2.1 Pengertian ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) atau Urinary Tract Infection (UTI), adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria bermakna.
Infeksi saluran kemih biasa di lingkungan anak-anak. Semua yang berhubungan dengan UTI disebabkan oleh bakteri yang masuk ke saluran kemih terbuka dan bergerak ke atas kandung kemih dan kadangkala ginjal. Jarang terjadi, pada infeksi akut, bakteri bisa memasuki aliran darah dari ginjal dan menyebabkan infeksi pada aliran darah (sepsis) atau pada organ-organ lainnya.
Selama masa bayi, anak laki-laki lebih sering mengalami UTI. Setelah masa bayi, anak perempuan lebih sering mengalaminya. UTI lebih sering terjadi pada anak perempuan disebabkan saluran kemih mereka pendek membuat bakteri mudah bergerak ke saluran kemih. Bayi laki-laki yang belum disunat(karena bakteri cenderung tersimpan di bawah kulit khitan) dan anak kecil dengan sembelit akut juga lebih mudah mendapatkan UTI.
UTI pada anak usia sekolah yang lebih tua dan remaja sedikit berbeda dari UTI pada orang dewasa. Bayi yang lebih muda dan anak-anak yang mengalami UTIs, meskipun begitu, lebih sering terjadi memiliki berbagai struktur yang tidak normal pada sistem saluran kemih mereka yang membuat mereka lebih mudah terkena infeksi saluran kemih.
Ketidaknormalan ini termasuk vesicoureteral reflux (ketidaknormalan pada saluran kencing-pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih-yang membuat air seni melewati bagian belakang dari kandung kemih ke atas ginjal) dan jumlah keadaan yang menyumbat aliran air seni. Sebanyak 50% bayi yang baru lahir dan bayi dengan UTI dan 20 sampai 30% pada usia sekolah dengan UTI mengalami beberapa ketidaknormalan.
Hingga 50% bayi dan anak prasekolah dengan UTI-khususnya mereka yang demam-mengalami infeksi kandung kemih dan ginjal. Jika ginjal terinfeksi dan reflex menjadi parah, 5 sampai 20 % anak mengalami ginjal yang terluka. Jika sedikit atau tidak ada reflux, sangat sedikit anak-anak yang mengalami luka di ginjalnya. Luka menjadi perhatian karena hal ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan kerusakan fungsi ginjal pada masa dewasa.
Untuk memahami ISK pada anak perlu diketahui terminologi / definisi dan batasan batasan yang sering digunakan pada ISK, antara lain :
a. ISK (Infeksi saluran kemih)
a. ISK (Infeksi saluran kemih)
keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri) dalam saluran kemih, melipti infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria bermakna . keadaan dimana kuman bertumbuh dan berkembang biak di dalam traktus urinarius dengan jumlah yang bermakna
b. ISK simptomatis
b. ISK simptomatis
ISK yang mempunyai gejala klinik yang nyata seperti disuria, polakisuria, piuria, urgency disertai demam atau tanpa demam, sakit pinggang/rusuk/sudut kosto-vertebral atau tanpa sakit pinggang dan lain lain
c. ISK berulang
c. ISK berulang
Berulangnya gejala serangan ISK, yang diantarai dengan adanya interval masa bebas gejala; biasanya akibat reinfeksi oleh bakteri yang sama tetapi dengan spesies / serotipe berbeda dan bukan disebabkan oleh gagalnya eradikasi bakteri dari dalam saluran kemih
d. ISK relaps
d. ISK relaps
ISK relaps disebabkan oleh jenis bakteri yang sama, walaupun pengobatan antibiotik sudah cukup. ISK yang relaps ini, biasanya berhubungan dengan adanya kelainan struktur saluran kemih ataupun karena adanya batu
e. ISK bagian atas
e. ISK bagian atas
Infeksi saluran kemih bagian atas terutama parenkim ginjal, lazimnya disebut pielonefirits
f. ISK bagian bawah
Infeksi vesika urinaria dan uretra, batas antara ISK atas dan bawah adalah valvula uterovesika
g . ISK sederhana / simplek
Infeksi tanpa lesi anatomik maupun fungsional saluran kemih
h . ISK dengan komplikasi / kompleks
Infeksi tanpa lesi anatomik maupun fungsional saluran kemih
h . ISK dengan komplikasi / kompleks
Adanya infeksi disertai lesi anatomik ataupun fungsional, yang menyebabkan obstruksi mekanik maupun fungsional saluran kemih, misalnya sumbatan muara uretra, refluk vesiko ureter, urolitiasis, parut ginjal, kandung kemih neurogenik dan sebagainya. Dalam kelompok ini termasuk ISK pada neonatus dan sebagian besar kasus dengan pielonefritis akut .
2.2 Gejala klinis ISK
ISK dapat berlangsung dengan gejala (simptomatis) atau tanpa gejala (asimptomatis). Pada yang simptomatis, makin muda usia anak, gejala klinis makin tidak khas. Pada bayi baru lahir gejala yang ditemukan dapat berupa demam, malas minum, ikterus, hambatan pertumbuhan atau tanda tanda sepsis.
Pada masa bayi, gejala sering berupa panas yang tidak jelas penyebabnya, muntah, napsu makan kurang, gangguan pertumbuhan, kadang kadang diare atau kencing yang sangat berbau.
Pada usia prasekolah dan anak sekolah, gejala ISK umumnya terlokalisir pada saluran kemih, meliputi trias gejala :
1. Urgency (Keinginan berkemih lebih sering dan memaksa)
2. Polakisuria (Perasaan air seni tidak habis setelah berkemih)
3. Disuria (Nyeri sewaktu berkemih)
1. Urgency (Keinginan berkemih lebih sering dan memaksa)
2. Polakisuria (Perasaan air seni tidak habis setelah berkemih)
3. Disuria (Nyeri sewaktu berkemih)
Trias diatas merupakan gejala yang biasa terdapat pada sistitis atau ISK bawah
Disuria saja dapat didiagnosa banding dengan vaginitis, uretritis dan manifestasi cacing kremi. Enuresis diurnal ataupun nokturnal (ngompol) dapat juga merupakan manifestasi ISK, terutama pada anak wanita. Adanya rasa mengigil dan demam menunjukan kemungkinan adanya keterlibatan sistemik. Gejala ini biasanya terlihat bila ada keterlibatan saluran kmih atas.
Disuria saja dapat didiagnosa banding dengan vaginitis, uretritis dan manifestasi cacing kremi. Enuresis diurnal ataupun nokturnal (ngompol) dapat juga merupakan manifestasi ISK, terutama pada anak wanita. Adanya rasa mengigil dan demam menunjukan kemungkinan adanya keterlibatan sistemik. Gejala ini biasanya terlihat bila ada keterlibatan saluran kmih atas.
Nyeri punggung yang sering disertai dengan trias gejala diatas amat memperkuat kemungkinan keterlibatan saluran kemih bagian atas .Hematuria makroskopis juga merupakan manifestasi ISK yang sering ditemukan.Pada infeksi yang kronis atau kambuh berulang (rekuren) dapat terjadi tanda tanda gagal ginjal menahun atau hipertensi serta gangguan pertumbuhan. Infeksi yang asimptomatis pada umumnya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin seorang anak atau pada kegiatan penyaringan ISK pada anak sekolah.
2.3 Pengobatan ISK
Jika terdapat kecurigaan terhadap ISK, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan air kemih, rutin dan biakan air kemih. Hasil pemeriksaan urinalisis dapat segera diketahui, sedangkan hasil biakan air kemih memerlukan waktu satu minggu.
Untuk memberantas infeksi, diberikan obat pembunuh kuman (antimikroba atau antibiotik) selama 7-10 hari. Sedapat mungkin obat pembunuh kuman ini diberikan sesuai dengan hasil uji kepekaan kuman yang diketahui dari hasil biakan air kemih. Untuk mendeteksi infeksi berulang, perlu dilakukan pemeriksaan biakan air kemih secara berkala, dan kalau terdapat infeksi, maka infeksi ini diobati dengan antibiotik
yang sesuai.
yang sesuai.
Untuk mendeteksi kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih, biasanya dokter melakukan pemeriksaan fisik yang lebih teliti dan kalau perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan/radiologis seperti USG atau pemeriksaan rontgen terhadap ginjal dan saluran kemih. Jika ditemukan kelainan pada saluran kemih, maka tata laksana selanjutnya disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan apakah memerlukan tindakan pembedahan atau tidak.
2.4 Pencegahan ISK
Pencegahan ISK adalah sulit, namun pengetahuan kesehatan yang sesuai bisa membantu. Anak perempuan harus diajarkan untuk membersihkan sendiri dari depan ke belakang (begitu sebaliknya dari belakang ke depan) setelah buang air besar untuk memperkecil kesempatan bakteri memasuki saluran air kemih terbuka.
Menghindari mandi bathtub dengan sabun gelembung terlalu sering, yang bisa mengiritasi kulit sekitar saluran air kemih yang terbuka baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan, bisa membantu mengurangi resiko ISK. Sunat pada anak laki-laki mengurangi resiko ISK selama bayi sekitar 10 kali, meskipun hal ini tidak jelas apakah hal ini bermanfaat bagi dirinya adalah sebuah alasan yang cukup untuk melakukan sunat. Buang air kecil teratur dan buang air besar teratur bisa mengurangi resiko infeksi saluran kencing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar