Senin, 29 Agustus 2011

Fosil Tikus Bisa Ungkap Evolusi Manusia

Senin, 29 Agustus 2011

Para ilmuwan di Cina menemukan fosil hewan sejenis tikus, yang dianggap bakal mengungkap sejarah evolusi mamalia, temasuk manusia. Fosil itu berasal dari makhluk yang diyakini hidup sekitar 160 juta tahun yang lalu.

Fosil dari makhluk yang dinamakan Juramaia sinensis ini merupakan fosil tertua yang pernah ditemukan dari kelompok hewan yang disebut eutheria, atau mamalia plasental. Kelompok hewan mamalia plasental ini memiliki ciri melahirkan, di antaranya seperti sapi, tikus, singa, macan, anjing, paus, dan primata.



Mamalia berbulu yang fosilnya ditemukan di provinsi Liaoning ini diperkirakan tinggal di timur laut Cina selama era Jurasik. Ini merupakan era ketika dinosaurus masih menguasai Bumi.

Dr. Zhe-Xi Luo, paleontologis dari Carnegie Museum of Natural History di Pittsburgh, Amerika Serikat, mengatakan: "Juramaia, dari 160 juta tahun lalu merupakan nenek-moyang atau 'bibi-moyang' semua mamalia plasenta yang berkembang hari ini,” ujarnya.
Zhe-Xi Luo kemudian menjelaskan, hasil analisis kerangka fosil menunjukkan hewan ini adalah makhluk tangkas dengan kemampuan memanjat yang sangat kuat.

Gambaran fosil tersebut, menurut para peneliti merupakan tonggak sejarah baru dalam evolusi mamalia yang mencapai 35 juta tahun.

Nama Juramaia sinensis memiliki arti 'Induk Jurasik dari Cina'. Fosil ini sendiri memiliki tengkorak yang tidak lengkap, sebagian kerangka, dan jaringan lunak sisa, seperti rambut. Juramaia juga memiliki gigi yang lengkap. Para ahli paleonantropologi memperkirakan fosil ini lebih dekat dengan makhluk marsupial berkantung, seperti kanguru.

"Memahami titik awal placentals merupakan isu penting dalam studi semua evolusi mamalia," kata Zhe-Xi Luo.

Waktu perubahan evolusi--saat spesies leluhur terbagi menjadi dua garis keturunan keturunan--merupakan salah satu informasi terpenting yang bisa dimiliki seorang peneliti evolusi.

Sebelum penemuan Juramaia, titik perbedaan makhluk jenis eutheria dari metatherians menimbulkan kesulitan bagi para sejarawan evolusi. Bukti dari eutheria DNA menyarankan, seharusnya muncul lebih awal dalam catatan fosil--sekitar 160 juta tahun lalu. Namun, eutheria tertua adalah Eomaia, yang hidup 125 juta tahun lalu.

Juramaia juga mengungkapkan fitur adaptif yang mungkin telah membantu para pendatang baru eutheria untuk bertahan hidup di lingkungan Jurasik. Juramaia menggunakan tungkai depan untuk memanjat dan mampu menyesuaikan dengan cara hidup Jurasik.

"Perbedaan mamalia eutheria dari marsupial akhirnya menyebabkan kelahiran plasenta dan reproduksi yang sangat penting bagi keberhasilan evolusi placentals.” ungkap Dr. Luo. "Tapi itu adalah adaptasi awal mereka untuk mengeksploitasi tempat pada pohon yang membuka jalan mereka menuju kesuksesan evolusi ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...