Konsep Dasar kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. (Manuaba, 1998). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. (Dep.Kes, 1996 ). Kehamilan adalah suatu proses yang akan terjadi bila aspek penting terpenuhi yaitu ovum, spermatozoa konsepsi dan nidasi (Dep.Kes RI, 1993 ).
Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi. :
1. Ovulasi pelepasan ovum
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel intertisial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitois.
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilasi dan membentuk zigot.
4. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang lain beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil kosepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 Mu atau 0,01 mm dan disebut stadia morula. Selama pembelahan sel di bagian dalam terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan disebut “blastula”. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam endometrium.
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.
5. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implamentasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi, pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.
Fungsi Plasenta :
a. Sebagai alat nutrisi untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pekembangan janin
b. Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
c. Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2
d. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI
e. Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin
f. Sebagai barrier atau filter
g. Fungsinya belum diketahui. (Manuaba, 1998)
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Tanda – tanda Kehamilan
1. Tanda dugaan hamil
a. Amenore (terlambat datang bulan)
b. Mual dan muntah
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan
c. Ngidam
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkop.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen – progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
f. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi kulit pada daerah pipi, dinding perut dan sekitar payudara
i. Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. Varices atau penampakan pembuluh darah vena (Manuaba, 1998)
2. Tanda – tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar
c. Pada pemeriksaan dalam dijumpai
Tanda hegar : Perlunakan isthmus
Tanda chadwicks : Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu
Tanda piscaseck : Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut
Tanda braxton hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraks
Teraba ballotement : Pantulan yang terjadi setelah uterus diketuk
d. Pemeriksanaan tes biologis kehamilan positif
3. Tanda pasti kehamilan (Manuaba, 1998)
Tanda pasti kehamilan dapat di tentukan dengan jalan :
1. Gerakan janin dalam rahim :
a. Terlihat / teraba gerakan janin
b. Teraba bagian – bagian janin
2. Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotografi, alat doppler.
b. Dilihat dengan ultrasonagrafi
c. Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.
Perubahan fisiologis pada saat kehamilan
1. Rahim atau uterus
a. Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim
b. Berat uterus naik
c. Bentuk dan konsistensi uterus meningkat
d. Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembangan dan bertambah
e. Serviks uteri : serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak. (Rustam, 1998)
2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-kebiruan (tanda chadwicks).
3. Ovarium
Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih mengeluaran estrogen dan progesteron (Rustam Mochtar, (1998).
4. Payudara
Payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin berpigmentasi (hitam), glandula montgomery makin tampak, puting susu makin menonjol, pengeluarkan ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan dari PIH (prolaktin dan inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI.
5. Sikulasi darah ibu
a. Volume darah
Volume darah meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilus) dan curah jantung akan bertambah sekitar 30 %.
b. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilus yang disertai anemia fisiologis.
c. Sistem respirasi
Terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar, sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat , ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
d. Sistem pencernaan
Pengeluaran air liur yang berlebihan, daerah lambung terasa panas, mual, pusing kepala terutama pagi hari (morning sickness) muntah, obstipasi.
e. Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
f. Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormon lobus hipofisi anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra dan pipi.
g. Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuha janin dan persiapan memberikan ASI. (Manuaba , 1998).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar