1. Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun (Hubertin, 2004).
ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur, atau nasi tim. Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur empat bulan atau jika mungkin sampai enam bulan (Utami, 2005).
2. Manfaat ASI
Manfaat ASI menurut Hubertin (2004) adalah :
a. Bagi Bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.
2) Kolostrum, susu jolong atau susu pertama, mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi. Di dalam ASI selain terdapat antibodi terhadap enterotoksin E. coli, juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmonella typhi, shingela dan antibodi terhadap virus, seperti rota virus, polio dan campak.
3) ASI mengandung komposisi yang tepat yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi, yang terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup untuk kehidupan 6 bulan pertama.
4) Dengan adanya hubungan fisik dan kontak mata antara ibu dan bayi, pemberian ASI dapat memberikan rasa nyaman dan mengakibatkan ikatan batin semakin erat.
5) Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning. Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya ASI.
6) ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya.
7) Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel otak, sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh secara optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
b. Bagi ibu
1) Hisapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin, dimana oksitosin dapat membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan.
2) Hisapan mulut bayi membantu pengeluaran prolaktin, dimana prolaktin dapat menekan produksi esterogen, hal ini mengakibatkan tidak ada ovulasi.
3) Ibu yang menyusui secara eksklusif lebih mudah dan cepat kembali langsing.
4) Dari aspek psikologis, menyusui akan membuat ibu bangga dan merasa dibutuhkan.
c. Bagi keluarga
1) ASI tidak perlu dibeli, sehingga menghemat uang.
2) Menghemat waktu dan tenaga, keluarga tidak perlu repot membuat susu karena ASI telah tersedia.
3) Lebih praktis pada saat berpergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas dan lain-lain.
4) Kebahagiaan keluarga bertambah, karena dengan memberikan ASI dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga.
5) Bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit, sehingga mengurangi biaya berobat.
d. Bagi Negara
1) Menghemat devisa Negara, karena tidak perlu mengimpor susu formula.
2) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit, karena anak yang mendapat ASI lebih jarang sakit.
4) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
3. Komposisi ASI
a. Hidrat arang
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang vital untuk pertumbuhan sel saraf otak dan pemberian kalori untuk kerja sel-sel saraf, memudahkan penyerapan kalsium, mempertahankan faktor bifidus didalam usus dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi.
b. Protein
Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi.
c. Lemak
Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi bayi. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang terkandung didalam ASI adalah jenis lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna, serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berusia enam bulan. Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlahnya kecil, tidak sebesar dalam susu sapi, tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu diberikan tambahan vitamin K.
(Hubertin, 2004)
4. Pengelompokan ASI
a. ASI stadium I atau kolostrum
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan pertama yang disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ketiga. Kolostrum berwarna kekuningan, hal ini disebabkan oleh tingginya komposisi lemak didalamnya. Kandungan tertinggi didalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.
b. ASI stadium II atau ASI transisi
ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke empat hingga hari kesepuluh. Komposisi protein pada stadium ini semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktifitas bayi yang mulai aktif.
c. ASI stadium III atau ASI matur
ASI stadium III yaitu ASI yang disekresi pada hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI.
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran ASI menurut Hubertin (2004)
a. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi, menyebabkan daya hisap berkurang karena bayi mudah merasa kenyang. Bayi akan malas menghisap putting susu dan akibatnya produksi prolaktin dan oksitosin akan berkurang dan merangsang hormon LH dan GnRH semakin meningkat sehingga terjadi proses pematangan telur yang mengakibatkan cepat terjadi ovulasi dan kemungkinan hamil.
b. Perasaan ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin, seperti perasaan gelisah, takut, marah, sedih, atau nyeri hebat akan mempengaruhi reflek oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk dan mendengar bayinya menangis akan mengingkatkan pengeluaran ASI.
c. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.
d. Isapan bayi tidak sempurna atau putting susu ibu yang sangat kecil, hal ini akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.
e. Cara menyusu yang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI.
6. Cara Memeras ASI
Ada 2 cara untuk mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat.
a. Cara Mengeluarkan ASI dengan tangan
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Condongkan badan kedepan dan sanggah payudara dengan tangan
3) Pegang cangkir utuk menampung ASI
4) Letakkan ibu jari pada batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola mamae bagian bawah sehingga berhadapan.
5) Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi.
6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI.
7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali.
8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dan batas areola dengan kedua jari saling berhadapan.
9) Lakukan berulang-ulang hingga ASI akan terperas dari semua bagian payudara.
b. Mengeluarkan ASI dengan alat
Mengeluarkan ASI dengan alat dapat dilakukan dengan pompa ASI. Alat pompa ini sangat sederhana, mudah penggunaannya dan tidak terlalu mahal. Alat pompa ini terbuat dari karet yang berbentuk seperti bola yang dipakai untuk memompa. Pada bagian depannya terbuat dari kaca yang berbentuk seperti corong yang berfungsi untuk menampung ASI yang keluar.
(Ambarwati dan Wulandari, 2009)
7. Cara menyimpan ASI perah
a. ASI yang disimpan di dalam udara kamar/luar akan tahan 6-8 jam pada suhu 26◦C atau lebih rendah.
b. ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu tahan hingga 24 jam.
c. ASI yang disimpan di lemari es di tempat buah dibagian paling dalam dimana tempat yang terdingin, dapat tahan hingga 2-3 kali 24 jam.
d. ASI yang disimpan di freezer yakni lemari es dengan satu pintu dapat tahan hingga 2 minggu.
e. ASI yang disimpan di freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri, tahan hingga 3 bulan.
f. ASI yang disimpan di deep freezer dengan suhu kurang dari 18◦C atau lebih rendah akan tahan selama 6-12 bulan.
Sebelum ASI diminumkan ke bayi, ASI dapat dihangatkan terlebih dahulu didalam mangkok yang berisi air hangat. ASI tidak boleh dihangatkan di atas api karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang.
(Dinas kesehatan provinsi kepulauan Riau, 2007)
B. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).
2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Wikipedia, 2011).
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara atau mengatasi masalah-masalah, dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan atau peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan dan didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama dan menetap, karena didasari oleh kesadaran (Notoatmodjo, 2005).
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dimiliki.
a. SD atau Sekolah Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 6 (enam) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
b. SLTP atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.
c. SLTA atau Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Pendidikan yang ditempuh selama 3 tahun. Pendidikan ini merupakan lanjutan dari SLTP.
d. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.
(Wikipedia, 2011 ).
3. Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia, sedangkan dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.
Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya.
(Wikipedia, 2011)
4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis dapat dicontohkan seorang wanita yang takut kehilangan daya tarik, mereka beranggapan bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi payudaranya selalu berubah, walaupun menyusui atau tidak menyusui. Selain itu ibu yang mengalami tekanan batin di saat menyusui dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya.
5. Faktor Fisik Ibu
Alasan yang cukup sering bagi ibu menyusui adalah karena ibu sakit. Keadaan yang paling sering dialami ibu adalah terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit waktu bayinya menyusu. Bendungan itu disebabkan karena ASI tidak terhisap seluruhnya oleh bayi setiap kali menyusu, hal ini dapat diatasi dengan jalan mengurut buah dada berlahan-lahan atau dengan memompa kelebihan ASI selain itu luka-luka di puting susu dan kelainan pada puting susu ibu juga menjadi faktor kesukaran ibu dalam memberikan ASI.
6. Faktor Kesehatan Anak
Pada waktu anak sakit juga akan terjadi kesukaran dalam pemberian ASI karena anak menolak untuk menyusu. Berbagai macam cacat bibir juga dapat menimbulkan kesukaran bagi bayi untuk menyusu. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan jalan memompakan ASI ke dalam botol/ gelas kemudian diberikan kepada bayi menggunakan sendok.
7. Kurangnya Petugas Kesehatan
Karena kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat pemberian ASI akan meningkatkan pemahaman masyarakat.
8. Faktor informasi
Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan susu buatan, menimbulkan tumbuhnya kesediaan menyusui dan lamanya baik di desa dan perkotaan, distribusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus dan bahkan meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga di tempat-tempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat.
9. Faktor lain
Ada beberapa keadaan yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya walaupun produksinya cukup, seperti adanya penyakit yang diderita ibu menyusui sehingga ibu dilarang untuk memberikan ASI kepada bayinya, yang dianggap baik untuk kepentingan ibu ( seperti : gagal jantung, Hb rendah ).
Masih sering dijumpai di rumah sakit ( rumah sakit bersalin ) pada hari pertama kelahiran oleh tenaga kesehatan dan sebagian besar ibu melahirkan di rumah sendiri, hampir setengah dari bayinya diberi susu buatan atau larutan glukosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar