Kamis, 21 April 2011

PERSALINAN NORMAL

A.     PENGERTIAN
Persalinan ialah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup di luar, dari rahim melalui jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

B.     SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULAKAN PERSALINAN
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain dikemukakan factor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
1.      Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his apabila kadar progesterone turun.
2.      Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3.      Teori distensi rahim
Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga menggaanggu sirkulasi utero plasenter.
4.      Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terletak ganglion servikale (fleksus frakenhauser). Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kotraksi.

C.     FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN
a.       Kekuatan mendorong janin keluar (power)
·         His (kontraksi uterus)
·         Kontraksi otot-otot dinding perut
·         Kontraksi diafragma
·         Ligmentous action terutama lig. Rotundun
b.      Factor janin
c.       Factor jalan lahir
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, servik, vagina dan dasar panggul.











D.     TANDA – TANDA PERSALINAN
1.      Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
·      Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu ketara.
·      Perut kelihatan lebih lebar, fundus uteri turun.
·      Perasaan sering –sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
·      Perasaan sakit di perut dan di pingang oleh adanya komtraksi-komtraksi lemah dari uterus, kadang disebut “false labourbpains”
·      Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bias tercampur darah.
2.      Tanda – tanda dalam persalinan
·      Rasa sakit oleh adanya his yang atang lebih kuat, sering dan teratur.
·      Keliarnya lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik
·      Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
·      Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada.
3.      Yang mempengaruhi persalinan
·      Cemas
·      Usia
·      Pola istirahat
·      Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
·      Besarnya anak
·      Obet-obatan
·      Social ekonomi
·      Kelainan letak
·       
E.      MEKANISME PERSALINAN
1.      Kala persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
·         Kala I (kala pembukaan), waktu untuk prmbukaan servik sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Inpartu (partus mulai) di tandai dengan keluarnya lender bercampur darah (bloody show), karena servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika servik mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan di bagi ats 2 fase, yaitu :
a.       Fase laten, dimana pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.


b.      Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas subfase :
§  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
§  Periode dilatasi maksmal (stedy) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
§  Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan 10 cm atau lengkap.

Dalam buku – buku, proses membukanya servik disebut dengan berbagai istilah : melembek (softening, menipis (thinned out), oblitrasi (obliterated), mendatar dan tertarik k atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation).
Fase-fase yang di kemukakan di ats dijumpai pada primigravida.
Bedanya dengan multigravida adalah :
                  Primi                                                    Multi
                                    Servik mendatar (effacemeny)                        Mendtar dan membuka biasa
                                    Dulu, baru dilatasi                               bersamaan
                                    Berlangsung 13 – 14 jam                     Berlangsung 6 – 7 jam

·         Kala II (kala pengeluaran janin), waktu uterus dengan kekuatan his di tambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahir lah kepala, diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 1 /2  jam, pada multi 1/2 – jam.
·         Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong dalan vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menitsetelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
·         Kala IV, mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
o   Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ubu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
o   Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi                                                                            Multi
Kala I                                       13 jam                         7 jam
Kala II    1 1/2  jam
Kala III                                                ½  jam                          ¼  jam
            Lama persalinan          14 ¼  jam                     7 ¼ jam
2.      Mekanisme persalinan
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin, trutama pada primi, dan juga pada multi pada saat partus mulai. Untunglah, bahwa hampir 96% janin adalah letak kepala.
Pada letak kepala belakang kepala (LBK) dijumpai pula :
1.      Ubun-ubun kecil kiri depan = 58%
2.      Ubun-ubun kecil kanan depan = 23%
3.      Ubun-ubun kecil kanan belakang = 11%
4.      Ubun-ubun kecil kiri belakang = 8%
Kenapa lebih banyak letak kepala dikemukakan 2 teori :
a.       Teori akomodasi : bentuk rahim memungkinkan bokong dan ekstrimitas yang volumenya berada di atas dan kepala di bawah, di ruang yang lebih sempit
b.      Teori gravitasi : karena kepala relative lebih besar dan berat maka akan turun ke bawah. Karena his yang kuat, teratur dan sering, maka kepala janin turun memasuki pimtu atas panggul (engangement). Karena menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah menekuk (fleksi maksimal), ehingga lingkar kepala yang memasuki panggul dengan ukuran yang terkecil.
·         Diameter suboccipito-bregmatika = 9'5 cm
·         Sirkumferensia suboccipito-bregmatika = 32 cm
·          
F.      PIMPINAN PERSALINAN
1.      Posisi ibu dalam persalinan
a.       Posisi litotomi adalah posisi yang umum dimana wanita berbaring terlentang dengan lutut ditekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan kiri.
b.      Posisis duduk (squading position) : sekarang posisi bersalin duduk telah dikembangkan di Negara-negara Amerika latin. Untuk di buat meja bersalin khusunya dimana wanita dapat duduk sambil melahirkan.
c.       Cara berbaring :
1)      Menurut walcher : di tepi tempat tidur
2)      Menurut Tjeenk-Willink : memakai bantal
3)      Menurut Janges : untuk mempelebar jalan panggul
4)      Menurut posisi Simp : posisis miring

2.      Pemeriksaan wanita yang mau melahirkan
Seperti telah dibicarakan diatas, pemeriksaan wanita hamil meliputi pemeriksaan seluruh tubuh, begitu pula pemeriksaan wanita yang akan melahirkan, yaitu :
·         Pemeriksaan umum
Tekanan darah, nadi, perrnapasan, reflek, jantung, paru-paru, berat badan, tinggi badan dan sebagainya
·         Pemeriksaan status obstetrikus
Letak dan posisi janin
Denyut jantung janin
His dan sifat-sifatnya, dsb

·         Pemeriksaan dalam (vagina atau rectal)
Pembukaan servik dalam cm atau jari
Turunnya kepala menurut hodge
Ketuban :sudah pecah belum, menonjol atau tidak
·         Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urine : protein dan gula
Pemeriksaan darah : Hb, golongan darah
·         Persiapan bagi ibu
Bersihkan dan cukur daerah genetalia eksterna (klau ibu menghendaki)
Ibu hamil di suruh kencing dan lakukan kateterisasi guna mengosongkan kandung kencing.
Klisma supaya rectum kosong
Pakaian diganti dengan yang longgar.
·         Persiapan semua alat-alat untuk persalinan biasa
Beberapa pasang sarung tangan steril
Gunting siebold, gunting tali pusat
Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
Benang atau plastic klem untuk tali pusat
Alat penghisap lender bayi
Betadin dengan kapas lidinya
Alat-alat untuk menjahit luka
Obat-obatan dan jarum suntiknya
Kain kasa steril dan sebagainya

3.      Menolong/memimpin persalinan
Kala I
Pekerjaan penolong (dokter, bidan penolong lainnya) dalam kala I adalah mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya serta menanamkan semangat diri pada wanita ini bahwa proses persalinan adalah fosiologis. Tanamkan rasa percaya diri dan percaya kepada penolong.
Pemberian obat dan tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada indikasi.
Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau berjalan-jalan . bila berbaring sebaiknya kesisi dimana punggung berada. Bila ketuban sudah pecah, di larang berjalan harus berbaring.
Periksa pervaginam dilarang, kecuali ada indikasi, karena setiap pemeriksaan akan membawa infeksi, apabila dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas (asepsis). Pada kala pembukaaan dilarang mengedan, karena belum waktunya dan hanya menghabiskan tenaga ibu. Biasanya kala 1 berakhir apabila pembukaan sudah lengkap mencapai 10 cm.

Tanda-tanda persalinan
Tabel 1 berikut menguraikan frekuensi penilaian dan intervensi. Jika ibu menunjukkan tanda-tanda komplikasi atau gejala komplikasi atau perubahan kondisi, penilaian harus sesering mungkin.


Table 1. frekuensi minimal penlaian dan intervensi dalan normal
Parameter
Frekuensi pada fase laten
Frekuensi pada fase aktif
Tekanan darah
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
Suhu badan
Setiap 4 jam
Setiap 2 jam
Nadi
Setiap 30-60 menit
Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin
Setiap 1 jam
Setiap 30 menit
Kontraksi
Setiap 1 jam
Setiap 30 menit
Pembukaan servik
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
penurunan
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam

 Mekanisme persalinan
·         pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan selama 4 jam pertama selama kala 1 persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah.
·         Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut :
Ø  Warna cairan amnion
Ø  Dilatasi servik
Ø  Penurunan kepala
                  Jika servik belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis belum dapat di tegakkan.
·         Jika terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut dalam 4 jam untuk melihat perubahan pada servik. Pada tahap ini, jika servik terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.

 Kala II
Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk ruang panggul ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila belum pecah, harus dipecahkan. His dating lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his mengejan. Penolong harus telah siap memimpin persalinan.
Ada 2 cara ibu mengedan :
·         Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku. Kepala di angkat sedikit sehingga dagu mengenai dada. Mulut di katupkan.
·         Dengan sikap seperti di atas, tetapi badab miring kea rah punggung janin berada dan hanya ada satu kaki yang dirangkul, yaitu sebelah atas.
Bila kepala janin sampai dasar panggul, vulva mulai terbuka (membuka pintu), rambut kepala kelihatan. Tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meregang. Penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril, supaya tidak terjadi robekan (rupture perineum). Pada primigravida di anjurkan melakukan episiotomi.

Episiotomy
Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi kedalam vagina, yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perineum : ada 3 irisan : medialis, medio-lateralis, lateralis. Tujuan episiotomo adalah supaya tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan robekan pada spingter anin (rupture perinea totalis) yang bila tidak di jahit dan di rawat dengan baik menyebakan beser berak (inkontinensia alvi)

Ekspresi kristeller
Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan; tujuannya membantu ibu untuk melahirkan kepala. cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan, juga hanya boleh 2-3 kali saja. Bahaya nya adalah : rupture uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam perut dan solusio plasenta.

Prasat ritgen
Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri penolong menekan bagian kepala janin kearah anus dan tangan kanan diperineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba mengait dagu janin dan ditekan kea rah simpisis pelan-pelan. Dengan pimpinan yang baik dan sabar, maka lahirlah kepala dengan ubun-ubun kecil (subocciput) dibawah simfisis sebagai hipomoclion secara berturut turut kelihatan : bregma (ubun-ubun besar), dahi, muka dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada, lepaskan. Kepala akan mengadakann putaran restitusi kea rah dimana punggung janin berada. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala ke arah anus(bawah); lalu bahu belakang dengan menarik pelan-pelan kea rah simfisis (atas). Melahirkan badan, bokong dan kaki lebih mudah yaitu dengan mengaitkan kedua ketiak janin.

Bayi baru lahir
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik napas dan mmenangis, menggerakan tangan dan kakinya. Bayi diletakan dengan kepala lebih rendah, kira-kira membentuk sudut 30 derajat dengan bidang datar. Mulut dan hidung dibersihkan, lendir dihisap dengan oenghisap lendir. Tali pusat diklem pada dua tempat, 5 dan 10 cm dari umbilicus, lalu digunting di antaranya. Ujung pada bayi diikat kuat dengan pita/benang atau klem plastic sehingga tidak ada perdarahan. Akhirnya bayi diurus sebaik-baiknya.
Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi rahim, kandung kemih penuh atau tidak. Kalau penuh harus dikosongkan karena dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran uri.

Kala III
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri ini cukup penting, karena kelalaian dapat menyebabkan resiko perdarahan yang dapat membawa kematian . kala ini berlangsung mulai dari lahir sampai uri keluar lengkap. Biasanya uri akan lahir spontan dalam 15-30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam , tetapi tidak boleh ditunggu jika terjadi banyak perdarahan.
Kala III ini terdiri dari 2 fase:
1.      Fase pelepasan uri
2.      Fase pengeluaran uri
Lokalisasi dari uri adalah :
·            Pada dinding depan dan belakang korpus uri
·            Kadang-kadang pada dinding lateral
·            Jarang di fundus uteri
·            Sesekali pada segmen bawah rahim (SBR) disebut plasenta previa

Mekanisme pelepasan uri
Kontraksi rahim akan mengurangi area uri, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa centimeter. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian-bagian yang longgar dari uri pada dinding rahim, bagian ini akan terlepas, mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri. Kadang-kadang masih ada bagian uri yang masih melekat pada dinidng rahim.
Proses pelepasan ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila pelepasan sudah komplit, maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR, lalu ke vagina dan dilahirkan.
Selaput ketubanpun dikeluarkan, sebagian oleh kontraksi rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri. Di tempat-tempat yang lepas terjadi perdarahan antara uri dan desidua basalis disebut retroplasenter hematoma.
Jadi jelaslah setelah anak lahir tugas kita belum selesai, masih ada satu hal berat yang dapat mengancam jiwa ibu, yaitu pimpinan kala III dan pengawasan kala IV.
1.      Fase Pelepasan Uri
Cara lepasnya uri ada beberapa macam :
SHCULTZE
·      Lepasnya seperti kita menutup paying, cara ini yang paling sering terjadi (80%). Yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu terjadi retrop asental hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, pendarahan tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelahnya.
DUNCAN
·      Lepasnya uri milai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan (20%). Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban
·      Serempak dari tengah dan pinggir plasenta

Untuk mengetahui cara lepasnya uri dapat diselidiki dengan dua cara :
1)      Memasukan zat kontras kedalam uri melalui pembuluh darah tali pusat, lalu dibuat gambar rotgen.
2)      Secara klinis, meneliti sewaktu uri lahir melalui vagina dan vulva.

2.      Fase Pengeluaran Uri
Uri yang sudah lepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke bawah yang oleh rahim sekarang di anggap benda asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan dilahirkan, 20% secara sepontan dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :
KUSTNER
Dengan meletakan tangan disertai tekanan pada/ di atas simfisis; tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk.. belum lepas, diam atau maju.. sudah lepas.
KLEIN
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali belum lepas; diam atau turun .. lepas.
STRASSMAN
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar.. belum lepas; tidak bergetar … sudah lepas.
·   Rahim menonjol diatas simfisis
·   Tali pusat bertambah panjang
·   Rahim bundar dank eras
·   Keluar darah secara tiba-tiba

Normalnya pelepasan uri berkisar ¼-1/2  jam sesudah anak lahir, namun kita dapat menunggu paling lama 1 jam. Tetapi bila terjadi perdarahan atau bila pada persalinan lalu ada riwayat perdarahan post partum, maka tidak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan tangan. Juga kalau perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau satu nierbekken, sebaiknya uri langsung dikeluarkan secara manual dan diberi uterotonika.
Pimpinan kala uri
Segera sesudah anak lahir, anak di urus dan tali pusat di klem. Biasanya rahim yang telah menyelesaikan tugas berat mengeluarkan anak akan beristirahat beberapa menit. Tugas kita dalam masa istirahat adalah:
·         Memeriksa keadaan ibu tentang :
Ø  Status lokasi obstetric dengan cara palpasi fundus uteri dan konsistensinya
Ø  Memeriksa keadaan vital ibu : tensi, nadi, pernapasan
·         Mengawasi perdarahan
·         Mencari tanda-tanda pelepasan uri, kalau sudah lepas segera melahirkannya. Kalau tidak ada perdarahan dan konsistensi uterus baik (keras); kita hanya menunggu dan mengawasi; jangan buru-buru melahirkan uri. Bila rahim memerlukan stimulasi setelah beberapa menit, lakukan massage pelan-pelan. Bila kita sabar menunggu, biasanya uri akan lahir spontan dan bila ada tanda-tanda lepasnya uri, plasenta segera dilahirkan dengan:
Ø  Menyuruh ibu mengedan
Ø  Member tekanan pada fundus uteri
·      Dorongan pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim dengan kontraksi baik, sebab pada rahim yang lembek dapat menimbulkan inversion uteri. Jangan mendorong sampai servik sampai introitus vagina, karena terancam oleh bahaya infeksi.

Metode Crede
a.       Empat jari pada dinding rahim belakang, ibu jari di fundus depan tengah
b.      Lalu pijit rahim dan sedikit dorong kebawah, tapi jangan terlalu kuat, seperti memeras jeruk
c.       Lakukan sewaktu ada his
d.      Jangan tarik tali pusat, karena bias terjadi inversion uteri
Pengeluaran uri secepat mungkin hanya bila ada :
·         Pendarahan yang banyak (melebihi 500cc)
·         Ada sejarah perdarahan post partum sebelumnya
·         Adanya retensio plasenta sebelumnya

Pengeluaran selaput ketuban
Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada yang tertinggal, ini dapat dikeluarkan dengan cara :
·                  Menarik pelan-pelan
·                  Memutar atau memilinnya seperti tali
·                  Memutar pada klem
·                  Manual atau digital

Uri dan selaput ketuban harus diperiksa sebaik-baik nya setelah dilahirkan, apakah lengkap atau tidak lengkap. Yang diperiksa yaitu :
·                     Permukaan maternal : 6-20 kotiledon
·                     Permukaan fetal
·                     Apakah ada tanda-tanda plasenta suksenturiata
Kalau tidak lengkap disebut ada sisa uri, dan menyebabkan perdarahan yang banyak serta infeksi.
Kala IV (Kala Pengawasan)
Dalam buku-buku asing tidak kita jumpai kala IV kecuali buku-buku belanda. Namun bagi institute-institut di Indonesia karena di anggap cukup penting, kita masih mengenal kala pengawasan setelah uri lair 1-2 jam.
Darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasa disebabkan oleh luka pada penglepasan uri dan robekan pada servik dan perineum. Rata-rata dalam batas normal, jumlah perdarahan adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. bila perdarahan sudah melebihi 500 cc ini dianggap abnormal; harus dicari sebabnya. Penting untuk di ingat : jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam setelah bayi dan uri lahir. Sebelum meninggalkan ibu yang baru melahirkan, periksa ulang dulu dan perhatikan 7 pokok penting berikut :
1.         Kontraksi rahim : baik atau tidak dapat diperiksa melalui palpasi. Bila diperlukan lakukanlah massage dan beri uterus tonika: metergin, ermetrin, pitosin.
2.         Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa
3.         Kandung kencing : harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing dan kalau tidak bisa, segera kateter.
4.         Luka – luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak
5.         Uri dan selaput ketuban harus lengkap
6.         Keadaan umum ibu : tensi, nadi, pernapasan, rasa sakit
7.         Bayi dalam keadaan baik



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...