Pendahuluan.
Pada jaman dahulu penyakit ini disangka disebabkan oleh adanya racun yang menyerang pada persendian. Kejadiannya secara perlahan-lahan, setetes demi setetes. Sejak jaman Yunani kuno kuno ini muncullah istilah untuk penyakit persendian ini dengan nama "gout" atau "pirai" yang berasal dari bahasa latin "guttan" yang berarti tetesan.
Galen pada abad ketiga menulis mengenai "tofi", yaitu endapan natrium urat dalam jaringan di bawah kulit. Van Leeuwenhoek pada tahun 1679 sudah mengetahui adanya kristal pada tofi pirai.
Pengertian secara ilmiah baru dikenal pada abad ke-18 dengan mengisolasi asam urat dari batu ginjal. Penelitian berlangsung cukup lama. Pada abad berikutnya yakni abad ke-19 , Sir Alfred Garrot menemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah penderita gout. Sampai sekarang, kadar asam urat yang tinggi selalu berhubungan dengan penyakit gout. (Kuntjoro, 1975). Penyakit ini dikenal juga sebagai penyakit arthritis gout, merupakan salah satu jenis penyakit rematik atau radang sendi. Penyakit gout biasanya menyerang pada penderita berusia 30 - 50 tahun dan masih produktif. Asam urat merupakan bagian yang normal ada dalam darah dan urin, namun bila berlebihan (hiperurimea) maka akan menjadi masalah. Tingginya asam urat di dalam darah penderita gout dikarenakan banyaknya sisa-sisa pembuangan hasil metabolisme purin, sedangkan ekskresi asan urat melalui urin terlalu sedikit.
Pada tahun 1967, ditemukan adanya kelainan pada sejenis enzim yang khas pada penderita gout oleh Kelley.
Epidemiologi
Prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% yang bervariasi pada berbagai populasi. Sedangkan prevalensi gout juga bervariasi antara 1-15,3%. Pada suatu studi didapatkan insidensi gout 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dL, 0,5% pada kadar 7-8,9%, dan 0,1% pada kadar <7 mg/dL. Insidensi kumulatif gout mencapai angka 22% sete¬lah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dL
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh kelainan metabolisme purin yang selanjutmya bermanifestasi terhadap peningkatan konsentrasi asam urat dalam serum, pembentukan tofi di sekitar sendi dan kelainan ginjal yang meliputi glomerulus, tubulus, jaringan intesstisial, pembuluh darah, serta pembentukan batu urat. Serangan bersifat rekurens yaitu kembalinya gejala setelah berkurangnya gejala penyakit untu sementara waktu (Tehupeiory, 1984)
Sebagai penyakit keturunan, yaitu gangguan metaboliswe sejak lahir.
Faktor lain (lingkungan) diantaranya :
- kadar purin dalam makanan
- berat badan
- jumlah alkohol yang diminum
- obat diuretik/analgetik
- faal ginjal dan volume urin perhari.
Menurut Possmore dan Eastwood (1987), penyakit gout dibagi 2, yaitu :
1. Primer, disebabkan faktor genetik dan lingkungan.
2. Sekunder, disebabkan adanya komplikasi dengan penyakit lain (hipertensi dan artherosklerosis)
Manifestasi klinis
1. Hiperurisemia, kadar asam urat dalam darah meninggi.
2. Artritis pirai /gout akut, bersifat eksplosif, nyeri hebat, bengkak, merah dan teraba panas pada persendian dan akan sanga terasa pada waktu bangun tidur di pagi hari.
3. Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
4. Terdapat tofi dengan pemeriksaan kimiawi.
5. Telah terjadi lebih dari satu serangan akut.
6. Adanya serangan pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki.
7. Sendi terlihat kemerahan.
8. Pembengkakan asimetris pada satu sendi.
9. Tidak ditemukan bakteri pada saat serangan dan inflamasi.
Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan pada mekanisme serangan artritis pirai / gout akut dan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan :
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Pengobatan
Pengobatan penderita dibagi atas :
1. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
2. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu:
- Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron)
- Inhibitor xantin (alopurinol )
Penatalaksanaan makanan
Penderita gout mempunyai syarat-syarat diet, yaitu :
1. Pembatasan makanan tinggi purin hingga kira-kira hanya mengkonsumsi 100-150 mg purin perhari.
2. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada tinggi badan dan berat badan individu.
3. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang dari 100 g/hari.
Tinggi karbohidrat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
4. Rendah protein yang bersumber hewani, namun dianjurkan yang bersumber dari nabati.
Protein dapat meningkatkan produksi asam urat
5. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani. Lemak yang dapat dikonsumsi sebaiknya 15 prosen dari total kalori. Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
6. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2.5 ltr atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
Tinggi cairan dapat membantu pengeluaran asan urat melalui urin.
7. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat.
Asuhan keperawatan pada pasien Gout/Pirai
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari.
Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menunpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil:
- meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal
- menurunnya ekskresi asam urat
- kombinasi keduanya
Gout sering menyerang wanita post menopouse usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki.
Pengkajian Keperawatan
Riwayat Keperawatan
- Usia
- Jenis kelamin
- nyeri (pada ibu jari kaki atau sendi-sendi lain)
- kaku pada sendi
- aktivitas (mudah capai)
- diet
- keluarga
- pengobatan
- pusing, demam, malaise, dan anoreksi
- takikardi
- pola pemeliharaan kesehatan
- penyakit batu ginjal
Pemeriksaan fisik
- identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
- nyeri tekan pada sendi yang terkena
- nyeri pada saat digerakkan
- area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
- denyut jantung berdebar
- identifikasi penurunan berat badan
Riwayat Psikososial
- cemas dan takut untuk melakukan kativitas
- tidak berdaya
- gangguan aktivvitas di tempat kerja
Pemeriksaan diagnostik
- asam urat
- sel darah putih, sel darah merah
- aspirasi sendi terdapat asam urat
- urine
- rontgen
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya radang pada sendi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d adanya nyeri sendi
3. Potensial terjadi perubahan pola miksi b.d adanya batu atau insufisiensi ginjal
4. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
5. Gangguan integritas kulit b.d tophi (tofi)
6. Resiko : nyeri b.d batu ginjal
Perencanaan dan Implementasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Klien akan menunjukkan tingkat kenyamanan yang lebih baik (rasa nyeri berkurang)
- Istirahatkan sendi yang sakit dan berikan bantal dibawahnya
- Berikan kompres hangat
- Hindarkan factor penyebab munculnya iritasi pada tofi
- Berikan obat sesuai program
- Monitor efek samping obat
2. Gangguan mobilitas fisik
Pasien akan meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
- anjurkan pasien untuk melakukan gerakan-gerakan bila tidak ada rasa nyeri
- Lakukan ambulasi dengan bantuan missal dengan menggunakan “walker” atau tongkat
- Lakukan ROM secara berhati-hati
3. Kurang pengetahuan
Pasien dan keluarga akan meningkat pemahaman tentang penyakit gout dan cara perawatannya
- Jelaskan proses perjalanan penyakit
- Berikan jadwal/program pengobatan (nama obat, dosis, tujuan dan efek samping)
- Diskusikan pentingnya diit yang terkontrol
Sumber :
1. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 ed.kedua, Soeparman, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987
2. Perencenaan Menu untuk penderita Gangguan Asam Urat, Ir. Diah Krisnatuti,M.S dkk,PT.Penebar Swadaya, jakarta,2001
3. Catatan kuliah D.3 Keperawatan Depkes Yogyakarta.Tahun 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar