Selasa, 15 Januari 2013

TEORI PEMBERIAN OKSIGEN


MEMBERIKAN O2



 I.      Tinjauan Teori
  1. Pengertian
Yaitu memasukkan zat asam ( oksigen ) ke dalam paru – paru melalui saluran pernafasan menggunakan alat khusus .
( Tim Dep Kes RI , 1985  )

  1. Tujuan Pemberian O2
1.      Untuk memenuhi kekurangan zat asam ( Oksigen )
2.      Untuk membantu kelancaran metabolisme
3.      Untuk mencegah hypoxsia , misalnya pada penyelam , penerbang , pendaki gunung , pekerja ambang .
4.      Sebagai tindakan pengobatan
( Tim Dep Kes RI , 1985  )

  1. Indikasi
1.      Dilakukan pada pasien anoxia , hypoxia
2.      Dilakukan pada pasien yang mengalami kelumpuhan alat – alat pernafasan
3.      Dilakukan pada pasien yang mendapat trauma paru – paru
4.      Dilakukan pada pasien dalam keadaaan gawat , coma dan lain – lain
5.      Dilakukan pada pasien yang tiba – tiba memperlihatkan tanda – tanda syok
( Tim Dep Kes RI , 1985 )





  1. Kontra Indikasi
1.      Hindari tindakan yang menyebabkan pasien merasa sakit
2.      Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan misalnya menghindari api dan tidak merokok dekat tabung
3.      bila menggunakan masker dihidung hendaknya diganti tiap 8 jam.
4.      bila menggunakn kedok hidung zat asam harus terpasang betul, sebelumnya memperhatikan apakah tidak tersumbat atau bocor.
5.      kedok zat asam harus sering dibersihkan untuk mencegah bau karet.
6.      harus selalu memakai pelembab udara (humidifier) untuk melembabkan O2 guna mencegah iritasi selaput lendir alat pernafasan.
( Tim Dep Kes RI , 1985 )

  1. Persiapan
1.      Alat
a.       Tabung oksigen
b.      Water of irrigation
c.       Cateter nasal
d.      Flow metter
e.       Gunting plester
f.        Plester
g.       Vaselin
h.       Wastafel
i.         Handuk
j.        Alat tulis
2.      Pasien
a.       Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan atau setengah duduk
b.      Pasien diposisikan fowler
( Yuni Kusmiati , 2007 )


  1. Prosedur Tindakan
1.      Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2.      Siapkan alat secara ergonomic
3.      Pasang sampiran
4.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan dengan handuk bersih
5.      Atur posisi pasien setengah duduk ( fowler )
6.      Isi gas humidifier dengan water of irrigation setinggi batas yang tertera
7.      Hubungkan flow meter dengan tabung oksigen
8.      Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar pengatur konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam gas flow meter
9.      Hubungkan cateter nasal dengan flow meter
10.  Alirkan oksigen sesuai kebutuhan
11.  Cek aliran cateter nasal dengan menggunakan punggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen
12.  olesi ujung cateter nasal dengan jelly
13.  Pasang cateter nasal
14.  Bereskan alat dan rapikan pasien
15.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan dengan handuk
16.  Dokumentasi
( Yuni Kusmiati 1985 )

  1. Evaluasi
1.      Alat
Persiapan peralatan yang digunakan dalam tindakan memberikan O2 kepada pasien antara teori dengan praktek masih ada perbedaan , yaitu dalam teori pemasangan O2 sebelum cateter nasal dipasang diolesi vaseline atau jelly terlebih dahulu dan dalam tindakan seharusnya menggunakan sarung tangan namun dalam praktek dilapangan tidak dipergunakan .
2.      Pasien
Pasien dilakukan tindakan pemberian O2 agar dapat menggobati peradangan saluran pernafasan bagian atas , sehingga lendir encer dan mudah keluar , selaput lendir tetap dalam keadaan lembab , serta pernafasan menjadi lega .

  1. Daftar pustaka
Dep Kes RI  .1985 .Teknis perawatan dasar . Bandung: PT Granesia .
Kusmiyati , yuni .2007 . Ketrampilan dasar paktek klinik kebidanan . Yogyakarta : Fitramaya .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...