Kamis, 21 April 2011

ASKEB PERSALINAN DENGAN EPISIOTOMI

PERSALINAN DENGAN EPISIOTOMI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    PENGERTIAN
Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regangan yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut. Beberapa upaya untuk mencegah robekan perineum :
·      Aplikasi handuk hangat pada perineum
·      Fasilitasi fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak
·      Mengarahkan kepala agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat ekspulsi
·      Menahan perineum dengan regangan telunjuk dan ibu jari
B.     TANDA DAN GEJALA
1.      Ruptura perinei
·         Ruptur perinei derajat I :
Robekan hanya pada selaput lendir dan kulit
·         Ruptur perinei derajat II
Selaput lendir dan kulit, juga robek otot-otot perineum kecuali spingter ani
·         Ruptur perinei derajat III
Selaput lendir, kulit, otot-otot perineum dan spingter ani rusak
·         Ruptur perinei total
Robekan sampai ke mukosa rectum
2.      Episiotomi : adalah incise dari perineum untuk memudahkanpersalinan/ mempercepat kala II dan mencegah ruptura perinea totalis. Di buat waktu perineum telah tipis, kepala tampak (crowning) dengan garis tengah 3-4 cm. apabila dilakukan pada saat yang terlalu dini dapat mengakibatkan perdarahan.
·      Episiotomi medialis yang di buat di garis tengah
·      Episiotomi medio lateralis dari garis tengah kesamping menjauhi anus
·      Episiotomi lateralis, 1-2 cm di atas comisura posterior kesamping
·      Episiotomi sekunder apabila ada ancaman terjadi ruptur.
C.     PENYEBAB RUPTUR PERINEI/ INDIKASI EPISIOTOMI
1.      Faktor ibu
·                     Arcus pubis sempit
·                     Perineum kaku
·                     Persalinan pervaginan dengan penyulit (forceps, vakum ekstraksi, presbo)

2.      Faktor anak
·                     Gawat janin
·                     Posisi occipito posterior
·                     Distocia bahu
·                     Anak besar
·                     Kepala anak terlalu cepat lahir
·                     Prematuritas
3.      Faktor Penolong
·                     Penanganan yang salah pada saat kepala bayi lahir
·                     Ditolong oleh penolong yang tidak berkompeten


D.    MANAGEMEN PENANGANAN RUPTURA DAN LUKA EPISIOTOMI
Ruptura perinea yang datang dari luar masih dapat dijahit dalam 6 jam pertama setelah persalinan, sesudah itu luka sudah terinfeksi dan tidak ada gunanya, bahkan merugikan bila dijahit. Dalam hal ini terpaksa harus tunda reparasi setelah masa nifas.
Tehnik menjahit luka perinea bermacam-macam tetapi ada titik persamaan :
§  Benang yang digunakan ukuran 2.0
§  Untuk jahitan dalam digunakan catgut
§  Penjahitan dimulai dari pungtum maksimum
§  Jahitan dalam biasa jelujur atau interuptus, jaraknya sama antara satu dengan lainnya
§  Jahitan luar harus ektropion
































BAB II
ASUHAN PADA PERSIAPAN TINDAKAN
 EPISIOTOMI DAN MENJAHIT PERINEUM

A.    PENGKAJIAN
S : Ibu mengatakan bayi nya kok tidak lahir-lahir
O : Tampak perineum yang sangat teregang
      Tampak perineum kaku, tinggi
      Taksiran janin yang besar, adanya malpresentasi

NO
DX/DS/DO
Planning
1

2

3
Resiko terjadi rupture total pada perineum
Resiko terjadinya penekanan kepala pada bayi premature jika perineum kaku
Persalinan dengan tindakan
DS : ibu mengatakan pada persalinan yang lalu luka jahitan sembuhnya lama , ibu mengatakan kehamilan sebelumnya cukup umur, ibu mengatakan posisi bayinya menurut pemeriksaan sungsang.
DO : perineum tinggi, ka/ki, tampak adanya cikatrik, umur kehamilah < 36 mgg, janin presbo, gawat janin pada kala II , tampak perineum sangat teregang pada pimpinan kala I









Resiko terjadi perdarahan dari luka jalan lahir akibat episiotomi/ruptur perineum
S : ibu mengatakan perih pada jalan lahir
O : tampak luka bekas episiotomi / rupture pada perineum
A : ibu dalam persalinan kala IV dengan episiotomi / ruptur perinei
·     Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan
·     Siapkan gunting episiotomi, spuit 5 cc dan lidocain injeksi
·     Tempatkan 2 jari diantara kepala janin dan perineum ibu
·     Masukan seluruh panjang jarum, mulai dari fourchhete menembus persis dibawah kulit dan otot perineum sepanjang garis episiotomi.
·     Aspirasi untuk meyakinkan suntikan lidokain tidak termasuk dalam pembulih darah.
·     Suntikan pada garis tengah secara merata sambil menarik jarumnya keluar
·     Suntikan pada sisi dari garis tengah, miringkan arah tusukan jarum kesisi lain dari garis tengah. Sebelum menyuntikan ulang aspirasi untuk meyakinkan suntikan lidocain tidak masuk dalam pembuluh darah.
·     Suntikan kebagian tengah dari dinding belakang vagina. Lindungi kepala bayi dengan meletakan jari-jari diantara kepala bayi dan jarum
·     Tunggu 2 menit agar obat anastesi bekerja
·     Cara episiotomy dilakukan bila perineum telah meregang, atau kepala bayi tampak sekitar 3-4 cm
·     Letakan 2 jari diantara kepala bayi dan perineum dengan menggunakan sarung tangan steril
·     Gunakan gunting dan buat sayantan 3-4 cm mediolateral
·     Gunting perineum dimulai dari fourchet (komissura posterior) 45 derajat ke lateral (kiri/kanan)
·     Siapkan alat jahit
·     Siapkan anastesi local
·     Bentangkan doek steril di bawah pantat penderita
·     Bersihkan darah dan beri anti sepsis pada daerah episiotomi
·     Uji efektifitas anestesi local
·     Atur posisi penolong agar leluasa bergerak dan aman dari cemaran
·     Jika luka episiotomi meluas,tangani seperti luka robekan tingkat III dan IV
·     Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan dan tentukan secara jelas batas luka. Lakukan jahitan pe4rtama kira-kira 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina. Ikat dan potong salah satu dari ujung benang kurang lebih 2 cm.
·     Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut chromic 2-0, mulai dari sekitar 1 cm di atas puncak episiotomy sampai pada batas vagina.
·     Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada lapisan subcutis dan otot sampai keujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada kedua ujung sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot tertutup dengan baik)
·     Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan jahitan subkutikuler.
·     Bila telah mencapai lingkaran hymen, tembuskan jarum keluar mukosa vagina pada sisi yang berlawanan dari tusukan terakhir subkutikuler
·     Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian tusukan jarum pada mukosa vagina dengan jarak 2 cm dari tempat keluarnya benang dan silangkan kesisi berlawanan sehingga menembus mukosa pada sisi berlawanan.
·     Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang pada klem dengan simpul kunci.
·     Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringan vagina.
·     Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara interuptus
·     Jahit kulit secara interuptus dengan benang 2-0
·     Lakukan control jahitan dengan pemeriksaan colok dubur
·     Tutup jahitan luka dengan kasa yang dibubuhi cairan antiseptic
·     Beri tahu ibu cara merawat jahitan
·     Beri tahu ibu cara mobilisasi yang benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...