MIKROBIOLOGI
RUBELLA
PENDAHULUAN
Rubella yang sering dikenal dengan istilah Campak Jerman atau campak 3 hari adalah sebuah infeksi yang menyerang terutama kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella ( virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan.
Rubella yang sering dikenal dengan istilah Campak Jerman atau campak 3 hari adalah sebuah infeksi yang menyerang terutama kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella ( virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan.
Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui aliran darah seorang wanita yang sedang hamil kepada janin yang dikandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak – anak, bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin tersebut. Sebelum vaksin melawan rubella tersedia pada tahun 1969, epidemi rubella terjadi, 6 – 9 tahun. Anak- anak dengan usia 5 - 9 menjadi korban utama dan muncul banayak kasus rubella bawaan. Sekarang, dengan adanya program imunisasi pada anak - anak dan remaja usia dini, hanya muncul sedikit kasus rubella bawaan.
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50% sedangkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologist, 1981).
GEJALA
• Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah
• Sakit kepala, batuk, dan merasa mengantuk
• Hidung tersumbat atau pilek
• Radang, mata merah
• Ruam merah muda yang diawali pada wajah dengan cepat menyebar ke punggung dan kemudian lengan dan kaki dan seluruh tubuh.
• Sakit sendi, terutama pada wanita muda
• Sakit tenggorokan
• Kelenjar leher membengkak
Durasi 3 – 5 hari
Durasi 3 – 5 hari
DIAGNOSTIK
• Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain. Kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali.
• Tanda – tanda dan gejala rubella dimulai dengan adanya deman ringan selama 1 atau 2 hari (99-1000 F atau 37,2 – 37,80 C) dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya dibagian belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari ke 2 atau ke 3, bintik – bintik ( ruam) muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, wajahg kembali bersih dan bintik – bintik.
Ruam ruibella dapat terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik –bintik ini kulit yang terkena kadangkala mengelupas halus.
Ruam ruibella dapat terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik –bintik ini kulit yang terkena kadangkala mengelupas halus.
• Lebih dari 50% kasus infeksi rubella pada ibu hamil bersifat subklinis/tanpa gejala sehingga sering tidak disadari. Karena dapat berdampak negatif bagi janin yang dikandungnya .
PENULARAN
Penularan Rubella adalah melalui udara (airborne) ketika penderita batuk. Walaupun tidak tergolong berbahaya, virus Rubella bisa berakibat fatal pada janin.
Ibu yang terinfeksi Rubella bisa menularkan virus tersebut ke janin yang dikandungnya sehingga menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS) saat lahir. Dampak CRS antara lain adalah kelainan jantung, gangguan pengelihatan atau pendengaran. CRS juga bisa menyebabkan kelahiran prematur.
PENCEGAHAN
• Untuk perlindungan terhadap serangan virus rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin MMR (Mumps Mrasies Rubella). vaksin rubella dapat diberikan kepada anak yang sistem kekebalan tubuhnya sudah berkembang yaitu pada usia 12 – 18 bulan. Bila pada usia tersebut belum diberikan, vaksinasi dapat dilakukan pada usia 6 tahun. sedangkan vaksinasi dapat dilakukan pada usia 6 tahun. Sedangkan vaksinasi ulangan di anjurkan pada usia 10 – 12 tahun atau 12 – 18 tahun (sebelum pubertas). Infeksi rubella, pada umumnya merupakan penyakit ringan. vaksin rubella tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
• Sebaiknya rutin kontrol ke dokter
• Tetap menjaga kesehatan dan tingkatan daya tubuh
• Menghindari orang yang dicurigai terinfeksi rubella maka deteksi infeksi rubella pada ibu hamil yang belum memiliki kekebalan terhadap infeksi rubella sangat penting.
PENGOBATAN
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.
Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella.
Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.
Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella.
Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.
CONTOH GEJALA RUBELLA
GAMBAR RUBELLA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar