By. Sirajudin Noor,S.Kp., Ners., M.Kes
I. Pendahuluan
Suatu penelitian berawal jika seseorang merasa dihadapkan pada suatu kesulitan atau masalah yang cukup besar dan kuat untuk dapat membangkitkan dorongan untuk memecahkannya. Tanpa kesulitan atau masalah yang dirasakan, atau tanpa hasrat untuk memecahkannya, tidak akan ada penelitian (No problem, no research).Tahap ini merupakan tahap pertama yang penting dan menentukan seluruh pelaksanaan penelitian yang jalannya/langkahnya masih panjang. Timbulnya suatu masalah merupakan akibat dorongan keingintahuan manusia atas apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang melatarbelakangi kejadian atau fenomena yang ditemuinya.
Penelitian adalah suatu cara, proses atau alat manusia dalam upayanya mencari kebenaran dengan jalan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan menggunakan metoda khusus yang disebut metoda ilmiah.
Pengertian penelitian menuntut tercapainya suatu pemecahan atas suatu masalah dengan diperolehnya bukti-bukti meyakinkan yang dikumpulkan melalui tatalaksanan (prosedur) yang sistematik, jelas dan terkendali.
Masalah penelitian merupakan jantung/nyawa setiap upaya penelitian. Seseorang peneliti harus mempertimbangkan sebaik dan sedalam mungkin, dengan menggunakan cukup waktu, perhatian dan pemikiran. Dalam proses penelitian seseorang peneliti dituntut untuk dapat mengidentifikasi (menemutunjukkan) masalah penelitian dan menyatakannya dengan tepat dan benar.
Dunia sekitas kita, ke mana mata memandang dan ke mana perhatian diarahkan, sarat dengan masalah penelitian. Apapun juga yang membangkitkan minat, menggelitik keingintahuan dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab atau masih terdapat perbedaan jawaban (pertentangan jawaban) atas kesahihan jawaban, kesemuanya ini merupakan lahan subur bagi penemuan dan penggalian masalah yang dapat diteliti.
Perlu dibedakan antara masalah pribadi dan masalah penelitian. Masalah pribadi merupakan masalah nyata (misalnya bagaimana cara sukses dalam hidup), tetapi bukan masalah penelitian.
Masalah penelitian harus memenuhi persyaratan-persyaratan metoda ilmiah. metode ilmiah dimaksud untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diuji kebenarannya, dalam bentuk rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola dan untuk menegaskan bidang keilmuan. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode sampling, pengukuran, analisa, penulisan hasil, dan kesimpulan
II. Karakteristik Masalah Penelitian
Untuk dapat memahami sifat suatu masalah yang dapat dikualifikasikan sebagai masalah penelitian, terutama bagi peneliti pemula, memang tidak mudah. Hanya dengan “melakukan sesuatu”(menemukan korelasi, mengumpulkan data, membuat catatan, matching kelompok-kelompok, atau membandingkan sesuatu) yang kemudian diakhiri dengan “menulis makalah”, bukanlah penelitian. Pada dasarnya, penelitian tidak dapat dipisahkan dari pergelutuan mental (berfikir,selebrasi) yang memerlukan jiwa penyelidik yang mencari fakta, kemudian disentesa apa arti fakta tersebut dan akhirnya sampai pada kesimpulan logis dan tepat. Inilah aturan dasar yang diperlukan dalam upaya memahami arti penelitian.
Pertanyaan apakah obat itu bermanfaat, bukanlah masalah penelitian. Ini sekedar pertanyaan superficial; yang menjadi masalah ialah dimana letak manfaat obat tersebut dan mengapa bermanfaat. Penelitian tidak hanya menjawab pertanyaan superficial, tapi jauh lebih fundamental dan kausal. Penelitian tidak hanya berhenti pada fenomena yang dapat diamati dalam satu kejadian, tapi ingin mengungkapkan alasan-alasan, sebab-sebab perbedaan kualitas (bukan kuantitas) yang membedakan situasi satu dari lainnya. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa pertanyaan ya atau tidak bukanlah masalah penelitian.
Masalah-masalah perbandingan bukanlah masalah penelitian. Ungkapan “Tujuan penelitian ini ialah membandingkan pengaruh perlakukan A dengan perlaluan B terhadap X”, ini bukan masalah penelitian. “Masalah” dalam “penelitian” tersebut sudah terpecahkan dengan membuat 2 daftar angka.Disini tdk diperlukan interpretasi data, hanya penyajian data saja.
Masalah penelitian harus dengan tepat menyatakan apa tujuan penelitian. Nyatakanlah masalah penelitian sedemikian jelasnya sehingga fakta interpretasi data terlihat dengan jelas atau bahkan hal ini begitu kuatnya terimplikasi dalam kata-kata di dalam masalah penelitian secara benar dan tepat. Tujuan penelitian di atas tadi dapat dinyatakan ; “ Tujuan penelitian ini ialah membandingkan untuk mengalasisis jenis-jenis dan alasan-alasan perbedaaan hasil-hasil perlakuan A dan B terhadap X. Di sini terungkap lebih dalam mengenai jenis, sebab dan perbedaan kualitatif kedua perlakukan tersebut. Jelaslah bahwa perbandingan baru merupakan langkah antara. Dengan perbandingan menyebabkan kesamaan atau perbedaan mencul keterbukaan, untuk selanjutnya peneliti akan lebih menyadari akan keberadaannya dan akhirnya mencari alasan-alasan yang mendasari kesamaan dan perbedaan fakta-fakta tersebut (studi kepustakaan).
Agar masalah dapat diteliti, masalah penelitian harus mengimplikasikan interpretasi data yang mengarah kepada penemuan fakta. Harus dibedakan benar antara pengumpulan data, menyusun data atau memproses data dengan menginterpretasi data.
Berdasarkan karakteristik masalah penelitian yang diuraikan di atas, maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah penelitian :
a. Penelitian harus sesuai dengan menit peneliti; hal ini untuk membangkitkan gairah dalam proses tahapan penelitian
b. Penelitian harus dapat di laksanakan; ada beberapa pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak, ditinjau dari p[eneliti yaitu;
1) Peneliti punya kemampuan untuk meneliti masalah (menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkan masalah
2) Punya waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai
3) Punya tenaga / kuat fisik untuk melaksanakan mulai dari; merencanakan, menyusun instrument pengumpul data, mengumpul data, mengolah data, menganalisis data sampai pada mengusun laparan dan mempertanggungjawabkan
4) Punya dana yang cukup untuk biaya penelitian; dari semua tahapan penelitian
c. Tersedia faktor pendukung; yang dimaksud factor pendukung bersumber diluar penelitian;
1) Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat terjawab
2) Ada izin dari berwenang ( berkaitan dengan peraturan, politik, keamanan, ketertiban umum)
d. Hasil penelitian bermanfaat; masalah penelitian yang akan dipecahkan harus mempunyai manfaat bagi ilmu pengetahuan bukan sekedar mahir meneliti atau sebagai prasyarat lulus dalam program pendidikan saja.
III. Pernyataan Masalah Penelitian (Research Problem Statement)
Jika sekiranya masalah penelitian benar-benar telah kita ketahui, nyatakan masalah tersebut secara jelas. Setiap kata dalam masalah harus bersifat ekspresif, tajam, sangat diperlukan dan definitif (terukur dalam bentuk oferasional). Kalimat dinyatakan dalam tata bahasa yang baik dan benar serta lengkap.
Membuat pertanyaan masalah atau rumusan masalah dimulai dengan memikirkannya dalam kaitannya dengan tujuan penelitian secara spesifik dan dinyatakan dalam pernyataan masalah menunjukkan :
1. kelompok kajian yang terbatas, sehingga besar populasi dalam batas-batas yang dapat dikelola;
2. parameter populasi harus dipertimbangkan dengan baik
3. menyatakan dengan kata-kata atau istilah yang tepat tentang masalah penelitian (sederhana, kata denda konkrit, kata kerja ekspresif)
Pedoman dasar bagi penulisan masalah yang jelas yang dapat membantu mengekspresikan masalah-masalah dan sub masalahnya secara efektif:
1. ekspresikan fikiran dengan jumlah kata sedikit mungkin
2. gunakan kamus (akan membantu menemukan kata-kata yang tepat)
3. ekonomis dalam suku kata
4. Buat kalimat yang panjang menjadi pendek
5. tinjau secara kritis setiap pemikiran
6. sadar akan kemungkinan dimodifikasi
IV. Submasalah Penelitian
Setiap penelitian akan menemukan bahwa di dalam masalah pokok suatu penelitian terdapat subkomponen masalahnya. Dengan memecahkan tiap submasalah tersebut satu demi satu maka secara kolektif akan dapat memecahkan masalah pokok dan menemukan pandangan global yang lebih luas tentang masalah penelitian yang tengah dihadapinya.(Pikirkanlah masalah penelitian dalam arti bagian-bagian komponen-komponennya yang secara logis membentuk satu kesatuan masalah pokok)
Karakteristik submasalah penelitian:
1. setiap sub masalah merupakan unit yang dapat diteliti
2. submasalah adalah sub area yang logis area penelitian yang lebih luas
3. submasalah dapat diteliti sebagai subproyek terpisah di dalam tujuan penelitian yang besar
4. pemecahan semua submasalah secara bersama-sama akan dapat memecahkan masalah pokok
5. setiap submasalah dinyatakan dengan jelas dan ringkas
6. submasalah sering dinyatakan dalam bentuk pertanyaan keuntungannya adalah pertanyaan lebih cenderung untuk memfokuskan perhatian peneliti lebih langsung kepada sasaran penelitian, selain itu sikap introgatif adalah kondisi psikologis normal setiap fikiran peneliti sejati)
7. di dalam submasalah interpretasi data harus jelas terlihat, ini dapat dinyatakan sebagai bagian tiap pernyataan submasalah atau ia dapat menempati seluruh submasalah secara terpisah
8. submasalah harus saling melengkapi untuk membentuk totalitas masalah pokok. Artinya dengan mengacu kepada pernyataan masalah pokok untuk melihat; tidak ada akses atau melampaui batas-batas masalah utama, tidak ada pengurangan/penghilangan, sehingga area-area yang penting pada masalah utama semua terliput oleh semua submasalah secara kolektif.
9. hindari proliferasi submasalah sehingga melampaui batas-batas totalitas maalah pokok dan perlu dibedakan antara submasalah dengan pseudosubmasalah (situasi-situasi yang berasal dari prosedur penelitian)
V. Melokalisasi submasalah
Sering terjadi seseorang peneliti pemula menemui kesulitan dalam melokalisasi submasalah dalam konteks masalah penelitian yang lebih luas. Berikut ini beberapa pedoman yang akan dapat membantu melokalisasi submasalah :
1. Mulailah dari masalah utama atau masalah pokok itu sendiri. Jika masalah utama dinyatakan dengan benar, maka didalamnya akan dapat ditemukan area-area submasalah yang dapat diisolasi sebagai kajian terpisah. Merupakan aksioma bahwa totalitas submasalah akan sama dengan totalitas masalah. Oleh karenanya perlu meninjau masalah itu sendiri dengan tujuan mencari komponen-komponen yang menyusunnya.
2. Tulislah masalah utama penelitian kemudian area-area submasalah dikotaki. Tinjau dan amati dengan baik masalah setelah ditulis untuk menentukan area yangmemerlukan lebih lanjut atau lebih dalam sebelum masalah dapat dipecahkan.Setiap masalah yang dapat diteliti harus mengandung sebuah atau sekelompok kata-kata (interpretasi, analisis, menentukan/mencari penyebab atau alasan-alasan untuk , memahami alasan mengapa, atau sebab-sebab dari atau ungkapan yang sama memerlukan sentesis, analisis atau pertimbangan peneliti setelah nantinya data terkumpul)
3. Selanjutnya tulisla submasalah tersebut secara terpisah dalam kalimat tanya yang benar, lengkap, lugas serta jelas.
VI. Penggambaran masalah lebih lanjut dan Setting masalah
Pernyataan masalah menentukan tujuan upaya penelitian,sedangkan submasalah menyarankan jalur-jalur pendekatan masalah tersebut dengan cara yang praktis dan pragmatis. Jika kita ingin memahami secara lengkap arti suatu masalah kita harus mengetahui upaya penelitian yang perlu dipahami dengan baik apa yang akan dilakukan dan sebaliknya, dengan kata lain perlu ditetapkan pembatasan-pembatasan (delimitasi); definisi istilah-istilah, hepotesis dan arti penting penelitian. Kesemuanya ini memerlukan pertimbangan penting dan secara kolektif disebut setting masalah penelitian. Komponen setting masalah penelitian :
1. Delimitasi masalah penelitian
Apa batasan yang tepat area suatu masalah atau lingkup masalah. Pernyataan masalah menunjukkan apa saja yang dimasukkan peneliti ke dalam upaya penelitiannya, apa saja yang ada disekitar atau perifer masalah yang tidak termasukkan. Masalah penelitian harus dibatasi dengan hati-hati karena peneliti tidak meneliti seluruh aspek masalah penelitian, tetapi bukan berarti aspek diluar masalah menjadi tidak penting.
2. Definisi istilah-istilah
Apa arti tepatnya istilah-istilah yang terdapat di dalam masalah dan submasalah perlu diungkapkan. Untuk itu perlu diberi definisi yang tepat dan operasional. Definisi formal terdiri 3 bagian, yaitu;
a. Istilah yang didefinisikan
b. General class yaitu klas ke dalam mana konsep yang didefinisikan tersebut dapat dimasukkan
c. Differensi, karakteristik-karakteristik khusus atau ciri-ciri yang membedakan konsep yang didefinisikan dari semua anggota general class
3. Asumsi
Asumsi (anggapan dasar yang diyakini oleh peneliti berdasarkan suatu konsep dan teori) sedemikian mendasarnya sehingga tanpa asumsi masalah penelitian itu sendiri tidak ada.
4. Hipotesis
Hipotesis adalah proposisi tentatif (sementara) yang diajukan sebagai penjelasaan yang mungkin untuk terjadinya atau sebagai dugaan sementara untuk membantu dalam memandu penyelidikan suatu masalah. Hipotesis bertolah dari submasalah-submasalah. Kesesuaian antara satu hipotesis dan satu submasalah akan sangat membantu memecahkan masalah utama. Pada umumnya kita mempunyai sejumlah hipotesis yang sesuai banyaknya dengan jumlah submasalah yang ada.
5. Arti penting penelitian
Dalam desertasi, tesis dan skripsi (laporan penelitian) sering peneliti mengajukan alasan-alasan yang mendorong untuk melakukan penelitian, misalnya mengemukakan kegunaan dan manfaat penelitian baik dalam dunia teoritis maupun arti praktis penelitian tersebut.
Pada setiap usulan penelitian (desertasi,tesis,skripsi) langkah pertama adalah menyajikan masalah penelitian dan settingnya. Biasanya dokumen tersebut dengan pernyataan masalah utama (setelah didahului latar belakang permasalahan penelitian tentunya). Kemudian diikuti oleh submasalah-submasalah. Sesuai dengan submasalah masing-masing dibuat hipotesisnya. Beberapa penulis lebih menyukai menyajikan submasalah-submasalah menjadi satu kelompok, kemudian diikuti hipotesis-hipotesis masing masing secara berurutan. Sedangkan peneliti lain memasukkan hipotesis segera mengikuti pernyataan penelitian masing-masing submasalah. Pola yang manapun dapat diterima.Setelah masalah dan komponennya diajukan, kemudian diikuti setting masalah dengan komponen-komponennya.
VII. Identifikasi, analisis dan perumusan masalah
Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan konkrit. Masalah adalah suatu pertanyaan/kalimat introgatif tetang wujud hubungan antara dua atau lebih variabel yang dirumuskan secara fungsional.Harus diusahakan agar pengertian yang dikandung didalam masalah dapat dirumuskan secara operasional (dengan demikian dapat diketahui variabel-variabel mana yang akan diukur dan apa alat ukurnya atau dengan kata lain memungkinkan pengukuran secara nyata).Serta saaat merumuskan masalah harus tergambar operasionalisasi semua variabel yang ada didalamnya dan bagaimana hubungan fungsional antara variabel. Untuk itu sebelum memulai penelitian pada tingkat aktivitas mental (fikiran dan selebrasi) dituntut untuk bebar-benar memahami hakekat yang akan diteliti.Untuk itu perlu memahami :
1. Identifikasi masalah penelitian
Mengidentifikasi bagaimana dimensi (luas dan dalammya) serta sifat suatu masalah sangat penting dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, penguasaan cara identifikasi masalah, yakni mengenali dan menetapkan masalah, perlu dimiliki peneliti.Bagaimana peneliti melokasi masalah (penetapan dimasalah dapat ditemuka), kondisi apa saja yang dapat menimbulkan masalah, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam identifikasi masalah.
Setelah dihayati adanya masalah, maka masalah harus diisolasi dan dipertajam fokusnya, karena biasanya apa yang disebut “masalah” yang dijumpai pertama kali masih berupa keadaan atau masalah yang masih kabur, atau situasi problematik. Tindakan tersebut dinamakan mengenali sifat umum situasi prolematik.
Mengenali masalah penelitian tidak datang begitu saja kedalam fikiran peneliti tetapi memerluka landasan yang kaya akan pengalaman dan subur akan pengetahuan disamping peka dan jeli akan situasi yang pokok. Beberapa cara yang dapat membantu mengidentifikasi masalah :
a. Banyak membaca publikasi ilmiah; ini berarti bahwa seseorang telah menyiapkan intelektualnya yang penuh dengan pengetahuan dangagasan
b. Membiasakan diri (exposed) pada stimulasi profesional dan ilmiah
c. Mengamati pengalaman sehari-hari dengan cermat dan jeli di lingkungan kerja atau tempat tinggal
d. Membangun sifat yang kritis ( dengan bertanya dan terus bertanya) dan skeptis (berfikir terbuka) yang sehat.
Dari situasi problematik yang dihadapi yang mengandung kesenjangan (gep) baik teoritik maupun empirik atau kontroversi, dapat diangkat menjadi masalah yang dapat diteliti.
2. Analisis masalah penelitian
Setelah ditetapkan adantya masalah serta dikenali benar sifat dan dimensi masalah tersebut, kegiatan selanjutnya ialah menganalisis masalah tersebut. Berikut langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan menganalisis situasi problematik :
a. Mengumpulakan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah. Fakta bisa berupa bukti data-data atau catatan kejadian dari masalah yang akan diteliti
b. Menyelidiki fakta-frakta mana yang relevan
c. Melacak setiap hubungan antara fakta-fakta yang mungkin dapat mengungkap kunci masalah
d. Mengukuhkan melalui observasi dan analisis apakah penjelasan tersebut relevan dengan masalah
e. Melacak hubungan antara penjelasan-penjelasan yang mungkin dapat menunjukkan pemecahan masalah
f. Melacak hubungan antara fakta-fakta dan penjelasan-penjelasan
g. Mempertahankan asumsi yang melatarbelakangi analisis masalah
3. Perumusan masalah penelitian
Masalah yang dikemukan harus dirumuskan dalam pernyataan deskriptif formal yang menggambarkan kesatuan masalah dalam berbagai dimensinya. Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah dapat dibangun suatu rumusan masalah.
Rumusan masalah yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini :
a. Dinyatakan dalam kata-kata sederhana, jelas, konkrit dan lugas
b. Mengungkapkan kedudukan masalah yang diselidiki dalam kaitannya dengan teori-teori yang telah ada
c. Mengungkapkan kekhususan masalah tersebut jika dibandingkan dengan teori-teri yang telah ada dalam bentuk mendeskriptifkan, membandingkan beberapa phenomena, mencari hubungan antara dua atau lebih phenomena serta mengetahui pengaruh factor tentu terhadap phenomena tertentu.
d. Menggambarkan hubungan fungsional antara variavel-variabel yang terdapat di dalam masalah
e. Menggambarkan latar belakang penelitin, teori yang mendasari dn asumsi-asumsi yang melatarbelakangi analisis masalah.
Misal masalah penelitian tentang “Efektifitas Penerapan Proses Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap“. Submasalah penelitiannya: Identifikasi/pengkajian data; Perumusan Diagnosa keperawatan, Perumusan Rencana Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan serta Dukumentasi Asuhan keperawatan.
VIII. Ruang lingkup dan Kegunaan masalah
1. Ruang lingkup masalah
Menentukan seberapa luas dan sempitnya kebebasan bergeraknya suatu masalah penelitian sangat penting karena dengan berbuat demikian kita tidak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu atau tidak relevan. Hal ini tergantung kepada peneliti, yakni penguasaan bidang ilmu yang diteliti, waktu yang tersedia, tenaga, dana yang ada, selain itu ruang lingkup masalah dapat ditetapkan dengan mengingat 2 hal yaitu :
a. Pokok persoalan
Tidak semua aspek atau pokok persoalan dapat dipecahkan dalam suatu penelitian. Suatu masalah penelitian misalnya hanya menyangkut aspek etiologis, diagnostik, pragnisis, terapi, keperawatan saja sebagai pokok persoalan. Demikian juga penelitian aspek sosial, ekonomi, psikologi, pendidikan sebagai pokok persoalan untuk membatasi ruang lingkup masalah penelitiannya. Oleh karenanya perlu dinyatakan dengan tegas dan jelas persoalan apa yang akan diteliti.
b. Objek penelitian (variable penelitian)
Ruang lingkup masalah penelitian dapat dibatasi dengan mengingat macam objek penelitian/variable penelitian -. Misal kita akan meneliti Deabetes mellitus, maka perlu ditetapkan dulu objek penelitian yang mana yang akan dipermasalahkan. Apakah mereka yang menderita DM yg berumur di atas 50 tahun atau dibawah 50 tahun. Disamping itu ruang lingkup masalah dapat juga dibatasi oleh luasnya daerah penelitian (apakah di kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, regional/wilayah, institusi rawat inap)
Variabel peneltian dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1) Variabel bebas (independen) atau variable yang mempengaruhi atau variable yang komponen atau nilainya mempengaruhi variable lain
2) Variabel tergantung (dependen) atau variable yang dipengaruhi atau variable yang komponennya atau nilainya dipengaruhi variable lain
3) Variabel moderator (intervening) atau variable yang bias berposisi sebagaio variable bebas atau terikat, atau variable bebas kedua, jika diprediksi turut mempengaruhi terhadap variable terikat. Misalnya tingkat pendidikan dan status kehamilan seseorang harus dikendalikan untuk mengetahui sejauhmana hubungan pengetahuan ibu dengan cara mengantisipasi nyeri kala II pada proses persalinan.Variabel moderator berkaitan dengan karakteristik subjek atau karakteristik dan variasi tindakan jika dalam sebuah eksperimen.
4) Variabel perancu (confounding); variable bukan antara yang nilai atau komponennya ikut menentukan variable tergantung baik secara langsung maupun tidak. Variabel ini dalam sebuah penelitian akan berasosiasi dengan variable bebas dan terikat jika dihubungkan secara bersamaan. Variabel ini perlu diidentifikasi agar peneliti tidak keliru /salah dalam menarik kesimpulan. Misalnya Kebiasaan merokok (variable bebas) dan insiden penyakit jantung (variable terikat) sedangkan variavel perancunya adalah kebiasaan minom kopi.
5) Variabel kontrol (kenadali) yaitu variable yang komponennya atau nilainya dikontrol/ dikendalikan
2. Kegunaan masalah penelitian
a. Masalah penelitian merupakan petunjuk bagi kerangka teoritis dalam menyusun hipotesis, karena di dalam masalah sudah tergambar macam-macam variabel serta hubungan fungsionalnya. Disamping itu, masalah penelitian akan sangat membantu dalam langkah-langkah metode penelitian selanjutnya, antara lain dalam mendesain penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian (populasi, sampel dan sampling) pemilihan dan pembuatan instrumen pengukuran penelitian.
b. Masalah penelitian dapat dipakai untuk mengantisifasi mengenai jalannya penelitian selanjutnya, mengenai kemungkinan menghadapi kesulitan dalam metodologi maupun teknis pelaksanaannya karena masalah penelitian yang telah dirumuskan dengan baik adalah masalah yang memenuhi kriteria perumusan masalah.
c. Masalah penelitian yang diajukan, misalnya dalam usulan penelitian, dapat dipakai untuk menilai bobot serta keaslian penelitin tersebut. Meskipun baru secara superfisial sebagai pedoman dalam menentukan bobot dan orsinalitas. Untuk penetapan secara definitif tentu memerlukan peninjauan seluruh usulan tersebut
d. Masalah penelitian berkaitan dengan tujuan penelitian, dengan demikian maka masalah penelitian dapat dipakai untuk mengetahui apakah tujuan penelitian tersebut, selain itu masalah penelitian untuk menilai judul penelitian, mengingat masalah penelitian adalah jantung (ruhnya) suatu penelitian, sedangkan judul penelitian adalah perasan/inti masalah penelitian yang dibakukan.
3. Syarat masalah penelitian yang baik
Menilai apakah suatu masalah penelitian itu baik dan mempunyai guna, maka masalah penelitian memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini :
a. Apakah pemecahan masalah yang diajukan ini akan menawarkan sesuatu yang baru, dalam artian dunia teoritis atau dunia praktis, sehingga dapat mengisi kesenjangan yang ada ? Disini menyangkut aspek orsinalitas
b. Apakah masalah penelitian yang diajukan itu dapat dipecahkan dengan mengingat kemampuan (ilmiah, waktu, tegana, dana) yang dimiliki peneliti? Disini menyangkut masalah aspek fisibilitas
c. Apakah tersedia cukup data untuk dapat memecahkan masalah penelitian yang diajukan?
d. Apakah ruang lingkup masalah penelitian yang diajukan ini tidak terlalu luas terlalu sempit?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar