Tampilkan postingan dengan label ASKEB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASKEB. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 April 2013

ASKEB Kehamilan post mature


Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah besar di Negara berkembang, di Negara miskin sekitar 25 - 50% kematian wanita subur disebabkan hal yang berkaitan dengan assessment safe mother hood tahun 1990 – 1991, suatu hasil kegiatan ini adalah rekomendasi rencana kegiatan 5 tahun dalam bentuk strategi rasional untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI), sedangkan penyebab tak langsung kematian ibu antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu” (terlalu tua, muda, dan banyak). (Prawihardjo, 2001: 3 - 4).
Kehamilan merupakan peristiwa luhur dan merupakan proses reproduksi yang dialami seseorang, setiap wanita hamil membawa resiko yang bersifat dinamis. Artinya kehamilan normal dapat berubah menjadi resiko tinggi atau sebaliknya. Misalnya seorang ibu hamil normal bisa mengalami kelainan letak pada kehamilan preterm, terutama pada TM II, letak dan presentasi janin belum stabil yang bisa beresiko terhadap ibu dan janinnya sehingga ibu hamil perlu mewaspadai terjadinya resiko dalam kehamilan, baik kehamilan primi atau multi, kehamilan tetap membawa resiko.
Pada multigravida sering umumnya mengalami banyak masalah, karena memiliki pengalaman sebelumnya. Sedangkan pada primigravida sering mengahadapi beberapa masalah yang berkaitan dengan adaptasi kehamilan dimana ibu merasa terganggu, maka diperlukan asuhan antenatal bagi seluruh ibu hamil untuk memonitor dan mendeteksi resiko tinggi kehamilan normal.
Berdasarkan gambaran di atas asuhan antenatal sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu. Yakni, melakukan pencegahan dengan menemukan faktor resiko tinggi ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan secara berkala sesuai dengan program KIA untuk menjamin kualitas atau mutu pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) merupakan bagian terpenting yang secara efektif dapat membantu ibu hamil dalam memecahkan masalah terutama pada multigravida dengan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan fisiologi.


Kamis, 18 April 2013

ASKEB DIARE

Latar Belakang
Indonesia salah satu Negara berkembang, penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama balita / anak-anak adalah diare. Masyarakat sering menyepelekan penyakit diare. Diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan penanganan khusus, padahal apabila mereka tahu betapa bahayanya diare apabila dibiarkan dan tidak segera diobati.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: karena adanya ketidak seimbangan pengangkutan air dan electrolit, terjadi absorbsi, secresi cairan dan elektrolit, terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan dan masih lagi factor penyebab lainnya. Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung, panas, nyeri perut dan muntah. Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi, untuk itu penyakit diare tidak bisa dianggap penyakit biasa, diharapkan apabila menderita diare langsung datang kepelayanan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi.


Senin, 15 April 2013

LANDASAN TEORI IUFD

PATOFISIOLOGI
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin ( IUGR)

FAKTOR PREDISPOISISI
   1. factor ibu (High Risk Mothers)
    a. status social ekonomi yang rendah
    b. tingkat pendidikan ibu yang rendah
    c. umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
    d. paritas pertama atau paritas kelima atau lebih
    e. tinggi dan BB ibu tidak proporsional
    f. kehamilan di luar perkawinan
    g. kehamilan tanpa pengawasan antenatal
    h. ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan
    i. ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati
    j. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu
    2. factor Bayi (High Risk Infants)
    a. bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital
    b. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
    c. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social
    3. factor yang berhubungan dengan kehamilan
    a. abrupsio plasenta
    b. plasenta previa
    c. pre eklamsi / eklamsi
    d. polihidramnion
    e. inkompatibilitas golongan darah
    f. kehamilan lama
    g. kehamilan ganda
    H. infeksi
    i. diabetes
    j. genitourinaria

TANDA DAN GEJALA
   1. Ibu tidak merasakan gerakan janin
      Diagnosis :
     Nilai DJJ.
     Bila ibu mendaptkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
     Bila DJJ abnormal,lihat penatalaksanaan DJJ abnormal
     Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler).
     Bila DJJ baik,berarti bayi tidur.
     Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) attau dengan menggoyangkan perut ibu sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan gerakan janin, maka janin dapat dikatakan normal.
     Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat janin.

   2. Gerakan janin tidak dirasakan lagi
    Diagnosis :
    Gejala dan tannda selau ada Gejala dan tanda kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan
    Gerakan janinberkurang atau hilang.
    Nyeri perut hilang timbul atau menetap
    Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu. Syok
    Uterus tegang / kaku.
    Gawat janin atau DJJ tidak terdengar. Solusio plasenta
    Gerakan janin dan DJJ tidak ada
    Perdarahan
    Nyeri perut hebat Syok
    Perut kembung / cairan bebas intra abdominal
    Kontur uterus abnormal
    Abdomen nyeri
    Bagian – bagian janin teraba
    Denyut nadi bu cepat Rupture uteri
    Gerakan janin berkurang atau hilang
    DJJ abnormal(<100/menit atau >140/ menit) Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat janin
    Gerakan janin / DJJ hilang Tanda – tanda kehamilan berhenti
    Tinggi fundus uteri berkurang
    Pembesaran uterus berkurang Kematian janin

. PENILAIAN KLINIK
    1. Pertumbuhan janin (-),bahkan jiniin mengecil sehingga TFU menurun.
    2. Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan dengan Doppler.
    3. Keluhan ibu: Berat badan ibu menurun.
    4.  Tulang kepala kolaps.
    5. USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan.
     6. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.
 Komplikasi :
 Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan cukup lama.
 Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
 Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

JENIS – JENIS PERSALINAN UNTUK JANIN MATI
   Kematian janin dapat di bagi menjadi 4 golongan:
     Golongan l : Kematian sebelum masa hamil mencapai 20 minggu penuh.
     Golongan ll : Kematian sesudah ibu hamil 20 minggu hingga 28 minggu.
     Golongan lll :Kematian sesudah kehamilan lebih dari 28 minggu (Late Fetal Death).
     Golongan lV : Kematian yang tidak dapat di golongkan pada kertiga golongan diatas.

 Jenis – jenis pertolongan persalinan untuk janin mati:
 1. Pertolongan persalinan dengan perforasi kronioklasi
    Perforasi kronioklasi merupakan tindakan beruntun yang dilakukan pada bayi yang meninggal di dalam kandunagan untuk memperkecil kepala janin dengan perforation dan selanjutnya menarik kepala janin ( dengan kranioklasi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh letak sungsang dengan kesulitan persalinan kepala.Dngan kemajuan pengawasan antenatal yang baik dan system rujukan ke tempat yang lebih baik , maka tindakan proferasi dan kraioklasi sudah jarang dilakukan.
    Bahaya tindakan proferasi dan kraniioklasi adalah perdarahan infeki, trauma jalan lahir dan yang paling berat ruptira uteri( pecah robeknya jalan lahir).
 2. Pertolongan persalinan dengn dekapitasi
    Letak lintang mempunyai dan merupakan kedudukan yang sulit untuk dapat lahir normal pervaginam. Gegagalan pertolongan pada letak lintang menyebabkan kematian janin, oleh karena itu kematian janin tidak layak dilkukan dengan seksio sesaria kecuali pada keadaan khusus seperti plasenta previa totalis, kesempitan panggul absolute. Perslinan di lakukan dengan jalan dekapitasi yaitu dengan memotong leher janin sehingga badan dan kepala janin dapat di lahirkan,
 3. Pertolongan persalinan dengan eviserasi
    Eviserasi adalah tindakan operasi dengan mengeluarkan lebih dahulu isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk selanjutnya di lahirkan.
    Eviserasi adalah operasi berat yang berbahaya karena bekerja di ruang sempit untuk memperkecil volume janin bahaya yang selalu mengancam adalah perdarahan,infeksi dan trauma jalan lahir dengan pengawasan antalnatal yang baik, situasi kehamilan dengan letek lintang selalu dapat di atasi dengan versi luar atau seksio sesaria.
 4. Pertolongan persalinan dengan kleidotomi
     Kleidotomi adalah memotong tulang klavikula (tulang selangka) sehingga volume bahu mengecil untuk dapat melahirkan bahu. Kleidotomi masih dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan persalinan bahu pada anak yan besar.

DIAGNOSIS
 1. Anamnesis
    Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
 2. Inspeksi
    Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
 3. Palpasi
    Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
 4. Auskultasi
    Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ.
 5. Reaksi kehamilan
    Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
 6. Rontgen Foto Abdomen
    Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
    Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
    Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
    Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
    Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
    Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
 7. Ultrasonografi
 8. Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.

 PENANGANAN PERTOLONGAN PERTOLONGAN PERSALINAN IUFD
   Penangan umum :
     Berikan dukungan emosional pada ibu
     Nilai DJJ
     Nilai ibu mendapa sedative, tungg hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
     Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetetoskop dopler.
   Penanganan pada masa persalinan :
    Kematian janin
    Kematian dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati.
    Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah lima hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang engkorak, hiperfleksi kolumna, vertebralis, gelembung udara didlam jantung dan edema scalp.
     USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda hidup: tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
     Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat jhir per vaginal.
    Pilihlah cra persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputsan diambil.
   Bila pilihan penangasalinan nan adlah akspetif:
    o Tunggu persalinan spontan hingg dua minggu
    o Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
    o Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,lakukan penaganan aktif
    o Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks:
    o Jika serviks matang, lakukann induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
    o Jika serviks belum mtang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley.
   Catatan: janagan lakukan amniotomi Karena beresiko infeksi.
    Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternative terakhir
    Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol:
     Tempatkan misoprostol 25mcg di puncak vagina, dapat di ulani sesudah 6 jam
     Jika tidak ada respon sesudah 2x25mcg misoprotol, naikan dosis menjadi 50mcgmenjadi setiap 6 jam.
  Catatan: jangan biarkan lebih dari 50mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis
     Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis
     Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspadai koagulopati
    Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
    Pemerikasaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

ASKEB IUFD

 PENGERTIAN
          IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada    kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar, 1998)
          IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005)
          IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr)
         IUFD Adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu
   Sebelum 20 minggu :
Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
   Sesudah 20 minggu :
Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 minggu dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.

Minggu, 14 April 2013

ASKEB PRE-EKLAMSI BERAT

 
Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada trimester 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa (Sarwono, Ilmu Kebidanan, 282).
Penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui, frekuensi kejadian pre eklampsia berbeda-beda karena banyak faktor, diantaranya paritas, keadaan social ekonomi, dan adanya penyakit-penyakit penyerta seperti diabetes mellitus molahidatidosa dan hamil ganda.
Penanganan pre eklampsia yaitu dengan pemberian solfas magnekus, obat-obatan anti kejang, obat anti hipertensi dan bila perlu diberikan diuretika, tentunya dengan perimbangan kondisi pasien.
Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada Triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa (Sarwono, Ilmu Kebidanan, 282).
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, banyak teori-teori dikemukakan, namun belum ada yang memberikan jawaban memuaskan teori. Yang sekarang dipakai sebagai penyebab pre eklampsia adalah teori iskemia plasenta, namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.

Kamis, 11 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS DENGAN ASI TIDAK KELUAR,BAYI TIDAK MAU MENYUSU TERHADAP Ny. D DI BPS PERMATA BUNDA

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hornon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. (Hubertin Sri. 2004)

Download

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”M” GII P10001 32 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG DI BPS HJ. ISTIQOMAH


Mortalitas dan morbidilitas pada wanita hamil dan bersalin  adalah masalah besar di negara berkembang, di negara miskin, sekitar 25%-50%, kematian wanita subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertamanya meniggal saat hamil atau bersalin.
            Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh. MPS (Making Pregnancy Safel) meminta perhatian pemerintah dan masyarakat disetiap negara untuk :
1.      Menemptkan safe mother hood sebagai periorotas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional

2.      Menyusun acuan nasional dan internasional

3.      Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan maternal dan neonatal

4.      Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun

5.      Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya.


Sabtu, 11 Agustus 2012

CONTOH KASUS DAN ASKEB KISTA SALURAN NUCK


KASUS
Nn.D umur 21 tahun datang ke BPS Rizqy pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2012 jam 10.00 wib mengatakan ingin memeriksakan keadaannya serta mengeluh nyeri ketika berkemih sejak 3 hari lalu, hilangnya nafsu makan, berat badan menjadi turun dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan fisik teraba benjolan padat pada bagian bawah abdomen.

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
PADA Nn D UMUR 21 TAHUN DENGAN KISTA SALURAN NUCK
DI BPS Delima

No register : 003
Tanggal pengkajian 19 Juni 2012, pukul 10.00 WIB
Oleh : Bidan Baiq

Pengkajian data
Identitas                                              Pasien                                      Ibu
Nama                           :           Nn. D                                                  Ny. L
Umur                           :           21 Tahun                                             45 tahun
Pekerjaan                     :           mahasiswi                                            IRT
Agam                          :           Islam                                                  Islam
Suku/Bangsa               :           Jawa / Indonesia                                 Jawa / Indonesia
Telepon/Hp                 :           01564300xxx                                      08264301xxx
Alamat                                   :           Lombok                                              Lombok 

A.    Data Subyektif
1.      Alasan datang
Nn. D mengatakan ingin memeriksakan keadaan dirinya.
2.      Keluhan Utama
Nn. D mengatakan nyeri ketika berkemih, nafsu makan hilang, berat badan menjadi turun, dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah sejak 3 hari yang lalu.
3.      Riwayat Menstruasi
Menarche 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya 2x ganti pembalut, lamanya: 5-6 hari, sifat darah : encer.
4.      Riwayat kesehatan
a)      Riwayat kesehatan yang pernah/sedang diderita
Nn.D belum pernah atau sedang menderita penyakit sistemik maupun menular.
b)      Riwayat kesehatan yang pernah/sedang diderita keluarga
Nn.D mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah atau sedang menderita penyakit menurun maupun menular.
c)      Riwayat operasi
Nn.D belum pernah melakukan operasi.
5.      Riwayat perkawinan
Nn.D mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual. 
6.      Riwayat kebidanan, persalinan, dan nifas yang lalu
Nn.D mengatakan belum pernah melahirkan
7.      Riwayat kontrasepsi
Nn.D mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
8.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a)      Pola Nutrisi
Makan Frekuensi 2x sehari Banyaknya 1 porsi sedang Macam Nasi, sayur, lauk
Minum 5 x sehari 1 gelas habis jenis Air putih, jus, susu
b)      Pola eliminasi
BAB Frekuensi 1 x sehari Warna Kuning Konsistensi lembek Bau Khas Keluhan Tidak ada
BAK 2-3 x sehari warna Kuning jernih konsistensi Cair bau Khas keluhan nyeri pada saat BAK
c)      Pola aktivitas
Nn.D melakukan aktivitas kuliah seperti biasa. 
d)     Istirahat
Tidur malam 8 jam, jarang tidur siang.
e)      Personal Hygien
Mandi : 2x sehari, ganti baju : 2x sehari, gosok gigi : 2x sehari, ganti baju : 2 x sehari, ganti celana dalam : 2 x sehari
f)       Seksualitas : belum pernah melakukan hubungan seksual
g)      Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan
- Merokok : Nn.D mengatakan tidak merokok
- Minum jamu-jamuan : Nn.D tidak minum jamu-jamuan
- Minuman Keras : Nn.D tidak minum-minuman keras
9.      Riwayat Psikososial Spiritual
a)      Pengetahuan Pasien tentang penyakit yang diderita
Mengeluh nyeri ketika berkemih, hilangnya nafsu makan, berat badan menjadi turun dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. 
b)      Dukungan Keluarga
Keluarga menyarankan pasien untuk memeriksakan keluhannya agar bisa diketahui penyebab dan bisa segera ditangani.
c)      Ketaatan Beribadah
Nn.D taat menjalankan sholat 5 waktu dan menutup aurat.

B.     Data Objektif
1.      Keadaan Umum : terlihat cemas  Kesadaran : compos menthis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70, Nadi : 80x/ menit, R: 20x/ menit, suhu : 37,3ºC
BB : 40 kg, TB : 157cm
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala : baik, simetris
b.      Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok keadaan bersih,(`warna)
c.       Edema Wajah : tidak ada, pucat
d.      Mata : simetris, Konjungtiva pucat,sclera putih
e.       Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
f.       Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan pendengaran baik
g.      Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis,
h.      Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i.        Payudara
Bentuk : simetris
Benjolan : tidak ada benjolan
Putting susu : menonjol keluar
Pengeluaran : tidak ada
Keluhan : tidak ada keluhan
j.        Abdomen
Bekas Luka : tidak ada
Abdomen bagian bawah: teraba benjolan dan padat, nyeri tekan.
Kandung kemih : tidak kosong
k.      Ekstremitas
Edema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Refleks patella : +/+
Kuku : pendek, bersih
l.        Genitalia luar
Adanya benjolan yang terlihat di labia mayora dan jika ditekan klien merasa nyeri
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
m.    Anus : tidak ada hemorrhoid
3.      Pemeriksaan penunjang
PP Test : - (negative)
Hb 11 gr%

C.     Analisa
Nn.D umur 21 tahun dengan kista saluran nuck.

D.    PLANNING
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan dan memberitahukan klien dan ibu bahwa klien mengalami kista saluran nuck.
Klien mengerti dan khawatir.
2.      Memberikan KIE kepada klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, untuk menambah berat badan klien karena klien kurang mendapatkan asupan gizi seimbang dan makan 3 x sehari.
Klien paham dan bersadia menuruti nasehat bidan.
3.      Menyarankan kepada klien agar tidak teralu stress dan tetap optimis bahwa Allah akan senantiasa memberikan kesembuhan bagi hamba-Nya yang selalu taat beribadah.
Klien mengerti dan mengatakan akan selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya.
4.      Menganjurkan klien untuk tidak perlu takut BAK dan menganjurkan untuk tidak menahan BAK karena bisa jadi akan memperparah keadaannya.
Klien mengerti dan bersedia melaksanakan anjuran bidan.
5.      Merujuk Klien ke Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Klien bersedia untuk dirujuk ke rumah sakit.
6.      Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.
Pendokumentasian telah dilakukan
Ttd                 

Kamis, 31 Mei 2012

Contoh Asuhan Kebidanan Pada iBu Bersalin


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
PADA NY.”i” UMUR X TAHUN GPA UK X MINGGU
DI RSUD

NO REGISTER                                  :
MASUK RS TANGGAL/JAM          :
DIRAWAT DI RUANG                    :
A.    DATA SUBYEKTIF
Tanggal x bulan 2012, pukul x, oleh Bidan Baiq
Identitas

                                                            Ibu                                                       suami
Nama               :                       Ny. I                                                                Tn.F
Umur               :                       20 tahun                                                          25 tahun
Agama             :                       islam                                                                islam
Suku bangsa    :                       sasak/indonesia                                               sasak/indonesia
Pendidikan      :                       D3 Kebidanan                                                             S1
Pekerjaan         :                       Bidan                                                              Designer
Alamat                        :                       Lombok                                                           Lombok
No. Telpon      :                       081xxx                                                                        081xxx
1.      Alasan masuk kamar bersalin
Ibu mengatakan kehamilan 9 bulan, merasakan kenceng-kenceng tapi masih jarang, pengeluaran pervaginam lendir darah tidak ada.
2.      Riwayat Menstruasi
a.       HPM   : 20-09-2010                HPL    : 27-06-2011
Menarche umur 14 tahun, siklus 30 hari, lama 5-6 hari , banyaknya 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
3.      Riwayat Obstetri         : G P A Ah
a.       Riwayat kehamilan sekarang
Pemeriksaan ANC teratur, frekuensi 6 kali, di Puskesmas oleh Bidan.
Keluhan selama kehamilan      :
Trimester I       : mual
Trimester II     : tidak ada
Trimester III    : tidak ada
Pergerakan janin selama 24 jam : frekuensi lebih dari 10 kali dalam sehari.
Imunisasi TT I : 12 April 2011
Imunisasi TT II           : 16 juni 2011
Imunisasi TT III: belum
4.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan

5.      Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
6.      Kebiasaan – kebiasaan ibu
Merokok                      : ibu mengatakan tidak merokok
Minuman keras            : ibu mengatakan tidak pernah minum minuman keras
Minum jamu                : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu apapun
7.      Riwayat kesehatan
-          Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyaki apapun
-          Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit apapun
-          Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
-          Ibu mengatakan tidak memiliki alergi pada obat dan makanan apapun
8.      Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.       Pola nutrisi
Makan       : 3 x sehari, 1 porsi habis, jenis nasi,sayur, lauk, dan buah, keluhan tidak ada
Minum       : 7-8 x sehari, 8 gelas, jenis air putih, susu, keluhan tidak ada
b.      Pola eliminasi
BAB          : 1 kali sehari, konsistensi lembek, bau dan warna khas feses, tidak ada keluhan
BAK         : 5-6 kali sehari, konsistensi cair, warna dan bau khas urin, tidak ada keluhan
c.       Pola Istirahat
Tidur malam dan siang 8 jam per hari, keluhan tidak ada
d.      Pola seksualitas
Ibu mengatakan 2 kali seminggu, keluhan tidak ada
e.       Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu, ganti pakaian 1 kali sehari.
f.       Pola Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan kegiatan ibu rumah tangga secara umum yaitu memasak, mencuci, dan mnyapu.
9.      Riwayat Psikososialspiritual
-          Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan keluarga dan suami
-          Ibu mengatakan perencanaan persalinan sudah ada, yaitu di Rumah Sakit
-          Ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan merawat bayi secara mandiri tapi juga dibantu suami.
-          Ibu mengatakan mengikuti pengajian setiap minggu
-          Ibu mengatakan persiapan keuangan untuk persalinan sudah siap

B.     DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik             kesadaran: kompo smentis
Status emosional         : stabil
Tanda Vital Sign         : TD : 140/90 mmHg               Suhu : 36,50C
                                      Nadi : 80 kali/menit              Respirasi : 24 kali permenit
BB       : 64 kg             TB       : 168 cm          LILA   :
Kepala dan Leher
-          Rambut     : warna hitam, bersih, lurus, tidak ada ketombe
-          Wajah        : simetris, tidak pucat, tidak ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum
-          Mata          : simetris, bersih, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada  gangguan penglihatan
-          Hidung      : simetris, tidak ada polif, bersih
-          Mulut        : simetris, bersih, tidak pucat, tidak ada stomatitis
-          Bibir          : tidak kering, tidak pecah-pecah
-          Gigi           : bersih, tidak ada karies, gigi tidak berlubang
-          Lidah         : tidak pucat, bersih
-          Gusi           : tidak pucat, bersih
-          Telinga      : simetris, bersih, tidak ada cairan yang keluar
-          Leher         : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
-          Payudara   : simetris, tidak ada benjolan, bersih, tidak ada pembengkakan
-          Puting        : simetris, menonjol, tidak lecet, bersih, kolostrum belum keluar
-          Areola       : bersih, hiperpigmentasi
-          Abdomen  : simetris, tidak ada bekas luka, pembesaran sesuai umur kehamilan
Pemeriksaan Palpasi Leopold
Leopold I        : Pada bagian fundus uteri teraba bulat, besar, berarti bokong
                          TFU= 29 cm
Leopold II       : Pada perut bagian kanan teraba keras, bagian memanjang, dan perut     bagian  kiri teraba bagian kecil-kecil, PUKA
Leopold III     : Bagian terendah janin teraba bulat keras, Preskep
Leopold IV     : Kepala sudah masuk panggul. Divergen
DJJ      : 140 kali permenit, teratur dan kuat
TBJ      : (29-11) x 155 = 2790 gram
His       : jarang, lemah
Genitalia          : tidak ada varises, tidak ada oedem, pengeluaran pervaginam, lendir darah (+)
Pemeriksaan Dalam      : vulva dan uretra tenang, dinding vagina icin, portio mecucu, serviks   tebal, pembukaan belum ada. Promontorium tidak teraba, linea inominata teraba sbagian, tonjolan spina iskiadika normal, arcus pubis normal.
-          Ekstremitas
Tangan : simetris, tidak ada oedem
Kaki : simetris, tidak ada oedem, tidak ada varices, refleks patellla kanan-kiri (+/+)
2.      Data Penunjang
a.       Pemeriksaan Darah lengkap
Hb = 12,8 gr %
AL = 11,2 ribu/ul
HMT = 36,4 %
Gol. Darah = 0
HbSAg = negatif (-)
b.      Pemeriksaan USG
Hasil : janin tunggal, preskep, DJJ (+), gerak (+)

ASESSMENT
Ny.”i” umur 18 tahun G2P0A1 UK 41+1minggu, belum dalam persalinan.

PLANNING
1.      Mengawasi keadaan umum dan vital sign ibu
Evaluasi : telah dilakukan
2.      Mengobservasi His dan DJJ
Evaluasi : sudah dilakukan setiap 4 jam
3.      Induksi balon kateter dilanjutkan oksitosin dengan pengawasan dokter
Evaluasi : telah dilakukan induksi balon kateter dan oksitosin 5 iu/500 ml mulai 8 tpm, dinaikkan bertahap hingga maksimal 20 tpm.

KALA II
Subyektif
Pasien mengatakan ingin mengejan

Obyrktif
His teratur 4-5 kali/ 10 menit perinium menonjol, anus mulai membuka
Periksa dalam: vulva dan uretra tenang dinding vagina licin, serviks tidak teraba, pembukaan lengkap, preskep, kepala di hodge 3-4
Assesment
Ny “I” umur x tahun G2P0A1 UK 41 + 1 minggu dalam persalinan kala II
Planning
Tanggal jam
1.      Memberi tahu kepada ibu dan keluarga pembukaan sudah lengkap, Djj 144 kali/menit.
Evaluasi : ibu mrngerti hasil pemeriksaan
2.      Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II, yaitu :
-. Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
-. Ibu merasa adanya tekanan pada anus
-. Perinium menonjol vulva membuka
3.      Memastikan peralatan sudah lengkap : partus set, heating set, resusitasi
       Evaluasi : Peralatan sudah lengkap
4.       Memakai celemek, melepaskan perhiasan, menncuci tangan, dan memakai sarung tangan.
Evaluasi : Sudah dilakukan.
5.      Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap.
Evaluasi: Pembukaan sudah lengkap.
6.      Mendekontaminasikan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%.
Evaluasi : Sarung tangan sudah didekontaminasikan.
7.      Memeriksa DJJ dan HIS.
Evaluasi : pemeriksaan sudah dilakukan DJJ = 144 kali/ menit, HIS teratur
8.      Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat persalinan.
Evaluasi : ibu sudah memilih posisi yang nyaman yaitu tidur terlentang
9.      Memimpin ibu untuk meneran saat ada HIS dan menyesuaikan intruksi Bidan.
Evaluasi : Ibu bersedia meneran saat ada HIS.
10.  Menyiapkan handuk kering untuk mengeringkan bayi
Evaluasi : handuk sudah disiapkan.
11.  Membuka tutup partus set, dan memakai sarung tangan steril.
Evaluasi: partus set sudah dibubka dan sudah memakai sarung tangan steril.
12.  Menolong kelahiran bayi, saat kepala bayi nampak 5-6 cm di vulva dan di bawah simpisis tangan kanan melindungi perinium, dan tangan kiri menahan puncak kepala dan meminta ibu untuk bernafas pendek-pendek
Evaluasi: kepala bayi sudah keluar.
13.  Mengusap muka bayi untuk membersihkan muka bayi dari lendir darah.
Evaluasi: muka bayi sudah dibersihkan.
14.  Memeriksa ada tidaknya lilitan talipusat pada leher bayi.
Evaluasi : Tidak ada lilitan tali pusat.
15.  Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi luar.
Evaluasi : Kepala janin sudah memutar secara spontan
16.  Melahirkan bahu secara biparietal dan kemudian susur sanggah.
Evaluasi : bahu sudah Lahir dan kemudian seluruh badan bayi lahir.
KALA III
Subyektif
Ibu mengatakan senang karena bayinya lahir dengan selamat, dan ibu merasa mules-mules di perut.
Objektif.
Bayi lahir spontan pukul 20.15 Wib, TFU sepusat, kontraksi uterus baik keras, kandung kemih kosong, plasenta belum lahir.
Assesment
Ny “I” umur x tahun G2P1A0 UK 41+1 minggu dalam persalinan kala III
Planning :
1.      Mengucapkan selamat atas kelahiran bayinya
2.      Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar kontraksi uterus baik.
Evaluasi : ibu bersedia untuk disuntik oksitosin
3.      Menjepit tali pusat dengan klem tali pusat kira-kira 3 cm dari pusat bayi, jepit tali pusat 2 cm dari klem pertama kemudian memotong tali pusat.
Evaluasi : tali pusat sudah dipotong
4.      Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva, tangan lain mendeteksi di tepi atas simpisis
Evaluasi : klem sudah dipindahkan
5.      Melakukan peregangan dengan dorsokranial, menganjurkan meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai, kemudian keatas mengikuti proses jalan lahir
Evaluasi : tali pusat sudah direnggangkan dan ibu bersedia meneran.
6.      Melahirkan plasenta dengan kedua tangan setelah plasenta muncul di introitus uteri.
Evaluasi : plasenta sudah dilahirkan.
7.      Melakukan massase uterus dengan gerakan melingkar dan mengajari ibu untuk massase
Evaluasi : massase sudah dilakukan kontraksi baik, ibu sudah mengerti.
8.      Memeriksa kelengkapan plasenta
Evaluasi : Selaput plasenta lengkap dan utuh
9.      Mengevaluasi adanya laserasi perinium dan vagina
Evaluasi : ada laserasi derajat 2 dan dilakukan penjahitan

KALA IV
Subyektif : ibu merasa lega tapi masih terasa nyeri dibagian genitalia
Obyektif : terdapatrobekan jalan lahir derajat 2
Assesment : Ny “I” umur x P2A1Ah1 dalam persalinan aktif  kala IV
Planning:
1.      Memperkirakan jumlah kehilangan darah dan membersihkan darah Ibu yang keluar ± 100 cc
2.      Memantau vital sign ibu yaitu nadi, suhu , tekanan darah, respirasi, kantung kemih, kontraksi uterus, TFU.
Evaluasi : Telah dilakukan pemantauan setiap 15 menit untuk satu jam pertama dan setiap 30 menit untuk 2 jam selanjutnya
3.      Mendekontaminasikan peralatan yang sudah dipakai dan membuang sampah di tempatnya.
Evaluasi : peralatan sudah di dekontaminasikan dan sampah sudah dibuang.
4.      Pendokumentasian.


TTD

                                                                                                                                (Bidan)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...