Senin, 22 Agustus 2011

Menstruasi dan masalahnya


1.         Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja Membangun Perubahan yang Bermakna Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara Kesehatan Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan yang Bermakna Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Cirinya adalah alat reproduksi mulai berfungsi, libido mulai muncul, intelegensi mencapai puncak perkembangannya, emosi sangat labil, kesetiakawanan yang kuat terhadap teman sebaya dan belum menikah. Kondisi yang belum menikah menyebabkan remaja secara sosial budaya termasuk agama dianggap belum berhak atas informasi dan edukasi apalagi pelayanan medis untuk kesehatan reproduksi (Sarlito, 1998).
Dengan masuknya remaja ke dalam dunia hubungan sosial yang luas maka mereka tidak saja harus mulai adaptasi dengan norma perilaku sosial tetapi juga sekaligus dihadapkan dengan munculnya perasaan dan keinginan seksual ( Djoko Hartono, 1998 ).
2.         Menstruasi
a.         Pengertian
Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Sarwono 2005). Sedangkan Menstruasi adalah pengeluaran darah secara rutin lewat vagina yang berasal dari dinding rahim wanita (http://www.anneahira.com/menstruasi-adalah.htm, 09 mei 2011).
Yang mempengaruhi hadirnya menstruasi adalah tidak adanya pembuahan di dalam rahim pada masa seseorang wanita mengalami masa kesuburan. Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004).



b.        Proses Menstruasi
Menurut Sarwono (2002), Saat seseorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi, tetapi ketika menginjak usia pubertas maka ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi proses yang disebut siklus menstruasi. Dalam satu siklus (sekitar satu bulan) terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormone-hormon oleh ovarium, yaitu makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Maka ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan pada komposisi kadar hormone yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.
1.        Siklus haid
Menurut Sarwono (2005), Siklus haid terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan pengelupasan lapisan endometrium uterus. Pada akhir fase haid endometrium menebal lagiatau fase proliferasi. Setelah ovulasi pertumbuhan endometrium berhenti, kelenjar atau glandula menjadi lebih aktif atau fase sekresi.
Perubahan endometrium dikontrol oleh siklus ovarium. Rata-rata siklus haid 28 hari dan terdiri atas :
a)         Fase folikular
b)        Ovulasi
c)         Pasca ovulasi atau luteal
Jika siklusnya memanjang, fase folikulernya memanjang, sedangkan fase lutealnya tetap 14 hari. Siklus haid normal karena adanya: 1). Adanya hypothalamus-pituitari-ovarian endocrine axis, 2). Adanya respon folikel dalam ovarium dan 3). Fungsi uterus (Sarwono, 2007).
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya.. Panjang siklus haid yang normal atau di anggap sebagai siklus haid yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja pada beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak selalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari dan pada usia wanita 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus hari 28 hari itu tidak sering di jumpai. Dan pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20%  saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25 - 32 hari, dan kira-kira 97%  yang berovulasi siklus haidnya berkisar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (Sarwono, 2005).
Lama haid biasanya  antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata – rata  33,2 kurang lebih 16 cc. pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Usia gadis­­ remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara  1 – 16 tahun, tetapi rata – ratanya 12,5 tahun, statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh factor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Menarche terjadi di tengah – tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak – anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30 – 40 tahun berakhir pada masa mati haid / menapouse  (Sarwono, 2005).
2.        Hormone yang Mengatur Siklus Haid       
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.
Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya (http://www.biohealthword.com/, 13 mei 2011).
Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, fase luteal dan sat ovulasi. Perubahan – perubahan kadar hormone sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormone steroid dan hormone gonadotropin (Sarwono, 2005).
3.        Siklus Ovarium (Sarwono, 2008)
a).   Fase folikuler
Hari ke-1 - 8 :
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relative tinggi dan memacu perkembangan 10 - 20 folikel satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut tampak pada fase midfollikular, sisa folikel mengalami etresia.
Hari ke-9 - 14 :
Pada saat ukuran folikel meningkat lokalisasi akumulasi cairan tampak sekitar sel granulose dan menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang disebut antrum yang merupakan transformasi folikel primer menjadi sebuah Graafian folikel dimana oosit menempati posisis eksentrik, dikelilingi oleh 2 sampai 3 lapis sel granulose yang disebut cumulus ooforus.
b).   Ovulasi           
Hari ke-14
Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang di ikuti dengan protrusi dari permukaan korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekstrusinya oosit yang di tempeli oleh kumuylus ooforus.
c).   Fase Luteal
Hari ke 15 - 28
Sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh kapiler dan fibroblast dari teka. Sel granulose mengalami lutenisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan sumber utama hormone steroid seks, estrogen dan progesterone di sekresi oleh ovarium pada fase pasca-ovulasi.
Korpus luteum meningkatkan produksi progesterone dan estrodiol. Kedua hormone tersebut diproduksi dari precursor yang sama.
Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari kr 26 - 28.



4.        Siklus uterus (Sarwono, 2008)
Dengan di produksinya hormone steroid oleh ovarium secara siklikakan menginduksi perubahan penting pada uterus yang melibatkan endometrium dan mukosa servik.
Endometrium terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan superficial basal yang tidak ikut dalam proses haid, tetapi ikut dalam proses regenarasi lapisan superficial untuk siklus berikutnya. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu :
a).   Fase menstruasi atau deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya stratum basale yag tinggal utuh. darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau sglutinasi, sel-sel epiltel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan secret dari uterus, servik dan kelenjar-kelenjar vulva, fase ini berlangsung 3 - 4 hari.
b).   Fase pascahaid atau fase proliferasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsu-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumhu dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium kurang lebih 0,5 mm. fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.
c).   Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Selama fase folikuler di ovarium, endometrium dibawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid proses regenarasi berjalan dengan cepat. Saat ini disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi.dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi detebal kuurang lebih 3,5mm, fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai ke-14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu :
1).   Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Fase ini berlangsung antara hari ke-4 sampai ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
2).   Fase proliferasi madya (midpholiferation phase)
Fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi.
3).   Fase proliferasi akhir (late proliferation phase)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidaj rata dan dengan banyak mitosis.

d).   Fase Prahaid dan Fase sekretoris
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkelik-keluk dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata.
Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak akan diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang telah dubuahi. Fase sekresi dibagi atas 2, yaitu :
1).   Fase sekresi dini
Dalam fase ini endometrium lebih tipis dari pada fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Terdapat beberapa lapisan, yaitu :
-          Stratum basale , yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan meometrium ; lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
-          Stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah yang berbentuk anyaman seperti spons.
-          Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran-saluran kelenjar sempit, lumennya berisi secret dan stromanya edema.
2).   Fase sekresi lanjut
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 - 6 mm. dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen.
e).   Mucus servik (Sarwono, 2007)
Kontinuitas ini sangat penting untuk akses spermatozoon menuju ke ovum, fertilisasi terjadi dalam tuba fallopi. Ada resiko infeksi yang asendens, tetapi secara alami resiko tersebut dicegah dengan adanya mucus servik sebagai barier yang permeabilitasnya bervariasi selama siklus haid.
1).   Selama fase folikular mucus servik viskus dan impermeable.
2).   Akhir fase folikular kadar estrogen meningkat memacu perubahan dan komposisi mucus, kadar airnya meningkat secara prigresif, sebelum ovulasi terjadi mucus servik banyak mengandung air dan mudah dipenitrasi oleh spermatozoon. Perubahan ini dikenal dengan istilah “spinnabarkheit”.
3).   Setelah ovulasi progesterone diproduksi oleh korpus luteum yang efeknya berlawanan dengan estrogen, dan mucus servik menjadi impermeable lagi, orifisium uteri eksternum kontraksi.
5.        Mekanisme Haid
Dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase proliferasi ; sesuda ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesterone pada akhir siklus haid, terjadi regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang terkenal dengan nama haid (Sarwono, 2005).
Mekanisme haid belum diketahui selurunya, tetapi sudah dkenal oleh beberapa factor, kecuali faktor hormonal, memegang hal peranan dalam hal ini. Yang penting adalah :
1)         Factor Enzim
2)         Factor vascular
3)         Factor prostaglandin



Pemeriksaan-pemeriksaan untuk untuk mengetahui adanya ovulasi tersebut ialah :
1)         Pencatatan suhu basal badan (SBB)
2)         Pemeriksaan sitohormonal vaginal secara serial
3)         Penilaian getah servik
c.         Psikologi Menstruasi
Menurut Sarwono (2007), secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 12 - 16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali di tentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim, cara hidup yang melindungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpama bisa memperlambat menstruasi. Gejala yang sering dan sangat mencolok pada peristiwa, haid pertama ialah kecemasan atau ketakutan yang diperoleh keinginan untuk memperoleh proses fisiologis tadi. Kadang sang anak menyalahkan ibu dan terkadang merasa digenangi dosa. Maka banyak peristiwa menstruasi pertama itu dihayati oleh anak gadis sebagai suatu saru pengalaman yang traumatis.
Menurut Azwar (1988), Pada anak gadis mempunyai kecenderungan neorotis dalam usia pubertas dan banyak mengalami konflik batin, munculkan beberapa tingkah laku patologis, berupa kecemasan fobia, minat yang sangat berlebihan ataupun rasa bersalah. Maka informasi yang positif sangat berguna agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap para wanita yang mengalami menstruasi. Timbul pula gangguan-gangguan psikis dan gangguan genital. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas.
Gangguan-gangguan saat menstruasi, yaitu :
a)        Kecemasan dan ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi
b)        Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstrusi
c)        Mudah tersinggung atau mudah marah.
d)       Perubahan pola makan
e)        Merasa gelisah dan gangguan tidur.
f)         Sakit kepala
g)        Mual, muntah
h)        Payudara menjadi keras
Gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid (Arif, 2001), yaitu :
a)        Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b)        Mastodinia
c)        Mittleschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
d)       Disminore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...