Kamis, 27 September 2012


DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)

1.      Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Noresterat juga termasuk dalam golongan ini (Sarwono, 2006).

2.      Farmakologi
a.       Tersedia dalam bentuk larutan mikrokristalistaline.
b.      Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
c.       Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari DMPA dalam darah/serum.(Hartanto, 2004)

3.      Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah DMPA:
a.       Menekan ovulasi.
b.      Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c.       Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
d.      Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga implantasi terganggu. (Saifuddin, 2006).

4.      Efektifitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 % dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam1 tahun pemakaian DMPA. Kontrasepsi suntik sama efektifnya dengan (Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih efektif dari IUD. Tetapi menurut Saifuddin (2006) efektif dapat terjaga apabila penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

5.      Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Saifuddin (2006) keuntungan kontrasepsi suntik DMPA, antara lain sebagai berikut:
a.       Sangat efektif.
b.      Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c.       Tidak berpangaruh pada hubungan suami istri.
d.      Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e.       Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f.       Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
g.      Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
h.      Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
i.        Dapat digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause.
j.        Mencegah anemia.
Kerugian kontrasepsi suntik DMPA diantaranya, sebagai berikut:
a.       Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorhea, perdarahan ireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
b.      Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan berjalannya waktu, sedangkan kejadian amenorhea sangat besar.
c.       Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.
d.      Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
e.       Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
f.       Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.
g.      Penggunaan jangka panjang akan menimbulkan perubahan pada lipid serum dan dapat menurunkan kepadatan tulang.(Saifuddin, 2006)

6.      Indikasi dan Kontraindikasi Suntikan DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah:
a.       Usia reproduksi.
b.      Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c.       Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
d.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e.       Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f.       Setelah abortus atau keguguran.
g.      Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
h.      Anemia defisiensi besi.
i.        Sering lupa memakai pil.
j.        Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA yaitu:
a.       Hamil atau dicurigai hamil.
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.       Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea.
d.      Riwayat kanker payudara.
e.       Diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi.

7.      Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA menurut Saifuddin (2006) yaitu:
a.       Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b.      Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c.       Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan Ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan.
d.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
e.       Ibu yang sedang menggunakan AKDR dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
f.       Ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah penyuntikan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual.

8.       Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan dengan cara disuntik intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja dan efektif. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. (Saifuddin, 2006)

9.      Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
a. Gangguan siklus ha
b. Depresi
c. keputihan
d. jerawat
e. Rambut rontok
f. perubahan berat badan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...