Kita sudah sangat mengenal dengan istilah belajar, bahkan hampir setiap kegiatan selalu ada aspek belajarnya. Ada kegiatan belajar misalnya belajar tentang Sejarah Perang Dunia. ada belajar membaca dan menulis, ada kegiatan belajar naik sepeda, belajar menebang pohon, belajar mendayung pcrahu, belajar renang dan lain-lain. Kalau begitu apa yang dimaksud dengan belajar ?
Usaha pemahaman mengenai pengertian belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar antara lain dapat didifenikana sebagai berikut ( Sardiman A M.,2000):
a. Cronbach mcmberikan definisi: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience” (Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman).
b. Harold Spears memberikan batasan : "Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselvs, to listen, to follow direction” (Belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba. Mendengarkan meogikuti petunjuk dan pengarahan).
c. Geoch, mengatakan: "Learning is a change in performence as result of practice" (Belajar adalah perubahan pcnampilan sebagai hasil praktik).
Sementara itu menurut Gagne, belajar adalah proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari penagalaman.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan ( change) tingkah laku (behavior) atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar itu mengalaminya atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Di samping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara makro, dilihat dalam arti luas ataupun terbatas/khusus. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman A M., 2000). Definisi atau konsep ini dalam praktek banyak dianut di sekolah-sekolah.
Selanjutnya ada yang mendefinisikan belajar adalah berubah ( NKK, 1979). Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya belajar menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudah dikatakan di muka bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Kalau begitu proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah Iaku. dan terjadi karena pengalaman. Oleh karena itu dapat dikatakan, terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda. Sebagai contoh, misalnya orang yang belajar itu dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakla baru atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abiiitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain.
Pertanyaannya adalah bagaimana penerapan konsep belajar dalam keperawatan komunitas ?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut akan lebih baik kita mengingat kembali mengenai apa itu keperawatan komunitas, tujuan, sasaran, kebijaksanaan serta strategi yang diterapkan.
Keperawatan komunitas disebut juga Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi bagi individu, keluarga dan masyarakat.
Tujuan keperawatan secara umum adalah membantu klien baik sebaga individu, keluarga maupun masyarakat agar mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kemampuan setiap penduduk melaksanakan kegiatannya sehari-hari secara mandiri inilah sebenarnya sama artinya dengan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ingin dicapai dalam pembangunan kesehatan yang ditegaskan dalam S KN. Melihat tujuan di atas. ternyata bahwa pelayanan perawatan kesehatan masyarakat berperan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti yang telah ditetapkan dalam SKN.
Oleh sebab itu tujuan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah :
a. Menunjang peningkatan fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta masyankat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan dalam mewujudkan kwalitas hidup yang lebih baik. Kwalitas hidup yang lebih baik ini ditandai, antara.lain dengan:
• Semakin menurunnya angka kematian bayi, anak balita dan ibu bersalin
• Semakin diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) oleh masyarakat.
• Terwujudnya masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam keluarga dan lingkungannya.
b. Membantu masyarakat mengenal sedini mungkin masalah kesehatan dan dapat menemukan serta menetapkan upaya penanggulangannya yang pada akhirnya masyarakat mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
c. Membantu dan mendorong masyarakat berperan serta dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya.
Sasaran pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga dengan prioritas sasaran ibu hamil, bayi dan anak melalui kegiatan penemuan kasus dini seperti ibu hamil dengan resiko tinggi, anak balita dengan gizi buruk, penderita penyakit menular atau penderita penyakit kronis. Sedangkan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan kelompok usia lanjut, diselenggarakan perawatan kesehatan paripurna berkala diberbagai panti termasuk juga Panti Asuhan serta paguyuban masyarakat penyantun usia lanjut.
Kebijakan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat salah satunya adalah : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menunjang upaya kesehatan mellui kegiatan bimbingan atau pendidikan kesehatan sewaktu melaksanakan peleyanan perawatan kesehatan masyarakat baik dikeluarga maupun di institusi.
Strategi dalam melaksanakan program pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pengelola perawatan kesehatan masyarakat Dati I dan Dati II serta tenaga pelaksana Puskesmas melalui kegiatan penataran maupun kegiatan konsultasai dan kegatan lain yang sesuai.
2. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor, antara lain melalui kegiatan temu karya baik melalui forum pertemuan tingkat kecamatan maupun tingkat Puskesmas,
3. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya melalui antara lain kegiatan pendidikan k esehatan kepada keluarga, mernberikan bimbingan tehnis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan perawatan.
Sesuai dengan pengertian dari belajar adalah proses perubahan perilaku/tingkah laku atau penampilan, dengan berbagai kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, bahkan juga meniru maka di dalam keperawatan komunitas proses ini dapat diaplikasikan kepada petugas (perawat Komunitas) dan kepada klien (individu, keluarga dan masyarakat).
Konsep belajar pada perawat komunitas adalah perubahan peningkatan pengetahuan, dan keterampilan baik secara formal (sekolah, penataran/pelatihan) maupun non formal (pengalaman).
Konsep belajar pada klien adalah perubahan pengetahuan yang didapat dari pengalaman hidup (sehat dan sakit) serta melalui bimbingan atau pembinaan oleh petugas.
Contoh sederhana konsep belajar yang terjadi karena pengalaman adalah ketika terjadinya wabah diare yang kesekian kali pada suatu daerah maka konsep belajar yang dipakai oleh perawat komunitas adalah melakukan/meniru upaya yang terbaik dan berhasil dari kejadian-kejadian sebelumnya. Sedangkan untuk klien adalah akan lebih memahami kenapa wabah diare bisa terjadi berulang, setelah mengamati faktor-faktor penyebab wabah diare tersebut maka diharapkan selanjutnya akan melakukan perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat.
Cukup jelas bahwa konsep belajar sudah pasti diterapkan dalam keperawatan komunitas hal ini ditunjang oleh kebijaksanaan dan strategi dari pengembagan dan pelaksanaan keperawatan kesehatan masyarakat (keperawatan komunitas) melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan serta pengalaman dari pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat tersebut.
Sumber :
1. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial, buku 1, Dep.Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Jakarta, 2004
2. Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat,Dep.Kes RI, Jakarta, 1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar