Senin, 29 Agustus 2011

Cara Menjaga Hubungan Jarak Jauh

Senin, 29 Agustus 2011


Pengalaman memang selalu jadi guru yang terbaik, para pembaca sekalian inilah yang dialami sang penulis. Hubungan jarak jauh dengan sang "perempuan" (saya yakin anda mengerti) sudah sejak lama saya alami. Pengalaman tersebut mengajarkan cara untuk menjaga hubungan dengan si "Dia", yaitu
  1. Rajin membina komunikasi. Komunikasi adalah cara yang paling jitu untuk menjaga hubungan Anda dengan si dia tetap mesra. Anda dan pacar harus bergantian untuk saling menghubungi. Rajin-rajinlah berbagi cerita dengan si dia agar Anda selalu merasa dekat dengan pacar. Sebagai contoh: teleponlah sang pacar anda sebelum dia tidur, saya yakin hal tersebut akan menambah erat hubungan anda. 


  2. Berkunjung semampu yang Anda bisa. Cinta memang butuh pengorbanan. Mungkin itu istilah yang tepat untuk Anda yang menjalin hubungan jarak jauh dengan pacar. Bila ingin jalinan cinta Anda tetap terjaga dengan baik, tidak ada salahnya bila salah satu dari kalian saling mengunjungi. Pada saat kalian bertemu, jangan membicarakan masalah lain. Pergunakanlah waktu itu untuk membahas masalah cinta kalian berdua.

  3. Rajin membahas masa depan. Mungkin, salah satu yang membuat kisah cinta tetap berjalan dengan baik adanya keinginan untuk membina masa depan yang lebih baik bersama. Sering-seringlah membicarakan masa depan dengan pasangan Anda yang berada jauh dari Anda. Seperti ingin memiliki rumah, anak dan lain sebagainya. Di jamin api asmara diantara kalian akan tetap berkobar.

  4. Tetap pertahankan cinta. Ketika Anda dan pacar memutuskan untuk membina hubungan jarak jauh yang harus dijaga adalah keutuhan cinta. Mantapkan dalam hati untuk menjaga hubungan itu hingga sampai ke jenjang pernikahan.

  5. Saling percaya. Hubungan anda dengan si dia adalah hubungan jarak jauh, oleh karena itu saling percaya diperlukan dalam hubungan anda. Jika anda tidak mempercayai pasangan anda maka hancurlah anda dan pasangan anda oleh api cemburu. 

Semoga berguna...
Sumber: VivaNews dan lainnya...

Dulu, Ikan Berenang di Gurun Panas Sahara

Senin, 29 Agustus 2011

Mata Sahara

Teori yang berkembang saat ini, manusia modern dan Neanderthal berasal dari satu nenek moyang yang hidup di Afrika sekitar 700.000 tahun yang lalu.

Namun, ada pertanyaan besar yang belum terjawab, bagaimana bisa para nenek moyang bermigrasi dari Afrika. Apalagi, ada Gurun Sahara di sana -- gurun panas terbesar di dunia dan kemungkinan besar jadi penghalang utama keluarnya manusia dari Afrika.

Para ilmuwan selama ini terfokus pada Lembah Sungai Nil yang diduga menjadi koridor manusia meninggalkan Afrika. Namun penelitian yang dihasilkan gagal untuk mendapatkan bukti konsisten. Soal apakah kondisi air Sungai Nil konsisten, juga masih kontroversial.

Dan saat ini, para ilmuwan beralih ke lokasi yang awalnya sama sekali tak terbesit dalam pikiran: Sahara. Bahkan, para ilmuwan menduga, Sahara tak hanya bisa dilewati manusia, tapi juga ikan.

"Ikan diduga bisa berenang di Sahara selama fase basah, antara 10.000 hingga 6.000 tahun lalu," kata peneliti geografi di King's College London, Nick Drake, seperti dimuat situs LiveScience.

"Sahara bukan penghalang untuk migrasi binatang dan manusia."

Menggunakan citra satelit dan peta digital lanskap, para peneliti menemukan bahwa Sahara pernah ditutupi oleh jaringan padat sungai, danau dan delta. Terusan besar ini menyalurkan air dan binatang air ke dalam dan di Sahara selama fase basah dan 'hijau'.

Dalam analisis mereka, Drake dan timnya menemukan bukti bahwa banyak makhluk, termasuk binatang air, tersebar di sejumlah wilayah yang dilalui Sahara.

Sebagai contoh, 25 spesies hewan Afrika Utara memiliki populasi baik di utara maupun selatan Sahara,  termasuk ikan lele (Clarias gariepinus), nila (Tilapia zillii), ikan permata cichlid (Hemichromis letourneuxi), dan siput air tawar seperti Melania berbingkai merah (Melanoides tuberculata).

Peneliti berpendapat, jika ikan bisa menyeberangi Sahara, sulit untuk membayangkan bahwa manusia tidak.

Tak hanya itu, analisis terhadap bahasa Afrika dan artefak menunjukkan bahwa kondisi perairan  kuno mempengaruhi bagaimana manusia tinggal Sahara.

Misalnya, penduduk berbahasa  Nilo-Sahara pernah tinggal di Sahara tengah dan selatan, dan mungkin pernah berburu hewan air menggunakan tombak atau kait.

Selain itu, sedimen danau kuno menunjukkan Sahara pernah menghijau sekitar 125.000 tahun lalu.

Peneliti mengaku mendapati sejumlah kesulitan saat meneliti Sahara. Beberapa negara Sahara di mana para ilmuwan ingin datang untuk menganalisa genetik populasi ikan -- tak aman dikunjungi karena kegiatan teroris dan perang saudara.

Para ilmuwan menjelaskan secara rinci hasil temuannya dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin 27 Desember 2010.

Fosil Tikus Bisa Ungkap Evolusi Manusia

Senin, 29 Agustus 2011

Para ilmuwan di Cina menemukan fosil hewan sejenis tikus, yang dianggap bakal mengungkap sejarah evolusi mamalia, temasuk manusia. Fosil itu berasal dari makhluk yang diyakini hidup sekitar 160 juta tahun yang lalu.

Fosil dari makhluk yang dinamakan Juramaia sinensis ini merupakan fosil tertua yang pernah ditemukan dari kelompok hewan yang disebut eutheria, atau mamalia plasental. Kelompok hewan mamalia plasental ini memiliki ciri melahirkan, di antaranya seperti sapi, tikus, singa, macan, anjing, paus, dan primata.



Mamalia berbulu yang fosilnya ditemukan di provinsi Liaoning ini diperkirakan tinggal di timur laut Cina selama era Jurasik. Ini merupakan era ketika dinosaurus masih menguasai Bumi.

Dr. Zhe-Xi Luo, paleontologis dari Carnegie Museum of Natural History di Pittsburgh, Amerika Serikat, mengatakan: "Juramaia, dari 160 juta tahun lalu merupakan nenek-moyang atau 'bibi-moyang' semua mamalia plasenta yang berkembang hari ini,” ujarnya.
Zhe-Xi Luo kemudian menjelaskan, hasil analisis kerangka fosil menunjukkan hewan ini adalah makhluk tangkas dengan kemampuan memanjat yang sangat kuat.

Gambaran fosil tersebut, menurut para peneliti merupakan tonggak sejarah baru dalam evolusi mamalia yang mencapai 35 juta tahun.

Nama Juramaia sinensis memiliki arti 'Induk Jurasik dari Cina'. Fosil ini sendiri memiliki tengkorak yang tidak lengkap, sebagian kerangka, dan jaringan lunak sisa, seperti rambut. Juramaia juga memiliki gigi yang lengkap. Para ahli paleonantropologi memperkirakan fosil ini lebih dekat dengan makhluk marsupial berkantung, seperti kanguru.

"Memahami titik awal placentals merupakan isu penting dalam studi semua evolusi mamalia," kata Zhe-Xi Luo.

Waktu perubahan evolusi--saat spesies leluhur terbagi menjadi dua garis keturunan keturunan--merupakan salah satu informasi terpenting yang bisa dimiliki seorang peneliti evolusi.

Sebelum penemuan Juramaia, titik perbedaan makhluk jenis eutheria dari metatherians menimbulkan kesulitan bagi para sejarawan evolusi. Bukti dari eutheria DNA menyarankan, seharusnya muncul lebih awal dalam catatan fosil--sekitar 160 juta tahun lalu. Namun, eutheria tertua adalah Eomaia, yang hidup 125 juta tahun lalu.

Juramaia juga mengungkapkan fitur adaptif yang mungkin telah membantu para pendatang baru eutheria untuk bertahan hidup di lingkungan Jurasik. Juramaia menggunakan tungkai depan untuk memanjat dan mampu menyesuaikan dengan cara hidup Jurasik.

"Perbedaan mamalia eutheria dari marsupial akhirnya menyebabkan kelahiran plasenta dan reproduksi yang sangat penting bagi keberhasilan evolusi placentals.” ungkap Dr. Luo. "Tapi itu adalah adaptasi awal mereka untuk mengeksploitasi tempat pada pohon yang membuka jalan mereka menuju kesuksesan evolusi ini."

Peternakan Tertua Berumur 9000 Tahun

Senin, 27 Agustus 2011
 Temuan arkeologi dari peradaban Al Maqar, Arab Saudi. (themuslimtimes.org)

Sebuah ekskavasi arkeologi di Arab Saudi menemukan jejak peradaban dari 9.000 tahun silam, atau sekitar 7.000 Sebelum Masehi. Penelitian dari ekskavasi itu menyebutkan, pada waktu itu sudah ada domestifikasi kuda (cikal bakal peternakan kuda) di sekitar Semenanjung Arab.

Peradaban ini kemudian dinamakan peradaban Al Maqar, sesuai nama situs lokasi penemuan. Temuan ini sekaligus menjadi teori ilmiah baru mengenai domestifikasi hewan.
Ali Al-Ghabban, Wakil Direktur Kepurbakalaan dan Museum dari Komisi Pariwisata dan Kepurbakalaan Arab Saudi, mengatakan sebelumnya diyakini domestifikasi hewan tertua dalam peradaban manusia adalah 5.500 tahun lalu di Asia Tengah.

"Penemuan (di Al Maqar) ini merupakan peradaban yang sangat maju dari masa Neolitik. Situs ini memperlihatkan secara jelas akar domestifikasi kuda-kuda sejak 9.000 tahun lalu," kata Al-Ghabban, seperti dikutip Gulf News.

Ekskavasi di Al Maqar juga menemukan sejumlah artefak dan fitur penting dari peradaban 9.000 tahun silam itu. Ini termasuk penemuan kerangka manusia yang dimumikan, kepala panah, penggilingan gandum, juga alat tenun. Sejumlah temuan itu memperlihatkan manusia yang tinggal di peradaban Al Maqar memiliki keahlian di bidang kerajinan tangan.

Minggu, 28 Agustus 2011

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI MENINGKATKAN PROFESIONALISME KEPERAWATAN



Oleh: Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS



Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.



Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.



Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan



Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap.

( Hariyati, RT., th 1999)



Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati, RT., 2002)



Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien





Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia



Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.



Di luar negri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan dalam komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan waktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.





Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).



Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989)



Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.



Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw, T.,1993).



Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010(Reliable Health Information 2010 ). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.



Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan produktifitas.



Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.



Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.



Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing Interventions Classification, 2000).



Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (Udin,and Martin, 1997)



Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.



Kendala SIM yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam Compact Disk Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.



Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.



Bagaimana SIM keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini implementasi sistem informasi manajemen baik di rumah sakit maupun di masyarakat masih sangat minim, bahkan masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota lain sudah menerapkan system informasi keperawatan yang berbasis komputer.



Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai kontribusi dalam pengembangan system informasi keperawatan. Fakultas ilmu keperawatan telah mempunyai soft-ware system informasi asuhan keperawatan dan system informasi dalam manajemen untuk manajer perawat. Media ini sangat berguna dalam menyokong proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam menyongsong era globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan tehnogi keperawatan. Bagaimana dengan anda, siapkah anda memasuki era tehnologi dan era globalisasi ?













PUSTAKA ACUAN



Carpenito. 1985. Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.

Lippincott Co.,. Philadephia .



Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta



Eko, I.R.2001. Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi.., Jakarta:

Kelompok Gramedia



Emiliana, 2003. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang terintegrasi di

pelayanan kesehatan Sint Carolus, tidak dipublikasikan



Hafizurrachman, 2000. Sistem Informasi Manajemen di Rumah sakit dan

Pelayanan Kesehatan. Tidak dipublikasikan



Hariyati, S. T. 1999. Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat

dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokuemntasi keperawatan di

RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan



Kozier, E. 1990. Fundamentals of Nursing. Addison Wesley Co., Redwood City.



Liaw, T.1993. The Computer Based Patient Record: An Historical Perpective. Diambil

dari http:// www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm. di akses 8 April 2001



Lindqvist, R. &Sjoden, P. (1998). Coping strategies and quality of life among

patient on CAPD. Journal of Advanced Nursing



Mc. Closkey. J . 1996. Nursing interventions classivication. Mosby-Year book,

Daverport



Priharjo, R. 1995. Praktik keperawatan profesional konsep dasar dan hukum.

EGC, Jakarta.



Swanburg, Rc & Swanburg R.J .2000. Introduction management & leadership for nurse

manager. Boston: James & Bartleett Publisher.



Udin and Martin. 1997. Core data set: importance to health service research, outcomes

research, and policy research. Journal computer in nursing. Vol 15. no 2 p. 38-42,

Lippincott-Raven Publisher



Vestal, K (1995). Nursing Management Consept and Issues.2nd Philadelphia:J.B Lippinct

Company

Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi



a. Definisi

Faktor-faktor resiko dalam kehamilan yaitu sesuatu yang meningkatkan bahaya terhadap kesehatan. Ada faktor-faktor resiko tertentu dalam kehamilan. Anda harus mencari factor-faktor resiko tersebut pada wanita hamil dalam masyarakat anda. Beberapa diantaranya dapat membuat kehamilan lebih berbahaya ketimbang biasanya terhadap ibu dan bayi. (Heru,1995:67)

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998:33).

Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. ( Mochtar,1992 ; 217).

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. (Manuaba,dkk; 2007:43).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang menaikkan kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan (handicaps). (nelson: 2000;543)

Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well mother. (Manuaba, 20017:6)







b. Faktor yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi

Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2001 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.

Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan factor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan

a). Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil

(1). Factor genetika

• Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum hamil

• Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.

(2). Factor lingkunagn

Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.

b). Factor risiko tinggi yang bekerja selama hamil

Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.

(1). Faktor keadaan umum menjelang kehamilan

(2). Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)

(3). Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum)

c). Faktor risiko yang bekerja saat persalinan

(1). Sebagai akibat mekanis dalam hubungan 3P.

• Kelainan letak: sungsang atau lintang

• Malpresentasi

• Ketuban pecah didi

• Distress janin

• Perdarahan antepartum

• Grandemultipara

(2). Factor nonmekanis

(a). Pengaruh obat analgesic atau sedative

(b). Penyakit ibu yang menyertai kehamilan

d). Factor yang bekerja langsung pada neonatus

(1). Sindrom distress pernafasan

(a). Asfiksia neonatorum

(b). Aspirasi air ketubab atau mekonium

(2). Faktor umu hamil yang mengganggu neonatus

(a). Prematuritas

(b). Neonatus dengan termoregulator premature

(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan, hipofibrinogemia, gangguan congenital)

(3). Penyakit ibu

(a). Hipertensi

(b). Diabetes melitus

(c). Jantung

(d). Paru-paru

(e). Hepar.

(f). Pertumbuhan intrauterin

(g). Perdarahan antepartum

(h). Infeksi intrauterin

(i). Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis

(j). Toksemia (gestosis)

(k). Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)



c. Penilaian faktor resiko kehamilan

Dalam menentukan adanya faktor resiko ada 2 cara yaitu:

1). Cara Kriteria

Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:

a). Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO), Seperti Primipara muda terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih,Tinggi badan kurang dari 145 cm, Riwayat persalinan yang buruk, Pernah keguguran,Pernah persalinaan premature, Riwayat persalinan dengan tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi S.C)

Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil kelompok I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang perlu diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.

b). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Ibu hamil dengan penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, kembar air atau hidramnion, bayi mati dalam kandungan, , Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat bulan..

Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga adanya faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan atau puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.

c). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Perdarahan sebelum bayi lahir dan pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III, ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang terancam, pertolongan yang dapat diberikan tenaga non kesehatan (kader) antara lain : melaporkan ke bidan atau ke puskesmas terdekat, memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk segera dirujuk ke rumah sakit.



2). Cara skor

Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga yang mempunai 5 fungsi yaitu :

(a). Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil.

(b). Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.

(c). Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.

(d). Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman dan terencana.

(e). Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor kehamilan risiko tinggi berdasarkan kelompok faktor risiko dengan menggunakan scor.



Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel ( Depkes; 2007)

(a). Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan tanpa masalah atau faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.

(b). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10.

(c). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10





SKRINING/DETEKSI DINI IBU RISIKO TINGGI OLEH

PKK DAN PETUGAS KESEHATAN

Nama : Alamat :

Umur ibu : Kec/Kab :

Pendidikan : Pekerjaan :

Hamil ke....... Haid Terakhir:........Perkiraan tgl: ................bl

Periksa I

Umur kehamilan : ..... bulan



I II III IV

KEL F-R NO Masalah/faktor Risiko Skor Tanggal Periksa

Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2 2 2 2 2 2 2

I 1 Terlalu muda, hamil pertama ≤ 16 tahun 4

2 a.Terlalu tua, hamil pertama ≥ 35 th 4

b.Terlalu lambat hamil pertama ≥ 41 th 4

3 Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 th) 4

4 Terlalu cepat hamil lagi (≤ 2 th) 4

5 Terlalu banyak punya anak, 4/lebih 4

6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4

7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9 Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang/vakum 4

b. Uri di rogoh 4

c. Diberi infus/tansfusi 4

10 Pernah operasi sesar 4

II 11 Penyakit pada ibu hamil :

a. Kurang darah 4

b. Malaria 4

c. TBC 4

d. Payah Jantung 4

e. Kencing manis (Diabetes) 4

12 Bengkak pada muka/tungkai (tekanan darah tinggi)- PER 4

13 Hamil kembar 2 atau lebih 4

14 Hamil kembar air (Hidramnion) 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 4

18 Letak lintang 4

III 19 Perdarahan waktu hamil ini 4

20 Pre-eklampsi berat/kejang-kejang 4

Jumlah skor



a). Cara pencatatan

Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing faktor risiko adalah 4 atau 8. untuk pemberian dan pencatatan skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap kontak dengan ibu hamil atau petugas kesehatan.

b). Pengelompokkan Risiko

Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko

 Kehamilan dengan jumlah skor 2 termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa kehamilan bidan, rujukan kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu hamil atau polindes dan penolong bidan.

 Kehamilan dengan jumlah skor 6-10 termasuk kehamilan risiko tinggi dengan periksa kehamilan bidan atau dokter, rujukan kehamilan bidan atau puskesmas, temapat persalinan rumah, polindes, rumah sakit, penolong bidan.

 Kehamilan dengan jumlah skor > 12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi dengan periksa kehamilan ke dokter, rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong persalinan dokter.

Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih khusus. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukan, sehingga berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS untuk mendapatkan penanganan yang intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis penilaian atau pertimbangan klinis pada ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.







PENYULUHAN KEHAMILAN / PERSALINAN AMAN-RUJUKAN TERENCANA

KEHAMILAN PERSALINAN DENGAN RISIKO

Jml

Skor Kel

Resiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong

RDB RDR RTW

2 KRR Bidan Tidak di rujuk Rumah

Polindes Bidan

6-10 KRT Bidan/

Doktrer Bidan PKM Polondes/PKM/RS Bidan

Dokter

≥ 12 KRST Dokter RS RS Dokter



d. Penanganan

Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.

1). Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi adalah:

a). Melakukan anamnesis yang intensif (baik)

b). Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

(1). Pemeriksaan laboratorium

(2). Pemeriksaan rontgen.

(3). Pemeriksaan USG

(4). Pemeriksaan lab yang di anggap perlu

2). Berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada :

a). Menjelang kehamilan

b). Saat hamil muda

c). Saat hamil pertengahan

d). Saat trimester III

e). Saat persalinan/pasca partus.

3). Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini resiko tinggi.

a). Apakah kehamilan berjalan dengan baik

b). Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin

c). Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin

d). Apakah terjadi penyulit pada kehamilan

e). Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin

f). Jika diperlukan terminasi kehamilan

(1). Apakah terminasi untuk menyelamatkan ibu

(2). Apakah janin dapat hidup di luar kandungan

(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.

g). Kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan memperhitungkan :

(1). Tempat pertolongan itu dilakukan

(2). Persiapan alat yang diperlukan untuk tindakan

(3). Kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan

h). Sikap yang akan di ambil menghadapi kehamilan adalah:

(1). Kehamilan dengan resiko rendah dapat di tolong di tempat

(2). Kehamilan dengan resiko tinggi meragukan perlu pengawasan intensif

(3). Kehamilan dengan resiko tinggi perlu di rujuk.



4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin dapat:

(1). Melakukan pengawasan yang lebih intensif

(2). Memberikan pengobatan sehingga ririko dapat dikendalikan

(3). Melakukan rujukan mendapatkan tindakan yang adekuat

(4). Segera merujuk untuk mendapatkan tindakan yang adekuat

(5). Segera melakukan terminasi kehamilan



5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan paling kecil jika.

a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.

b). Mempunyai anak tidak lebih dari empat.

c). Jarak kelahiran paling tidak 2 tahun.

d). Tidak mempunyai anak lagi setelah berumur 35 tahun. (Erica,1994:191)



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depertemen Kesehatan RI.

Manuaba, IBG, dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC

Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan. Jakarta. ECG

Manuaba, IBG. 2007. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC

Royston, Erica, 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta. Binarupa Aksara.



Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press.

Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan.. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,



Meuthia. Ino, 2008 kehamilan resiko tinggi http/www.medicaltrol.com

LAPORAN KEGIATAN STUDY BANDING TIM KATARAK PT.ADARO INDONESIA KE RS MATA UNDAAN SURABAYA



A. PENDAHULUAN

Kegiatan study banding Tim katarak PT.Adaro Indonesia pada RS Mata Undaan Surabaya merupakan suatu bentuk kegiatan penambahan wawasan pengetahuan dengan melihat kesuatu tempat atau lokasi yang mempunyai kegiatan penanganan perawatan serta pelayanan medis mata yang lebih moder guna diambil manfatnya untuk meningkatkan mutu dan kemampuan petugas dalam melayani klien yang dilakukan pada tempat asal yaitu dalam kegiatan opersional Tim Katarak PT Adaro Indonesia di Kalimantan Selatan.

Pelaksanaan kegiatan study banding dimulai sejak tanggal 3 Pebruari 2010 sampai dengan 6 Pebruari 2010 yang dikuti 4 orang paramedic dan 1 orang tenga administrasi.











B. TENTANG RS MATA UNDAAN

SEJARAH (PERJALANAN EKSISTENSI) RS MATA UNDAAN

15 Oktober 1915

Atas prakarsa dr. A. Deutman lahirlah perhimpunan yang mengelola pengobatan mata untuk pribumi yang tidak mampu. Diketuai oleh dr. JF. Terburgh, seluruh kegiatan dilakukan di sebuah rumah yang sekarang menjadi Panti Werda Jl Undaan Kulon.



Nopember 1932

Dimulai pembangunan gedung Rumah Sakit Mata Undaan tepat bersebelahan dengan gedung Panti Werda.



29 April 1933

Rumah Sakit Mata Undaan pertama kali dibuka untuk umum di bawah pimpinan dr. A. Deutman sebagai Direktur hingga 1942.



1942-1946

Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan terhenti, karena situasi keamanan yang tidak memungkinkan.



8 Januari 1946

Rumah Sakit Mata Undaan kembali dibuka untuk umum, dipimpin oleh dr. IH. Go, keturunan Cina berkewarganegaraan Belanda. Beliau dibantu oleh dr. J. Ten Doesschate, seorang dokter wanita dari Belanda yang datang pada 1947.



Tahun 1950

Dengan diberhentikannya bantuan dana pemerintah, maka pengelolaan rumahs akit diambil alih Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata atau P4M yang merupakan nama baru dari perhimpunan yang lama.



Tahun 1968

dr. J. Ten Doesschatt kembali ke Belanda, sejak itu pengelolaan Rumnah Sakit Mata Undaan seluruhnya dilakukan oleh putra Indonesia di bawah pimpinan dr. Moh. Basuki, SpM. Pada saat itu Fakultas Kedokteran Unair sudah mulai menghasilkan dokter mata dan mulailah dikembangkan kerjasama dengan dimanfaatkannya fasilitas Rumah Sakit Mata Undaan sebagai salah satu Teaching Hospital hingga sekarang.



Desember 1994

dr. Moh. Basuki telah memasuki masa pensiun dan digantikan oleh dr. Moch. Badri, SpM sebagai Direktur RS Mata Undaan.



Tahun 1998

Rumah Sakit Mata Undaan mendapat setifikat AKREDITASI PENUH. Dengan demikian standar pelayanan yang dilaksanakan telah memenuhi standar rumah sakit bermutu.



Sampai tahun 2008

Menghadapi tantangan era globalisasi, RS Mata Undaan telah mampu melaksanakan pelayanan kesehatan mata tertier atau paripurna dengan membuka klinik subspesialisasi yang didukung oleh sebelas dokter spesialis mata yang berpengalaman dan ahli di bidangnya.

FISI MISI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT MATA UNDAAN

a) Visi

Menjadi pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan mata

b) Misi

a. Memberikan pelayanan kesehatan mata melebihi harap pasien dengan harga terjangkau

b. Membentuk SDM Rumah Sakit yang profesional, menguasai teknologi yang memedai, produktif, pembelajar, berintegritas, berkomitmen tinggi dan penuh dengan gagasan baru

c. Senantiasa melakukan penelitian guna meningkatkan dan mengembangkan pelayanan dan sumber daya organisasi

d. Turut berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan kesehatan mata

e. Membentuk Rumah Sakit yang ramah lingkungan

f. Peduli pada kesehatan mata masyarakat kurang mampu

c) Tujuan

1. Meraih kepercayaan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang profesional, berintegritas tinggi, efektif, efisien dan melebihi kepuasan pelangan

2. Memiliki SDM yang berkualitas

FASILITAS

Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang bermutu dan profesional RS Mata Undaan telah melakukan peremajaan baik fasilitas gedung, peralatan medis dan non medis serta peningkatan mutu SDM.

• Klinik Subspesialis dan penunjang diagnostik canggih. Berada di lantai 1 gedung baru dengan lobby dan ruang tunggu yang luas dan nyaman, dilengkapi apotik, optik dan mini cafetaria.

• Di lantai 2 terdapat ruang rawat inap Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III dengan ruang pemeriksaan paska operasi. Lantai 3 dipersiapkan untuk pengembangan ruang rawat sehari (One Day Care).

• Enam kamar operasi, masing-masing dengan mikroskop operasi, mesin phacoemulsifikasi dan CCTV serta ruang pemulihan, melayani tidak kurang dari 50 operasi besar dan kecil setiap hari.

• Ruang administrasi, perpustakaan dan manajemen terletak di lantai 2 dan ruang pertemuan di lantai 3 yang dilengkapi dengan CCTV dari kamar operasi untuk demo live surgery dan teaching.

• Pelayanan Poliklinik dengan 4 Slitlamp biomikroskop dan Automatic Refrakto Keratometri tetap menempati gedung lama. Berdekatan dengan ruang praktek dokter spesialis THT dan dokter spesialis jantung/penyakit dalam sebagai konsultan.

• Pelayanan 24 Jam dibuka untuk melayani keadaan darurat mata (UGD) tiap hari, sekalipun hari libur.



PELAYANAN MEDIS

Sebagai pusat rujukan di Indonesia Timur, RS Mata Undaan memberikan pelayanan pemeriksaan, penunjang diagnostik dan penanganan, baik medik, bedah, dan bedah laser. Tim dokter spesialis mata yang berpengalaman di bidangnya memberikan pelayanan kesehatan mata tingkat 3 (tertier) di bidang Katarak, Glaukoma, Kornea dan Penyakit Infeksi, Onkologi, Okulaplasti-Rekonstruksi, Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus, Vitreo Retina, Bedah Refraksi.



Katarak dan Fakoemulsifikasi

Operasi katarak tanpa jahitan dengan teknik fakoemulsifikasi terkini ("ozyl") sudah menjadi prosedur rutin. Sayatan yang diperlukan hanya 3 mm, dipasang lensa tanam (implant), tidak perlu suntikan anestesi, cukup dengan ditetesi saja. Waktu pemulihan cepat, tidak perlu rawat inap (One Day Care) dan hampir tidak ada pembatasan aktifitas penderita.

Tidak semua katarak bisa dikerjakan dengan fakoemulsifikasi, pada kasus tertentu bedah konvensional dengan sayatan kecil (SICS) dan ECCE masih dikerjakan. Tersedia juga fasilitas YAG Laser untuk mengatasi katarak sekunder.



Glaukoma

Penting! Deteksi dini glaukoma dapat mencegah kebutaan permanen. Pemeriksaan tekanan bolamata tanpa sentuh (Non Contact Tonometri), Goldmann Aplanasi, pemeriksaan syaraf optik dengan Optical Coherence Tomography (OCT) dan evaluasi lapang pandang dengan Automatic Humphrey Visual Field Analyser (HFA) dapat dilakukan setiap saat diperlukan. Alat ini juga membantu diagnosa dan analisa progresifitas penyakit pada kasus Neurooptalmologi. Bahkan tidak sedikit adanya tumor atau kelainan lain di otak dapat terdeteksi dengan alat ini.

Fasilitas bedah laser untuk pengobatan glaukoma juga tersedia Laser Trabekuloplasty, Laser Iridotomi, dan Laser Iridoplasty hanya dalam hitungan menit, tanpa pisau tanpa rasa apapun.



Onkologi, Okuloplasti dan Rekonstruksi

Bidang onkologi, rekonstruksi, dan okuloplasti mata juga menjadi bagian layanan RS Mata Undaan. Kelainan kelopak mata, gangguan saluran air mata untuk tujuan kosmetik maupun rekonstruksi karena kelainan bawaan, paska trauma atau penyakit tumor dan keganasan pada mata, mampu ditangani dengan baik.



Vitreo Retina

Pengobatan penyakit retina akibat komplikasi kencing manis, proses penuaan, bayi prematur, robekan atau lepasnya retina akibat myopia atau trauma dengan teknologi laser telah mampu dilakukan. Bedah Vitreo Retina dengan Endo Laser Photocoagulasi, bahkan penggunaan Photo Dynamic Theraphy (PDT) pada ARMD (Age Related Mocular Degeneration), Injeksi Anti VEGF Intravitreal sudah menjadi hal rutin yang banyak dikerjakan oleh tim bedah Vitreo Retina.

Untuk penunjang diagnostik yang lebih akurat Fundus Fluorescent Angiography (FFA) dengan teknologi imaging serta Optical Coherence Tomography (OCT) terbaru yang mampu mendeteksi kerusakan retina lapis demi lapis.



Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus

Memberikan pelayanan masalah mata pada anak-anak. Pemeriksaan Diagnostik dan penanganan strabismus (juling) pada anak-anak maupun dewasa dengan pembedahan atau non-bedah diberikan secara komprehensif.



Bedah Refraksi

Bekerjasama dengan beberapa dokter spesialis mata Surabaya, pada awal 2004 RS Mata Undaan mendirikan Surabaya Advance LASIK Centre (SALC). Dengan mesin Laser generasi terakhir Star S.4 dengan teknologi Wavefront dari VISX, mampu melakukan Conventional LASIK, Wavefront Guided LASIK (Custom Vue Lasik). Tissue Saving Lasik dan Custom Vue Surface Ablation (PRK).

Bedah refraksi lain; Refractive Lens Exchange (RLE); Phacic IOL juga menjadi bagian layanan bagi mereka penderita myopia, hypermetropia, dan astigmatism yang ingin bebas dari kaca mata atau lensa kontak.

TARIF RAWAT INAP RS.MATA UNDAAN

KELAS SUPER VIP Rp. 750.000,-

Fasilitas :

• 1 buah tempat tidur pasien (elektrik) dan 1 buah tempat tidur penunggu

• 1 set meja makan

• 1 unit sofa

• 1 unit TV berwarna

• 1 unit intercom

• 1 unit lemari TV

• 1 unit lemari

• 1 unit AC

• Kamar mandi / WC didalam

• Air Panas

• Kulkas



KELAS VIP Rp. 600.00,-

Fasilitas :

• 1 buah tempat tidur pasien (elektrik) dan 1 buah tempat tidur penunggu

• 1 unit sofa

• 1 unit TV berwarna

• 1 unit intercom

• 1 unit lemari TV

• 1 unit lemari

• 1 unit AC

• Kamar mandi / WC didalam

• Air Panas



KELAS I Rp. 500.000,-

Fasilitas :

• 1 buah tempat tidur pasien dan 1 buah sofa

• 1 unit TV berwarna

• 1 unit lemari

• 1 unit AC

• Kamar mandi / WC didalam

• Air panas



KELAS II Rp. 250.000,-

Fasilitas :

• 1 buah tempat tidur dan 1 buah kursi

• 1 Unit Lemari

• 1 Unit AC

• Kamar Mandi / WC didalam

KELAS III A / One Day Care ( ± 2 Jam ) Rp. 150.000,-

Fasilitas :

• 1 Buah Tempat Tidur Pasien

• 1 Unit Lemari

• 1 Unit AC

• Kamar Mandi / WC didalam



KELAS III Rp. 80.000,-

Fasilitas :

• 1 Buah Tempat Tidur Pasien

• 1 Lemari Kecil

• Kamar Mandi / WC diluar



PELAYANAN & TARIF RAWAT JALAN RS.MATA UNDAAN

Jenis Rawat Jalan Jam Peraktek Tarif

Poliklinik Senin - Kamis : 07.00 - 11.30 WIB Rp. 30.000,-

Senin - Kamis : 11.30 - 13.00 WIB Rp.50.000,-

Jum'at : 07.00 - 11.00 WIB Rp.30.000,-

Sabtu : 07.00 - 12.00 WIB Rp.30.000,-



VIP / RJK Senin - Kamis : 07.00 - 12.30 WIB Rp.125.000,-

Jum'at - Sabtu : 07.00 - 11.00 WIB Rp.125.000,-



IGD / Pasien Pribadi Senin - Kamis : 12.30 - 16.00 WIB Rp.115.000,-

Jum'at - Sabtu : 11.00 - 16.00 WIB Rp.115.000,-



Konsultasi Senin - Kamis : 07.00 - 12.30 WIB Rp.125.000,-

Jum'at - Sabtu : 07.00 - 11.00 WIB Rp.125.000,-



Pasien Khusus Senin - Sabtu : 16.00 - 20.00 WIB Rp.125.000,-



C. HASIL KEGIATAN STUDY BANDING

1. Diperoleh Protap bagaimana memutung bulu mata sebelum operasi

2. Diperoleh Protap perawatan

3. Diperoleh keterampilan menggunakan alat biometri

4. Diperoleh keterampilan menggunakan alat refaksi mata.

Protap-protaf terlampir





D. PENUTUP

Demekian laporan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat bermanfaat bagi semua.

LAPORAN KEGIATAN PEMANTAUAN PHBS PUSKESMAS AMUNTAI SELATAN TAHUN 2010



A. Pendahuluan

Sehat adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, sebab dengan kesehatan segalanya akan tampak indah tanpa kesehatan segalanya akan sia-sia. Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat umum, intitusi kesehatan dan sekolah.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang / keluarga atau suatu institusi dan masyarakat dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Dalam rangka penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka diperlukan suatu kegiatan yang menunjang perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Amuntai Selatan adalah Survey / Pementauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat.



B. Tujuan

Secara umum tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah diketahuinya indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang sudah terlaksana di masyarakat / sasaran survey. Selain itu terlaksana upaya promosi kesehatan/penyuluhan tentang PHBS tersebut.





C. Sasaran

1. Tatanan Rumah Tangga Tingkat Desa : Desa Keramat Kec.Amuntai Selatan

2. Tempat-Tempat Umum : Mesjid Al Mu’awwanah Desa Mamar dan Mesjid Rasyidiyah Desa Telaga Selaba Kec.Amuntai Selatan.

3. Tatanan Sekolah : SDN Telaga Selaba dan MTsN Amuntai Selatan Kec.Amuntai Selatan

4. Tempat Kerja :

- Kantor Pemerintahan Kec.Amuntai Selatan

- Kantor KUA Kec. Amuntai Selatan

- Kantor UPT Diknas Kec.Amuntai Selatan

- Kantor UPT Balai Penyuluhan Kec. Amt. Selatan

- Kantor BPR Kec.Amuntai Selatan

5. Institusi Kesehatan : Pustu Panyiuran dan Pustu Jumba Kec. Amuntai Selatan



D. Waktu Pelaksanaan



1. Survey PHBS Tatanan Sekolah : 10 dan 21 Januari 2010

2. Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga tingkat desa : 8 Pebrauari 2010

3. Survey PHBS Tempat-tempat Umum : 15, 16 8ebruari 2010

4. Survey PHBS Tempat Kerja : 8 - 12 Maret 2010

5. Survey PHBS Institusi Kesehatan : 15, 16 Maret 2010



E. Petugas

Petugas yang melaksanakan survey adalah petugas yang pernah dilatih pelaksanaan kegiatan Survey PHBS. Untuk Puskesmas Amuntai Selatan adalah :

1. Dina Mariani

2. Jamilah





F. Hasil Survey



1. Tatanan Rumah Tangga

Permasalahan yang muncul dari hasil pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di desa Keramat Kecamatan Amuntai Selatan adalah :

a. ASI Eksklusif : 38 %

b. Tidak Merokok : 52,38 %

c. Jamban Sehat : 67,14 %

d. Air Bersih : 73,33 %

e. Aktivitas fisik/olah raga : 79,05 %

f. Makan Buah dan sayur : 84,76 %

g. Cuci tangan pakai sabun : 93,81 %

h. Persalinan, Menimbang bayi , memberantas jentik :100 %



Klasifikasi PHBS tingkat rumah tangga terdiri dari :

a. Klasifikasi I : 9,05 %

b. Klasifikasi II : 44,8 %

c. Klasifikasi III : 39 %

d. Klasifikasi IV : 7,14 %



Klasifikasi PHBS tingkat desa berada pada klasifikasi desa I yaitu dari pemantauan 210 kk di desa keramat yang memenuhi ketentuan kriteria PHBS sebagian besar hanya memilih 4 – 6 dari 10 kriteria PHBS yang dilakukan pemantauannya atau , 25 % KK mencapai klasifikasi IV.



2. Tempat-tempat Umum

Dari 6 kriteria indikator PHBS yang dipantau Mesjid Al Mu’awwanah desa Mamar tidak didapati adanya tempat sampah, sedangkan Mesjid Rasyidiyah Desa Telaga Selaba memenuhi ke 6 kriteria tersebut.



3. Tatanan Sekolah

Dari kedua sekolah yang dilakukan Survey PHBS tidak ditemukan adanya kantin sekolah dan tidak melaksanakan kegiatan penimbangan setiap 6 bulan sekali. Untuk 8 indikator yang di survey hanya 6 indikator terpenuhi.



4. Tempat Kerja

Permasalahan yang ditemukan :

Kantor Kec. Amuntai Selatan tidak mempunyai kantin sendiri dan merokok ditempat kerja

Kantor KUA Tidak Mempunyai Jamban Sehat dan sarana air bersih dan kantin sendiri

Kantor UPT Diknas Kec.Amuntai Selatan tidak mempunyaikantin sendiri

Kantor UPT Balai Penyuluhan Pertanian Kec.Amuntai Selatan Tidak mempunyai jamban , tidak mempunyaikantin sendiri

Dari ke lima tempat kerja hanya kantor BPR kecamatan Amuntai Selatan yang memenuhi 8 indikator PHBS yang di pantau.



5. Institusi Kesehatan

Tidak ditemukan permasalahan pada ke dua institusi kesehatan yang dilakukan

pemantauan





I. Penutup



Demikian laporan kegiatan pemantauan dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Narkoba Menghancurkan Cita-cita Generasi Muda Indonesia

M.Yamani,SKM

a. Latar Belakang

Ditinjau dari sisi dan sudut mana pun penyalahgunaan Narkoba oleh Masyarakat terutama remaja akan berdampak negatif, baik dari segi keperibadian, keluarga, pergaulan dan lingkungan dalam hal ini masyarakat secara umum akan merasakan dampak akibat dari penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja. Di Indonesia sendiri berdasarkan dari data BNN tercatat hingga tahun 2010 sudah lebih dari 30jt masyarakat Indonesia menggunakan narkoba dan parahnya lagi 70% dari pengguna narkoba itu adalah para remaja.

Yang tidak kalah pentingnya tentang penyalahgunaan narkoba ini adalah bermunculannya penyakit-penyakit yang sangat berbahaya baik yang menyerang system saraf maupun organ tubuh kita. Dan salah satu penyakit yang muncul akibat dari penyalahgunaan narkoba yang hingga saat ini belum ada obatnya adalah HIV/AIDS, dimana dari data direktorat kesehatan jiwa masyarakat menyatakan bahwa 10% - 40% penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan jarum suntik bergantian positif mengidap penyakit HIV/AIDS.

Di Amuntai sendiri khususnya di Kecamatan Amuntai Selatan ada indikasi baik dari para orang tua maupun remaja terjadi penyalahgunaan narkoba dengan cara mengoplos atau mencampun minuman energi dengan alkohol maupun obat-obatan yang dalam bahasa kampong sering disebut molek. Hal ini dapat memabukkan atau membahayakan bagi kesehatan serta dapat menyebabkan kematian bagi yang menggunakannya.

Bertolak dari data yang ada maka kami dari tim promosi kesehatan puskesmas amuntai selatan berinisiatif untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba kepada para pelajar SLTP/MTs dan SLTA/MA sekecamatan amuntai selatan yang bekerja sama dengan polsek amuntai selatan untuk menyampaikan betapa bahayanya narkoba bagi mereka, baik dari segi kesehatan dan juga dari aspek hukum.



b. Tujuan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang narkoba baik bahayanya dari segi kesehatan maupun dari segi hukum sehingga pelajar dapat menyampaikan atau memberikan informasi baik kepada keluarganya, teman sebaya maupun lingkungan tempat tinggalnya tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

c. Hasil Kegiatan

Dari pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan di sekolah SLTP/MTs dan SLTA/MA sekecamatan amuntai selatan banyak pertanyaan-pertanyaan dari pelajar mulai dari asal usul narkoba, penggunaan atau peruntukan dari narkoba, proses narkoba hingga dapat menimbulkan kecanduan dan penyakit, rehabilitasi dari pecandu narkoba, tata cara pencegahan agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, masalah hukum bagi pengguna dan pengedar narkoba. Dan dari kesemuanya ini rata-rata dari pelajar berkomitmen untuk memberikan informasi tentang narkoba yang diperoleh dari hasil penyuluhan baik bagi keluarganya, teman sebaya dan lingkungan tempat tinggal mereka.

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REMAJA PUSKESMAS AMUNTAI SELATAN





A. Pendahuluan



Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10 s/d 19 th Namun jika pada usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Sebaliknya jika usia remaja sudah dilewati tapi masih tergantung pada orang tua maka ia masih digolongkan dalam kelompok remaja

Anak sekolah tingkat SLTP/SLTA memasuki usia remaja di mana pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual dengan permasalahan-permasalahan yang begitu komplek.

Oleh sebab itu masa remaja merupakan tahap penting dalam siklus kehidupan manusia. Dikatakan penting karena merupakan peralihan dari masa anak yang sangat tergantung kepada orang lain ke masa dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.

Di samping itu, masa ini juga mengandung resiko akibat suatu masa transisi yang selalu membawa cirri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingungan dan gejolak remaja seperti masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental ( selalu ingin mencoba)

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakan kegiatan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan tentang remaja dan permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan.





B. Tujuan

Secara umum tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kesehatan remaja.



C. Sasaran

Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah siswa-siswi MAN 3Amuntai Selatan, MTsN Amuntai Selatan, MTsS As-Salam Mamar, SMPN1Kota Raja, SMPN 3 Kayakah, SMPN 4 Simpang 4, MTsS Nurul Hidayah Kota Raja, MTsS Panyiuran, SMPN 2Banyu Hirang.



D. Tempat, Waktu Pelaksanaan dan Jumlah Peserta



1. MAN 3 Amuntai Selatan : 4 April 2011 : 25 siswa

2. MTsN Amuntai Selatan : 5 April 2011 : 40 siswa

3. MTsS As-Salam Mamar : 6 April 2011 : 20 siswa

4. SMPN 1Kota Raja : 9 April 2011 : 25 siswa

5. SMPN 3 Kayakah : 11 April 2011 : 36 siswa

6. SMPN 4 Simpang Empat : 12 April 2011 : 40 siswa

7. MTsS Nurul Hidayah Kota Raja : 18 April 2011 : 40 siswa

8. MTsS Panyiuran : 25 April 2011 : 25 siswa

9. SMPN 2 Banyu Hirang : 26 April 2011 : 33 siswa



E. Petugas

1. H.Mahyuliansyah, S.Kep

2. Muhammad Yamani, SKM

3. Noor Afyati Rahmi, SKM



F. Materi Penyuluhan

1. Remaja dan permasalahannya

2. Peran siswa dalam menanggulangi masalah kesehatan remaja

3. Puskesmas Peduli Remaja



G. Hasil

Siswa mengerti tentang remaja dan permasalahannya dan bersedia melakukan / berperan dalan upaya mengatasi permasalahan kesehatan remaja.





I. Penutup



Demikian laporan kegiatan penyuluhan dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Konseling dan Tekniknya



Konseling ?

Hampir sama dengan curhat

Bisa dilakukan antar orang yang sudah kenal

Bisa juga dengan orang yang baru kenal, tapi klien percaya pada konselor

Jenis masalahnya macam-macam

Ada cara/tekniknya menjadi konselor

Jadi, ada orang curhat / klien, ada masalah, dan ada yang dicurhati / konselor



Unsur-Unsur Dalam Konseling

Sebuah proses

Hubungan baik / sejajar antara klien dan konselor

Kegiatan yang bertujuan

Penggalian dan pemahaman masalah

Upaya pemberian bantuan dan dukungan pribadi

Bersama menyusun alternatif pemecahan masalah

Konseling seksualitas remaja : proses pemberian bantuan dari konselor kepada klien / pada sekelompok orang yang memiliki masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi sesuai dengan umur dan permasalahan, perkembangan fisik dan mental pada masa pubertas. Misal : masalah seputar pacaran, perilaku seks, KTD, dsb.







Permasalahan remaja ?

Pacaran, rebutan pacar

Narkoba

Menstruasi

“Body image”

Konflik dengan orang tua

Interaksi sosial

Hubungan seks, MBA

Pernikahan / kawin muda

Kerja

Pendidikan, dll



Siapa saja yang bisa jadi konselor ?

Pelajar, mahasiswa

Tua, muda

Orang kaya, orang miskin

Laki-laki, perempuan

Jadi siapa saja dan dari kalangan manapun, yang terpenting dia punya minat membantu orang lain serta sudah punya pengetahuan tentang teknik konseling



Dimana konseling dilakukan ?

Di rumah konselor

Di rumah klien

Di taman

Di puskesmas, dll

Intinya : klien merasa tenang, enak, kerahasiaan bisa terjamin, tidak ada gangguan

Setting ruangan seperti apa?

Ruangan bernuansa remaja

Duduknya tidak harus dibatasi dengan meja

Bisa berkelompok (dengan cara melingkar)

Duduk bersebelahan / sejajar dengan klien

Intinya : suasana santai, akrab, bersahabat, dan memberi rasa aman pada klien



Konselor seperti apa yang dibutuhkan remaja ?

 Memiliki pengetahuan, wawasan, dan keterampilan komunikasi yang baik

 Non diskriminatif

 Tidak bias jender

 Berpihak pada remaja

 Empati

 Non judgemental ---- tidak menilai / mengadili klien

 Bersedia membuka diri dan menerima orang lain serta mau mengembangkan diri (belajar dari orang lain)

 Tulus

 Bisa menjaga rahasia



Persyaratan seorang konselor

Memiliki pengetahuan tentang konseling secara benar

Punya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja

Punya minat untuk membantu orang lain

Sensitif terhadap perubahan dan kesulitan yang dialami remaja / orang lain

Terampil dalam berkomunikasi (verbal dan non verbal)

Mampu menjadi pendengar yang baik

Tidak merasa diri lebih tinggi

Terbuka ---- jujur

Tidak memasukkan nilai konselor --- tidak bias

Hambatan Yang Sering Dialami Konselor :

Pengetahuan dan keterampilan

Pandangan kolot

Usia dan pengalaman

Kebudayaan, bahasa, dan agama

Sifat-sifat pribadi



Komunikasi Non Verbal Yang Perlu Diperhatikan

Kontak mata

Sikap tubuh terbuka

Menghadapi klien dengan tulus

Intonasi dan vokalisasi

Gerakan tubuh dan postur tubuh



Jenis Komunikasi Yang Perlu dihindari

Menggurui/berkhotbah

Menghakimi/mencela

Memberi cap/penilaian pada orang pada remaja / klien

Mengalihkan percakapan

Memberi nasehat

Menganalisa dengan cara menggurui

Keterampilan mikro

Menghadapi klien dengan bertatap muka, boleh juga disebelahnya

Postur perlu terbuka, tangan tidak boleh bersedekap, kaki tidak boleh ditumpangkan

Membungkuk ke klien, wajah biasanya mendekat

Menatap mata klien, boleh mengalihkan pandangan kadang-kadang saja tetapi perhatian harus tetap pada klien

Santai



Cara efektif untuk menggali masalah lebih dalam :

Jangan membrondong klien dengan pertanyaan

Bertanyalah dengan tujuan tertentu

Bertanya dalam bentuk terbuka bukan memberikan pilihan jawaban

Fokus pada klien



KOMUNIKASI DALAM KONSELING

Kehangatan :

 56% nada suara

 37% bahasa tubuh

 7% kata-kata (berbicara)

 Empati

 Respek



Sumber : Materi Pelatihan Konseling RemajaTingkat Kab.Hulu Sungain Utara Tahun 2010

Kumpulan Fhoto-Fhoto Westlife






































kerenn abiss westlifee....biarpun sekarang tinggal ber4...hehehe^_^
i lovee westlifee.......

Sejarah Westlife

Minggu, 28 Agustus 2011

Yang pada ngefans berat dengan para personil westlife, niee kita kasi tau sejarah berdirinya westlife, dari awal terbentuk hingga sekarang ini.



SEJARAH TERBENTUKNYA WESTLIFE


Asal Mula
Cerita tentang Westlife, berawal pada tahun 1996 di Sligo, sebuah kota kecil di sebelah utara Irlandia. 3 orang remaja, Shane Filan, Kian Egan, dan Mark Feehily yang sering aktif dalam kegiatan teater di Ummerhill College. Ketiga orang remaja tersebut mendapat peran utama dalam sebuah drama Grease dan penampilan mereka itu menjadi batu loncatan yang besar. Pada suatu malam setelah pertunjukan, ketika mereka latihan vocal sambil bercanda, tiba-tiba Mary McDonagh mendekatinya dan berkata, ”Saya ingin kalian membentuk sebuah band”. Setelah itu mereka mulai membawakan lagu-lagu ”Take That”, sebuah band yang mega populer di pertengahan tahun 90-an. Ketika akan diberi nama, Mary memberikan sebuah nama yang sangat aneh yaitu ”6 As 1” ( Kian, Shane, Mark, Derek, Michael, dan Graham ). Awal tahun 1997, mereka berenam mulai tampil di teater-teater di Sligo dan banyak orang yang langsung nge-fans dengan boy band baru ini.

6 As 1 Menjadi IOU
Fans mereka di Sligo terus bertambah. Pada bulan Agustus 1997, 6 As 1 tampil dengan membawakan lagu-lagu dari Boyzone dan Backstreet Boys ( BSB ) di hadapan lebih dari 500 orang. Tapi, mereka mempunyai 1 keluhan yaitu tidak menyukai nama boy band-nya. Jadi mereka memutuskan untuk mengganti nama boy band mereka menjadi IOU. IOU kemudian merekam sebuah single yang berjudul ”To Get A Girl Forever”. Sebuah acara berita TV lokal menayangkan acara tersebut dan ternyata penampilan mereka itu menarik perhatian Louish Walsh, manager dari group band pop yang paling sukses di Eropa, Boyzone.

Tampil Bersama Backstreet Boys ( BSB)
Kesempatan untuk menjadi band pembuka konser BSB merupakan kejutan yang besar untuk IOU. Fans BSB sebanyak 9.500 orang ternyata puas dengan penampilan IOU. Sayangnya ada 1 masalah, walaupun IOU sudah bagus namun suara Shane, Kian, dan Mark tidak cocok dengan ketiga personil lainnya. Oleh karena itu, terpaksa dilakukan beberapa perunbahan.

Ganti Lagi Menjadi Westside
Setelah keputusan untuk memecah IOU, maka Shane, Kian, dan Mark tampil sebagai trio. Tapi ternyata masih ada yang yang kurang dari suara mereka bertiga. Mereka merasa perlu ada vocal tambahan agar suara mereka benar-benar harmonis. Maka diadakan audisi di Dublin, Irlandia untuk mencari personil keempat. Ratusan penyanyi muda yang antusias ikut dalam audisi tersebut, termasuk di antaranya Nicky Byrne dan Bryan McFadden. Nicky dan Bryan pun sebenarnya sudah lama berteman. Mereka berdua sering bermimpi menjadi anggota group dan sejak masih kanak-kanak. Mereka berharap keduanya bisa terpilih, tapi yang dicari hanya 1 orang. Namun keberuntungan tenyata memihak kepada mereka. Akhirnya Nicky dan Bryan pun menjadi personila IOU. Untuk memulai langkah yang baru, mereka mengganti nama boy band-nya untuk ketiga kalinya. Nama boy band mereka adalah Westside ( yang merupakan sebuah penghargaan terhadap Sligo, kampung halaman Shane, Kian,dan Mark di westside-nya Irlandia).

Akhirnya Menjadi Westlife
Kehidupan Shane, Kian, Mark, Bryan, dan Nicky sebagai Westside ternyata tidak berlangsung lama. Karena nama Westside sudah menjadi nama group band lain. Oleh karena itu, kelima cowok keren ini terpaksa mengganti nama boy band-nya untuk keempat kalinya. Kali ini mereka memilih nama Westlife. Pada bulan Juli 1998, Westlife mulai tampil keliling Inggris bersama Boyzone dan pada bulan Oktober, mereka menerima penghargaan dari majalah Smash Hits Award sebagai ”Best New Tour Act”. Pada tanggal 19 April 1999, single mereka yang berjudul ”Swear It Again” menjadi best seller. Dengan dirilisnya single kedua ”If I Let You Go”, Westlife berhasil menjadi boy band pertama yang kedua single-nya menduduki posisi puncak di tangga lagu Inggris. Tapi mereka tidak puas sampai di situ. Single ketiga, keempat, dan kelima juga berhasil duduk di peringkat pertama tangga lagu Inggris dan merupakan sebuah kesuksesan besar yang tidak pernah dirasakan group band mana pun di Inggris.

Dari 5 Personil Menjadi 4
Setelah sekitar 7 tahun bersama, akhirnya Bryan McFadden memutuskan untuk keluar dari Westlife. Keputusan ini sangat disayangkan oleh banyak pihak. Terutama rekan-rekan Westlife. Bryan memilih untuk menghabiskan sebagian besar waku bursama keluarganya. Ia juga memilih untuk berkarir sebagai penyanyi solo. Meskipun terasa begitu berat, namun Shane, Nicky, Kian, dan Mark dapat menerimanya jika itu yang terbaik. Sejak tanggal 9 Maret 2005, Bryan resmi meninggalkan dan bukan lagi merupakan personil Westlife.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...