Komunikasi merupakan pengiriman atau tukar menukar pesan atau informasi baik berupa ide dan sebagainya. Adapun komunikasi terapeutik menurut Stuart dan Sunden (1987) merupakan cara untuk membina hubungan terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran informasi dan perasaan yang juga mempengaruhi perilaku orang lain, mengingat keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi.
Komunikasi terapeutik dapat terjadi bila proses komunikasi berjalan dengan baik. Proses ini terdiri dari pengirim pesan, penerus pesan, pesan, media, dan umpan balik. Semua perilaku individu (pengirim dan penerima) adalah komunikasi yang akan memberikan efek pada perilaku. Pesan yang disampaikan bisa verbal/non verbal.
Sikap perawat dalam komunikasi
Sikap menurut Egan (1995) dikutif Kozier dan Erb (1983) merupakan apa yang harus dilakukan dalam komunikasi terapeutik, yaitu :
1. Berhadapan
2. Mempertahankan kontak mata.
3. Membungkuk kearah pasien
4. Mempertahankan sikap terbuka.
5. Tetap relaks
6. Gerakan mata dalam memberikan perhatian.
7. Ekspresi muka
8. Sentuhan kasih sayang dan perhatian.
Ada sikap lain yang juga membantu dalam komunikasi terapeutik diantaranya
1. Sikap kesejatian, yaitu sikap yang sesungguhnya dari pengirim pesan (gambaran diri)
2. Sikap empati, yaitu sikap yang dapat menempatkan diri dalam posisi orang lain.
3. Sikap hormat, yaitu sikap menghargai dan peduli pada orang lain.
4. Sikap konkret, yaitu sikap dalam menggunakan sesuatu yang nyata seperti menunjukkan hal yang nyata.
Teknik komunikasi :
1. Mendengarkan
2. Pertanyaan terbuka
3. Mengulang
4. Klarifikasi
5. Refleksi
6. Memfokuskan
7. Membagi persepsi
8. Identifikasi "tema"
9. Diam
10. Imforming
11. Saran
(Stuart dan Sunden , 1995)
Komunikasi terapeutik dilakukan secara bertahap, yaitu :
1. Pra interaksi berupa pengumpulan data, membuat rencana.
2. Perkenalan / orientasi : salam, senyum , validasi dan saling berkenalan, menjelaskan semua tindakan.
3. Kerja, menanyakan keluhan, memulai kegiatan.
4. Terminasi, menyimpulkan hasil wawancara, evaluasi, rencana tindak lanjut, mengakhiri wawancara dengan baik.
(Stuart dan Sunden, 1995)
Faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik :
1. Pendidikan, semakin tinggi pendidikan semakin mudah menerima informasi.
2. Lama bekerja, semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman dalam berkomunikasi.
3. Pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang didapat dari proses belajar, semakin banyak keterampilan yang didapat dalam berkomunikasi.
4. Sikap, apa yang diperlihatkan dari sikap akan berpengaruh terhadap komunikasi yang dilakukan.
5. Kondosi psikologis, dibutuhkan kondisi psikologis yang baik untuk menjadikan komunikasi bersifat terapeutik.
Selain faktor di atas ada faktor lain, yaitu :
1. Faktor internal yang meliputi usia klien, kondisi klien, stress hospitalisasi.
2. Faktor eksternal diantaranya sistem sosial (Kariyoso,1994 :2), saluran berupa suara, sikap tubuh. Lingkungan merupakan faktor ekstenal lain yang juga mempengaruhi keberhasilan komunikasi terapeutik.
Sumber :
Aziz Alimul Hidayat, A, 2007,Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar