Telah diketahui bahwa janin dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua yaitu untuk ibu sendiri dan untuk anak dalam kandungannya. (Dep Kes, 1993).
Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia post partum, sepsis puerperalis sedangkan makanan secara berlebihan karena ibu hamil tersebut salah mengarti bahwa ia makan untuk “dua orang” dapat pula menyebabkan komplikasi antara lain pre eklampsia, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita hamil tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati (Sarwono, 2002).
Makanan diperlukan antara lain untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, buah dada dan kenaikan metabolisme anak aterm memerlukan 400 gram protein, 220 gram lemak, 80 gram karbohidrat dan40 gram mineral. Uterus dan plasenta membutuhkan masing-masing 500 gram dan 55 gram protein. Kebutuhan total protein 950 gram, calsium 30 gram Fe 0,8 gram dan asam folat 300 mg (Mochtar, 1998). Dalam masa kehamilan berat badan seorang ibu dapat bertambah sekitar 11-13 kg. Yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg), jaringan plasenta 1,5 kg, uterus 0,4 kg, payudara 1,5 kg, volume darah 1,5 kg, air ketuban 2,9 kg. Peningkatan berat badab tersebut membutuhkan makanan yang bergizi baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air (M. Agus krisno Budianto, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula status gizi ibu pada waktu konsepsi yang dipengaruhi oleh:
1) Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2) Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3) Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anaknya yang pertama.
Sedangkan status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi pada waktu konsepsi juga berdasarkan:
1) Keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil
2) Derajat pekerjaan fisik
3) Asupan pangan
4) Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi.
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis kemiskinan, berguna untuk pemastian apakah ibu berkemampuan membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Manfaat riwayat obstetri ialah membantu menentukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh. Kecukupan zat gizi selama hamil baru dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat diaplikasikan pada waniyta hamil, perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan sebagai petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin.
Pemeriksaan antropometrik yang biasa dilakukan ialah penimbangan berat badan, pengukuran tinggi, penentuan berat ideal, dan pola pertambahan berat. Berat pada kunjungan pertama sementara berat sebelumnya jangan terlewat untuk ditanyakan. berat sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosis serta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara intensif (Arisman, 2004)
Kebutuhan gizi pada ibu hamil
Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan:
1) Cukup kalori, protein yang tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2) Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak.
3) Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil
4) Perencaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik dan memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayinya kelak
5) Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah.
6) Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan.
7) Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.
Bahan pangan yang digunakan meliputi enam kelompok:
1) Makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati)
2) Susu dan olahannya
3) Roti dan bebijian
4) Buah dan sayur yang kaya akan vitamin C.
5) Syuran berwarna hijau tua
6) Buah dan sayur lain
Jika keenam makanan ini digunakan, maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh wanita hamil akan terpenuhi. (Arisman, 2004). Kebutuhan zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat janin dan kecepatan janin mensintesa jaringan-jaringan baru. Dengan demikian kebutuhan zat gizi akan maksimum pada minggu-minggu mendekati kelahiran . Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik dan dari makanan ibu sehari-hari sewaktu hamil (Depkes, 1993)
1) Kebutuhan energi
Kebutuhan pada waktu hamil adalah 300-500 kcal lebih banyak dari makanan yang biasa ibu makan setiap hari. Penambahan 300-500 kcal ini dianggap zat-zat gizi lain (protein, vitamin dan mineral) juga ikuyt terpenuhi baik untuk kebutuhan ibu sendiri maupun untuk kebutuhan janin.
Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi sangat sedikit namun pada akhir semester terjadi peningkatan. Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mamae dan penimbunan lemak. Selama trimester akhir kalori digunakan khususnya untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Sumber kalori antara lain karbohidrat, protein dan lemak. Makanan yang mengandung hidrat arang antara lain golongan padi-padian seperti beras, jagung, gandum dan golongan umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar dan ubi kayu, lain-lainnya misalnya sagu (Dep kes, 1993).
2) Kebutuhan protein
Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin penambahan volume darah dan pertumbuhan mamae serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 g lebih banyak dari yang tidak hamil (Depkes, 1993)
Sumber protein antara lain protein hewani: daging, ikan, unggas, telur, kerang, dan lain sebagainya. Protein nabati antara lain kacang-kacangan; seperti kacang kedelai, kacang tanah , kacang tolo.
3) Kebutuhan lemak
Lemak selain sebagai kalori juga untuk memperoleh vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,B, E, dan K (Dep kes, 1993)
4) Kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin meningkat selama hamil, vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein.
a. Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi, meningkatkan daya tahan terhadap infeksi dan juga diperlukan untuk pemelihaan jaringan mata. Sumber vitamin A: hewani seperti minyak ikan kuning telur, nabati seperti wortel, sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan yang berwarna merah seperti tomat, pepaya (Depkes, 1993)
b. Vitamin B komplek
Vitamin B komplek mengandung vitamin B1, B2, asam nikotin (niasin), B6, B12 dan asam folik. Vitamin B1 penting untuk pembakaran hidrat arang, guna menghasilkan tenaga serta urat saraf. Sumber vitamin B1: hewani ; telur, ginjal, otak ikan. Nabati; beras tumbuk kacang-kacangan, beras merah, daun singkong dan daun kacang panjang. Vitamin B2 penting untuk pernafasan antar sel, pemelihaan jaringan saraf, kulit dan kornea mata. Sumber vitamin B2; bermacam-macam buah, sayur biji kacang (Dep kes, 1993). Vitamin B12 penting sekali bagi keberfungsian sel-sel sum-sum tulang, sistem persyarafan dan saluran cerna. Sumber vitamin B12 ialah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu, dan keju (Arisman, 2004)
c. Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme calsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi dan osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D ialah susu yang telah diperkaya dengan vitamin D (Arisman, 2004)
5) Kebutuhan yodium
Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme karena peran hormon tiroid dalam perkembangan pematangan otak menempati posisi strategia. Koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asupan perhari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg. Dalam bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium peroral atau injeksi. (Arisman, 2004).
6) Kebutuhan calsium
Kalsium bersama dengan garam fosfor yang diperlukan untuk tulang dan gigi janin. (Dep kes, 1993). Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun drastis sampai 5% daripada wanita tidak. Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg perhari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium ialah susu dan hasil olahannya yoghurt, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, sayuran warna hijau tua. (Arisman, 2004)
7) Zat besi
Kebutuhan wanita hamil akan meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300% perkiraan besaran zat besi yang perlu disimpan selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi diteransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui diet karena itu suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita yang bergizi baik. Setiap wanita hamil dianjurkan untuk menelan zat besi sebanyak 30 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan oleh sebab itu suplemen sebesar 30-60 mg dimulai pada minggu ke12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pasca partum perlu diberikan setiap hari . (Arisman, 2004)
8) Asam folat atau folic acit
Merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. (Arisman, 2004).
Asam folat diperlukan untuk memelihara pertumbuhan janin dan mencegah terjadinta anemia macrocytic megaloblastik. Kebutuhan selama hamil antara 400-800 gram perhari. Folic acit sangat sensitif terhadap panas tinggi sehingga apabila makanan dimasak terlalu lama akan merusak folic acit (Dep kes, 1993).
Jenis makanan yang banyak mmengandung asam folat atau folic acit adalah ragi (1000 mg/100 g.) Hati (250 mg/100 g), brokoli, sayuran berwarna hijau, bayam, asparagus, dan kacang-kacangan sumber lain seperti ikan, daging, jeruk dan telur. (Arisman, 2004)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar