENOPAUSE
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Pre menoupouse merupakan hal yang akan dilalui oleh seorang wanita sampai menuju masa menoupouse. Dalam masa ini diharapkan wanita dapat mengenal dan mendetaksi dini terhadap perubahan pada dirinya sendiri sehingga dalam menjalani masa ini sesuai dengan mestinya sehingga masa tua dapat dilalui dengan sehat dan bugar.
Mengingat usia ibu yang sudah 39 tahun mungkin saja ibu sudah memasuki usia menjelang menopouse atau disebut dengan pre menopouse. Periode ini dapat berlangsung hingga 3 sampai 4 tahun sebelum menopouse terjadi. Perlu ibu ketahui bahwa menopouse itu artinya menstruasi yang terakhir. Di masa ini biasanya kaum perempuan mengalami gangguan-gangguan karena penurunan hormone kelamin dan usia
Pengetahuan keluarga Ny W yang kurang akan pentingnya sehat dan bugar pada masa pre menoupouse berpengaruh terhadap kesehatan Ny W sehingga diperlukan penyuluhan tentang gejala dan cara mengatasi masalah di usia pre menoupouse.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan Komunitas
Topik : Pre Menopause
Subtopik : Sehat dan Bugar di usia pre menopause
Sasaran : Ny.W
Jam : 09.00 WIB
Hari/Tanggal : 8november 2012
Waktu : 30 menit
Tempat : Di rumah Tn.I
III. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny W dapat mengerti dan memahami pengertian tentang tanda gejala dan cara mengatasi pre menoupouse.
IV. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny Wakan dapat:
1. Memahami pengertian premenopause
2. Memahami penyebab premenopause
3. Memahami tanda dan gejala premenopause
4. Memahami permasalahan akibat premenopause
5. Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Premenopause
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Materi SAP
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No | Waktu | Kegiatan Penyuluhan | Kegiatan Peserta |
1 | 5 menit | Pembukaan: a) Memberi salam b) Melakukan kontrak waktu c) Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan d) Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan | Menjawab salam Melakukan kontrak waktu Mendengarkan dan memperhatikan |
2 | 15 menit | Pelaksanaan: Menjelaskan materi berurutan dan teratur. Materi: 1. Memahami pengertian premenopause 2. Memahami penyebab premenopause 3. Memahami tanda dan gejala premenopause 4. Memahami permasalahan akibat premenopause 5. Memahami Pencegahan dan Pengobatan Premenopause | Menyimak, memahami dan memperhatikan |
3 | 10 menit | Evaluasi 1. Memberi kesempatan kepada ibu untuk bertanya | Merespon dan bertanya |
4 | 5 menit | Penutup Mengakhiri penyuluhan Kesimpulan Mengingatkan materi pertemuan selanjutnya Mengucapkan terimakasih salam | Mnyimpulkan bersama-sama Menjawab salam |
IX. PENGESAHAN
Yogyakarta, 8 November 2012
Sasaran Pemberi Materi Penyuluhan
( Ny. W ) ( Baiq Ida Rizqia)
Mengetahui,
Pembimbing
( Ismarwati, SKM., MPH )
X. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan ceramah
Jenis Pertanyaan : Lisan
Pertanyaan dan Jawaban
1. Pengertian Pre Menopause
Suatu kondisi fisiologi pada perempuan yang memasuki proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen dari ovarium.
2. Tanda dan gejala Pre Menopause
Pre menopouse biasanya didahului oleh berbagai gejala seperti haid tidak teratur, gangguan seperti sulit tidur, mudah tersinggung, sakit kepala, berdebar dan lain-lain.
3. Cara mengatasi gejala Pre Menopause
Konsumsi nutrisi yang cukup, olah raga/ melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit Sehari, dan mengurangi stres.
XI. LAMPIRAN MATERI
PREMENOPAUSE
A. Pengertian
Sebelum menopause di dahului masa pre menopause. Suatu kondisi fisiologi pada perempuan yang memasuki proses penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen dari ovarium. Hormon ini sangan berperan dalam reproduksi dan seksualitas. Terjadinya masa peralihan dari masa subur menuju masa tidak subur. Gejala pre menopause pada usia 40 an dan puncaknya pada saat usia 50 an. Pada masa pre menopause perempuan menyesuaikan diri dengan menurunnya hormon dari ovarium.
B. Penyebab Pre Menopause
Pre menopause terjadi bila wanita mengalaminya kurang dari usia 47 tahun atau bahkan kurang dari 40 tahun. Petras (1999). Menopause adalah fase normal dalam kehidupan seorang wanita, meski waktunya tidak akan sama. Selain faktor gaya hidup seperti alkohol, rokok, faktor stres dan genetik yang menentukan cepat atau lambatnya menopause, faktor lainnya adalah:
1) Sejarah keluarga
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.
2) Tidak pernah melahirkan.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.
3) Kondisi jantung
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.
4) Terapi kanker masa kecil
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi, radiasi pelvic, dan konsumsi tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara) juga dikaitkan dengan menopuse dini.
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi, radiasi pelvic, dan konsumsi tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara) juga dikaitkan dengan menopuse dini.
5) Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.
C. Tanda dan gejala Premenopause
a. Menstruasi tidak teratur
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang.
b. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama premenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama premenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.
c. Perubahan Psikologis
Beberapa wanita mengalami depresi, tetapi perubahan psikologis ini akibat terjadinya gangguan tidur.
Beberapa wanita mengalami depresi, tetapi perubahan psikologis ini akibat terjadinya gangguan tidur.
d. Organ intim mengering
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.
Kesuburan berkurang
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.
Kesuburan berkurang
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.
e. Perubahan fungsi seksual
Selama premenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa premenopause.
Selama premenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa premenopause.
f. Osteoporosis
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.
g. Perubahan kadar kolesterol
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
D. Permasalahan Akibat Pre Menopause
1. Masalah Fisik
Secara fisik biologis, keluhan yang sering diutarakan wanita menopause adalah:
a. sakit kepala,
b. cepat lelah,
c. Rematik
d. sakit pinggang,
e. sesak napas,
f. susah tidur dan
g. osteoporosis.
Keluhan lainnya (Tina NK, 1999) adalah :
a. berkurangnya cairan vagina sehingga timbul iritasi dan rasa nyeri saat berhubungan intim.
b. Dengan bertambahnya usia, tubuh membutuhkan lebih sedikit lemak dari sebelumnya.
Hal ini karena kemampuan tubuh untuk mengolah lemak berkurang dan memerlukan waktu lebih lama untuk masuk dalam darah. Akibatnya, wanita menopause berisiko kelebihan berat badan yang bisa berujung pada penyakit jantung koroner dan penyempitan pembuluh darah. Namun, diet bebas lemak bukan langkah yang tepat karena tubuh masih memerlukan lemak jenis tertentu untuk membangun sel-sel baru, mengembangbiakkan bakteri positif di pencernaan dan bahan pembentuk estrogen secara alami. Resiko penyakit lainnya adalah kanker dengan berbagai jenis yaitu :
a. endometrial,
b. cervix,
c. uterine dan
d. payudara.
Faktor yang memicu kanker endometrial yaitu: tekanan darah tinggi, kegemukan, diabetes dan nullparity atau tidak pernah melahirkan (Reitz 1979, 217).
Satu hal yang penting adalah sejarah pemakaian alat KB oleh wanita menopause. Beberapa wanita menghubungkan cepatnya mengalami menopause dan resiko perdarahan yang panjang dengan pemakaian IUD. Sebagian wanita yang menggunakan alat KB suntik dan pil mengalami masa haid yang tidak teratur. Akibatnya mereka ragu-ragu untuk menggunakan kontrasepsi dan mereka menghadapi resiko kehamilan tidak diinginkan.
2. Masalah Psikis
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tekanan psikis yang timbul dari nilai sosial mengenai wanita menopause memberikan kontribusi terhadap gejala fisik selama periode pre dan pasca menopause. Gejala fisik yang dirasakan dapat memicu munculnya masalah psikis. Perasaan yang biasa muncul pada fase ini antara lain:
a. rapuh,
b. sedih
c. tertekan
d. depresi
e. tidak konsentrasi bekerja dan
f. mudah tersinggung.
Namun, dalam masyarakat Bugis fase menopause dinilai sebagai sesuatu yang positif karena wanita menopause merasa tubuhnya lebih bersih dan dapat menjalankan ibadah dengan penuh.
E. Upaya pencegahan dan pengobatan pre menoupouse
Petras (1999) dalam bukunya menyatakan bahwa Hormon Replacement Therapy (HRT) dalam jangka pendek memberi lebih banyak manfaat bagi mereka yang mengalami menopause prematur. Pengobatan HRT tersedia dalam berbagai bentuk, beberapa yang sudah ada yaitu secara oral (pil, kapsul, tablet), koyo dan cream. Namun, Petras mengingatkan bahwa pemakaian HRT harus didasarkan atas konsultasi dokter dan memperhatikan sejarah kesehatan pasien. Ada beberapa orang yang tidak boleh melakukan HRT antara lain:
a. memiliki penyakit diabetes
b. lupus
c. tekanan darah tinggi
d. penyakit hati
e. kanker payudara dan
f. endometriosis
Studi paling mutakhir dari JAMA (Journal of the American Medical Association) dan WHI (Women Health Initiatives) menjelaskan bahwa HRT meningkatkan risiko inkontensia, stroke, kanker payudara, penyakit hati dan dementia. Keuntungan dari HRT yaitu mengurangi kemungkinan kanker colon dan patah tulang (Napoli, 2005).Pencegahan yang dianggap ampuh justru berasal dari nasehat turun temurun dan sangat murah dan mudah untuk dilakukan. Beberapa di antaranya:
a. Selalu berdiri, duduk dan berjalan dengan tegak.
b. Mengurangi pemakaian garam untuk menghindari penumpukan air oleh jaringan.
c. Berolahraga, mulai dari berjalan jauh atau senam jantung.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin (A, B, C, E complex, D, Bioflavonoid) dan kalsium atau jenis makanan yang mengandung keduanya.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin (A, B, C, E complex, D, Bioflavonoid) dan kalsium atau jenis makanan yang mengandung keduanya.
d. Jangan merokok,jangan minum alkohol dan minum banyak air putih.
Memeriksakan kesehatan secara berkala (Petras, 1999).
Memeriksakan kesehatan secara berkala (Petras, 1999).
e. Rasa tidak nyaman atau nyeri pada saat berhubungan intim karena kurangnya cairan vagina bisa diatasi dengan pemberian jelly atau lubricant yang banyak dijual di apotek.
Hal lain yang perlu dipahami adalah pemahaman mengenai sistem metabolisme tubuh manusia. Reitz (1979) menerangkan bahwa dengan berhentinya menstruasi tidak berarti produksi estrogen juga berhenti. Tubuh manusia adalah satu kesatuan, bila yang satu tidak dapat melakukan fungsinya ada kemungkinan organ lain mengambil alih tugas itu, walau dengan jumlah yang berbeda.
F. Pelayanan Kesehatan bagi Wanita Menopause
Hal ini dilakukan sebagai cara termudah dan teraman yang dapat mereka usahakan Dalam menghadapi menopause, wanita perlu memeriksakan tubuhnya. Untuk memeriksa penyakit arteriosklerosis dan osteoporosis datanglah ke dokter penyakit dalam. Sementara untuk mengidentifikasi kelainan pada alat reproduksi dan payudara bisa datang ke dokter kandungan. Seorang psikolog juga dapat membantu mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan kondisi tubuh. Tetapi memang tidak semua wanita menopause mau mengkonsultasikan gangguan yang dialami kepada dokter kandungan atau penyakit dalam. Alasannya bisa karena rasa malu, tidak menganggap penting masalah kesehatan, diremehkan oleh dokter dan tidak mempunyai biaya.
Samil (1988) mengatakan bahwa dalam masa menopause hendaknya wanita memeriksakan dirinya secara berkala paling sedikit 6 bulan sekali. Sementara Reitz menekankan bahwa lebih dari 90% kanker ditemukan oleh wanita sendiri daripada oleh dokter. Dapat disimpulkan bahwa deteksi kelainan secara dini menentukan kualitas kesehatan dan pengobatan efektif bagi wanita menopause. Wanita menopause di Indonesia biasa menggunakan ramuan tradisional dan obat yang dijual bebas (obat warung) sebagai bagian dari pemeliharaan kesehatan mereka. Tindakan bagi tubuh mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa. 1997. Ilmu Kandungan.Jakarta : YBP-SP.
2. Bagian Obstetri dan Ginekologi. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar